Ini Alasan Kenapa Produk China Selalu Lebih Murah tapi Tetap Berkualitas

Trinita Adelia - Sabtu, 19 Apr 2025 - 10:00 WIB
Ini Alasan Kenapa Produk China Selalu Lebih Murah tapi Tetap Berkualitas
ilustrasi Made in China - freepik @user6702303
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Dulu sempat dipandang sebelah mata, barang buatan China kini justru jadi pilihan utama banyak pedagang karena kualitasnya terus meningkat, harganya tetap miring, dan produksinya super masif.

Barang-barang seperti elektronik, alat rumah tangga, tekstil, sampai produk kecantikan buatan China sekarang sudah takk bisa dianggap remeh lagi.

Di balik label "Made in China" ternyata ada banyak faktor yang bikin negara ini bisa mendominasi pasar global.

Alasan utama harga barang dari China lebih murah dibanding negara lain

Harga murah dari produk-produk China bukan cuma karena trik dagang atau efisiensi logistik, tapi juga dipengaruhi berbagai kebijakan strategis.

Mulai dari biaya tenaga kerja yang rendah, kapasitas produksi super besar, hingga subsidi pemerintah yang mendongkrak daya saing industri.

"Biaya produksi rendah ditambah dukungan penuh dari pemerintah bikin banyak negara akhirnya bergantung pada supply chain dari China," kata pakar ekonomi dari Asia Global Institute.

Upah buruh pabrik di sana jauh lebih rendah dibanding negara-negara barat atau bahkan beberapa negara Asia Tenggara.

Hal ini membuat banyak perusahaan global lebih pilih rakit produknya di China ketimbang di negara asalnya sendiri.

Selain itu, dengan kemampuan produksi yang masif, biaya per unit bisa ditekan habis-habisan.

Bukan hanya itu, pemerintah China juga turun tangan langsung lewat subsidi untuk berbagai sektor seperti otomotif, tekstil, elektronik, sampai fashion.

Dampaknya, produsen lokal bisa jual murah tanpa harus mikir rugi.

Peran volume produksi dan efisiensi logistik terhadap harga jual

Kapasitas produksi di China benar-benar gila-gilaan.

Tahun 2023, menurut data Safe Guard Global, China menyumbang lebih dari 31 persen produksi manufaktur dunia.

Itu artinya, hampir sepertiga barang-barang yang beredar di dunia, buatan China semua.

Nilai ekonominya juga tak main-main, nyaris US$5 triliun.

Dengan kapasitas sebesar itu, perusahaan-perusahaan di China bisa mengatur produksi dalam skala super besar.

Hal ini membuat pedagang dari luar negeri senang karena bisa dapet harga grosir yang jauh lebih rendah.

Dari sisi logistik juga, China punya pelabuhan dan infrastruktur kelas dunia.

Mulai dari jaringan kereta api cepat, pelabuhan laut, hingga sistem distribusi nasional yang super efisien.

Bahkan, program ambisius Belt and Road Initiative (BRI) sejak 2013 jadi bukti nyata betapa seriusnya China memperluas konektivitas internasional untuk mendukung ekspor.

Subsidi industri dan dukungan penuh pemerintah untuk manufaktur

Pemerintah China paham betul bahwa sektor manufaktur adalah tulang punggung ekonomi mereka.

Maka dari itu, subsidi besar-besaran dikucurkan ke banyak sektor strategis.

Tidak hanya untuk produksi saja, tapi juga untuk pengembangan SDM, penguatan teknologi, dan penetrasi pasar luar negeri.

Subsidi ini membantu perusahaan kecil dan menengah untuk bisa bersaing di level global.

Contohnya, banyak pabrik tekstil dan elektronik yang dapet kemudahan akses bahan baku, pinjaman lunak, hingga insentif pajak.

"Kalau negara lain harus mikir panjang buat ekspansi pabrik, di China justru didorong pemerintahnya," ujar analis ekonomi regional dari CNBC Asia.

Bahkan, di beberapa kota seperti Jiaxing, pemerintah menyediakan kawasan industri riset dan pengembangan yang terintegrasi.

Popularitas produk tiruan dan minimnya biaya riset pengembangan

Satu hal yang sudah lama jadi sorotan soal industri China adalah kemampuannya meniru produk terkenal.

Produk tiruan alias KW-nya memang sering jadi kontroversi, tapi dari sisi bisnis, ini bikin biaya produksi makin murah karena enggak perlu repot riset dan pengembangan.

Pabrik hanya tinggal meniru desain dan fitur, lalu produksi massal dengan biaya rendah.

Situasi ini membuat banyak produk tiruan dari China laku keras di pasar negara berkembang.

Konsumen pun tertarik karena bisa dapet barang mirip aslinya tapi dengan harga jauh lebih rendah.

Dalam jangka pendek, strategi ini memang efektif mendongkrak penjualan.

Tapi dalam jangka panjang, banyak produsen China juga mulai sadar pentingnya inovasi.

Maka sekarang mulai muncul brand lokal seperti Xiaomi, Shein, dan Haier yang berhasil bangun identitas sendiri di pasar global tanpa embel-embel KW.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements