China Resmi Kenakan Tarif 34 Persen untuk Impor AS sebagai Balasan Atas Kebijakan Trump

Trinita Adelia - Minggu, 06 Apr 2025 - 10:00 WIB
China Resmi Kenakan Tarif 34 Persen untuk Impor AS sebagai Balasan Atas Kebijakan Trump
Ilustrasi perang dagang AS dan China - freepik @brgfx
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Tarik-ulur hubungan dagang antara dua raksasa ekonomi dunia makin memanas.

Setelah China memutuskan menaikkan Tarif Impor terhadap produk asal Amerika Serikat sebesar 34 persen, sebagai respons langsung atas langkah Presiden AS Donald Trump yang lebih dulu memberlakukan bea impor serupa terhadap produk China.

Dampak Tarif Impor China Terhadap Produk AS di Pasar Global

Pemerintah China resmi menyatakan bahwa setiap barang yang diimpor dari Amerika Serikat akan terkena tambahan bea masuk sebesar 34 persen.

"Semua barang impor asal AS akan dikenakan tarif tambahan sebesar 34 persen atas tarif yang berlaku saat ini. Kebijakan bebas bea dan keringanan tarif yang berlaku saat ini tidak berubah, dan tarif tambahan ini tidak termasuk dalam keringanan," begitu pernyataan resmi yang muncul di situs Komite Tarif Dewan Negara China, Minggu (6/4/2025).

Kebijakan ini muncul setelah Presiden Trump menerapkan tarif universal 10 persen untuk hampir semua barang yang masuk ke negaranya.

Bahkan, Trump juga menetapkan bea yang lebih tinggi untuk negara-negara yang dianggap punya defisit perdagangan paling besar terhadap AS, termasuk China.

Di saat yang sama, Washington secara tegas memberlakukan tarif balasan sebesar 34 persen terhadap produk China.

Pemerintah China menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan Undang-Undang Tarif, Kepabeanan, dan Perdagangan Luar Negeri negara mereka, dan selaras dengan hukum internasional. Kebijakan tersebut akan mulai berlaku per 10 April 2025.

Pernyataan Resmi China Terhadap Kebijakan Perdagangan AS

Sikap China ini bukan sekadar langkah ekonomi, tapi juga pesan politik.

Dalam rilis resmi dari Kementerian Luar Negeri China pada Sabtu (5/4/2025), AS dinilai telah melanggar prinsip-prinsip keadilan perdagangan.

Mereka menyebut kebijakan tarif AS telah "melanggar hak dan kepentingan sah berbagai negara, melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), merusak sistem perdagangan multilateral berbasis aturan serta mengguncang stabilitas tatanan ekonomi global."

Pemerintah China juga menyampaikan penolakan keras terhadap penggunaan tarif sebagai alat tekanan sepihak.

"Pemerintah China dengan tegas mengecam dan menentang keras tindakan tersebut. Dengan menggunakan tarif sebagai senjata untuk memaksakan tekanan ekstrem dan mengejar kepentingan pribadi, AS menunjukkan perilaku unilateralisme, proteksionisme dan perundungan ekonomi," tulis pernyataan mereka.

Retorika 'America First' yang selama ini dibawa oleh Trump dianggap sebagai dalih untuk merombak sistem ekonomi dunia demi kepentingan sendiri.

"China adalah negara peradaban kuno yang menjunjung tinggi kesopanan dan aturan. Kami tidak mencari masalah, tetapi juga tidak takut menghadapinya. Tekanan dan ancaman bukanlah cara yang tepat dalam berinteraksi dengan China," bunyi pernyataan itu lagi.

Tindakan Ekonomi Tambahan China Terhadap Perusahaan dan Produk AS

Di luar tarif, China mengambil langkah lebih agresif dengan memasukkan 11 perusahaan asal AS ke dalam daftar 'entitas yang tidak dapat diandalkan', artinya perusahaan-perusahaan ini dilarang menjalankan aktivitas bisnis di China maupun dengan mitra lokal.

Di saat bersamaan, Kementerian Perdagangan China juga memperketat kontrol ekspor terhadap tujuh unsur tanah jarang yang penting dalam produksi kendaraan listrik dan mayoritasnya berasal dari China.

Tak berhenti di sana, sebanyak 27 perusahaan asal AS juga masuk ke dalam daftar yang akan menghadapi pembatasan perdagangan lanjutan.

Pemerintah China bahkan meluncurkan penyelidikan antimonopoli terhadap anak perusahaan asal Negeri Paman Sam.

Dari sisi pangan, Bea Cukai China juga menyetop impor ayam dan sorgum dari lima eksportir pertanian utama Amerika Serikat.

Data perdagangan terbaru mencatat bahwa China adalah eksportir terbesar kedua untuk AS setelah Meksiko dan menjadi pasar ekspor terbesar ketiga setelah Kanada dan Meksiko.

Nilai ekspor China ke AS mencapai US$426,9 miliar per tahun, sedangkan barang-barang AS seperti semikonduktor, bahan bakar fosil, dan produk pertanian masuk ke China dengan nilai total US$147,8 miliar.

Reaksi Trump dan Perkembangan Tarif Tambahan Sebelumnya

Menanggapi tindakan China, Trump menulis pernyataan panas di platform Truth Social pada Jumat (4/4/2025).

"China bermain dengan cara yang salah, mereka panik — satu-satunya hal yang tidak dapat mereka lakukan!"

Sebelumnya, pada awal April 2025, Trump telah menaikkan bea impor kendaraan produksi luar negeri sebesar 25 persen dan menerapkan tarif serupa untuk seluruh impor baja dan aluminium.

Pemerintahannya juga sudah mengenakan tarif tambahan 20 persen terhadap barang-barang dari China.

China juga tidak tinggal diam. Pada Februari hingga Maret lalu, pemerintah China sudah menetapkan tarif 15 persen untuk produk batu bara dan gas alam cair asal AS.

Tarif 10 persen juga diberlakukan untuk impor minyak mentah, alat berat pertanian, dan mobil bermesin besar.

Untuk produk agrikultur, Beijing memperberat beban masuk dengan menambahkan tarif hingga 15 persen terhadap ayam, daging babi, kedelai, dan sapi dari Amerika Serikat.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements