Demo DPR 25 Agustus 2025 Berakhir Ricuh! Ini Kronologinya

Indah Maya Stefanie - Selasa, 26 Agt 2025 - 15:03 WIB
Demo DPR 25 Agustus 2025 Berakhir Ricuh! Ini Kronologinya
Demo DPR 25 Agustus berakhir ricuh - foto internet
Advertisements

NOTIS.CO.ID- Aksi besar pada Senin (25/8/2025) kembali menghiasi kota Jakarta, ketika ribuan orang berkumpul untuk menggelar demo di depan Gedung DPR/MPR RI yang terletak di Senayan.

Aksi demo yang awalnya dilakukan secara damai untuk menyampaikan keinginan dan harapan, akhirnya berubah menjadi kacau dan berkembang ke berbagai area sekitarnya.

Bentrokan antara demonstran dan aparat kepolisian mengakibatkan jalan protokol, jalur tol, serta layanan KRL terganggu. Kericuhan terus berlanjut hingga malam hari dan membuat kegiatan warga di Jakarta terhenti. Berdasarkan informasi yang di himpun oleh Notis.co.id berikut adalah kronologi demo 25 Agustus yang akhirnya berujung pada kekacauan 

Demo di Gedung DPR

Demo dimulai sekitar pukul 09.30 WIB, di mana massa mulai datang ke depan pintu gerbang DPR. Sampai pukul 11.00 WIB, jumlah peserta demo terus bertambah.

Para peserta aksi berasal dari berbagai latar belakang, seperti pengemudi ojek online, influencer, aktivis, pedagang, pelajar, hingga ibu-ibu rumah tangga.

Demo ini berbeda dari biasanya, karena tidak diorganisir oleh kelompok tertentu dan tidak menggunakan kendaraan komando.

Para peserta hanya berdemo dengan berteriak dan berbicara bergantian, menyampaikan rasa kecewa terhadap DPR.
Mereka khusus menyampaikan keluhan terkait besarnya tunjangan yang diterima para anggota DPR, serta buruknya sikap dan etika para wakil rakyat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sangat sulit.

Polisi sudah siap dengan perlengkapan lengkap. Jalan Gatot Subroto ditutup, hanya jalur TransJakarta yang diperbolehkan. Gerbang DPR diblokir dengan pagar beton, sementara pagar besi dibiarkan dengan lapisan oli agar tidak mudah dipanjat.

Aksi Demo Mulai Memanas

Pukul sekitar 11.45 WIB, ketegangan meningkat ketika aparat menghentikan sebagian peserta aksi di bawah flyover Jalan Gerbang Pemuda.

Peristiwa ini memicu kemarahan peserta aksi lain di depan Gedung DPR, sehingga mereka bersatu dan lebih berani menyampaikan protes.

Massa mulai melempar batu dan botol ke arah Gedung DPR. Sebuah mobil tahanan polisi yang membawa pelajar juga sempat diserang. Meski mobil itu berhasil lolos, situasi justru semakin memanas.

Kericuhan terjadi sekitar pukul 12.40 WIB ketika sejumlah pelajar berusaha melewati barikade polisi di persimpangan antara Kementerian Kehutanan dan Slipi. Polisi mengeluarkan water cannon dan gas air mata, namun massa tetap berupaya memperlawan.

Aksi Berlangsung Hingga ke Jalan Tol dan Rel KRL

Tidak bisa masuk ke dalam, massa kemudian bergerak ke akses jalan tol dalam kota dan jalur kereta api di sekitar Stasiun Palmerah. Kondisi ini membuat polisi semakin kesulitan mengendalikan keadaan. Akibatnya, jalur tol Letjend S Parman ditutup, sementara perjalanan kereta api KRL Tanah Abang-Rangkasbitung terganggu. Bahkan KAI Commuter terpaksa menutup Stasiun Palmerah dan Tanah Abang.

Saat mendekati sore hari, kerusuhan semakin meluas ke area Slipi, Pejompongan, hingga TVRI.
Massa melemparkan batu, kayu, dan botol, sementara petugas menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Beberapa titik api dari ban yang dibakar juga terlihat di sekitar lokasi.

Aksi Demo Ricuh Berlangsung Hingga Malam Hari

Kericuhan mencapai puncaknya sekitar pukul 19.00 WIB ketika massa memulai pembakaran Pos Polisi Petamburan yang berada di bawah flyover. Tenda pos polisi ditarik ke tengah jalan lalu akhirnya dibakar. Polisi kembali melemparkan gas air mata untuk mendorong massa ke arah Palmerah dan Jalan KS Tubun.

Akibat peristiwa ini, transportasi umum terganggu secara serius. Ribuan penumpang KRL terpaksa menunggu selama berjam-jam di Stasiun Tanah Abang. Banyak pekerja memanfaatkan waktu senggang dengan beristirahat sambil menantikan perjalanan kembali normal.

Aksi demo 25 Agustus 2025 di DPR yang awalnya damai berubah menjadi rusuh setelah suasana memanas sejak siang hari. Aksi tersebut tidak hanya menyebabkan kerusakan pada fasilitas, tetapi juga menghambat pergerakan ribuan warga Jakarta. Untuk mengendalikan kekacauan, lebih dari 1.200 personel gabungan dikerahkan. Jalan tol, jalur KRL, dan sejumlah fasilitas umum terganggu bahkan rusak.(*)

Advertisements
Share:
Editor: Indah Maya Stefanie
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements