Perdagangan Indonesia-Amerika: Dampak Tarif Resiprokal Diprediksi Moderat

Trinita Adelia - Sabtu, 05 Apr 2025 - 14:00 WIB
Perdagangan Indonesia-Amerika: Dampak Tarif Resiprokal Diprediksi Moderat
Presiden AS, Donald Trump - Instagram @realdonaldtrump
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Langkah agresif Presiden AS Donald Trump yang kembali menaikkan Tarif Impor ke sejumlah negara, termasuk Indonesia, sempat bikin panas telinga banyak pelaku usaha di Tanah Air, tapi menurut pandangan Fadhil Hasan dari Indef, efeknya nggak separah yang dibayangkan.

Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) itu menyebut bahwa kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Trump hanya akan berdampak "cukup moderat" terhadap arus perdagangan dari Indonesia ke Amerika, apalagi jika dilihat dari perspektif kompetisi regional di Asia Tenggara yang sama-sama kena getahnya.

Dalam forum diskusi publik bertajuk “Waspada Genderang Perang Dagang” yang digelar di Jakarta pada Jumat (4/4/2025).

Fadhil memaparkan bahwa meskipun sejumlah komoditas ekspor seperti tekstil, garmen, alas kaki, dan kelapa sawit kemungkinan bakal kena pukul, posisi Indonesia tetap relatif aman karena negara pesaing seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand juga disasar oleh tarif serupa.

Produk ekspor utama Indonesia yang kena tarif dari Amerika

Bicara soal angka, kebijakan tarif dari Trump ini nggak main-main—Indonesia bahkan berada di urutan kedelapan dari total sekitar 60 negara yang masuk daftar kenaikan tarif Amerika, dengan lonjakan sebesar 32 persen yang cukup bikin deg-degan.

Kalau ditelisik lebih jauh, ada sekitar 10 jenis barang ekspor andalan Indonesia yang langsung terdampak dari kebijakan tarif resiprokal ini, yang mencakup produk padat karya seperti tekstil, alas kaki, hingga produk kelapa sawit yang selama ini cukup mendominasi pasar global.

Namun uniknya, Fadhil melihat ini dari sisi lain yang cukup masuk akal—karena semua negara kena pukulan yang sama, maka Indonesia nggak sendiri dalam situasi ini, dan efek kompetitifnya bisa diredam.

Kondisi ini membuat pukulan yang diterima Tanah Air tidak seberat negara-negara lain yang memiliki ketergantungan lebih besar terhadap pasar AS.

Posisi strategis perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat

Secara keseluruhan, Amerika Serikat saat ini masih jadi mitra dagang terbesar kedua Indonesia setelah China, dengan kontribusi sekitar 10,5 persen terhadap total ekspor nasional—angka ini menunjukkan betapa krusialnya hubungan ekonomi kedua negara.

Indonesia juga masih mencatat surplus perdagangan dengan Negeri Paman Sam sebesar 16,8 miliar dolar AS, yang artinya Indonesia lebih banyak mengekspor ke AS ketimbang impor.

Jadi kalau kebijakan tarif ini berlanjut, tetap ada ruang negosiasi atau manuver dagang dari pihak Indonesia supaya tidak sepenuhnya merugi.

“Kalau dari sisi perdagangan, dampak yang akan ditimbulkan oleh Kebijakan Trump ini reciprocal tariff, yang bagi perdagangan Indonesia bisa dikatakan mungkin moderat,” ujar Fadhil Hasan dalam diskusi tersebut.

Dari sisi pemerintahan AS sendiri, Trump berdalih bahwa tarif ini penting buat membalikkan keadaan ekonomi domestik, karena selama ini Amerika dianggap “dirugikan” oleh praktik perdagangan yang nggak adil, dan kebijakan tarif ini diharapkan mampu menciptakan lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements