NOTIS.CO.ID - Pemerintah Amerika Serikat kembali memperketat pengawasan terhadap masuknya produk elektronik asal China.
Kali ini, langkahnya jauh lebih ekstrem bukan sekadar melarang perangkat seperti chip atau alat komunikasi tertentu, melainkan memblokir seluruh laboratorium pengujian asal China yang selama ini jadi pintu masuk produk ke pasar AS.
Kebijakan ini resmi diterapkan lewat keputusan Federal Communications Commission (FCC), yang secara bulat disetujui dengan suara 4-0.
Dalam keputusan tersebut, FCC menghentikan pengakuan terhadap semua laboratorium pengujian asal China yang dianggap menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional.
Larangan FCC terhadap laboratorium pengujian elektronik China
Dalam sistem regulasi di AS, perangkat elektronik seperti smartphone, kamera pengawas, dan komputer hanya bisa masuk pasar setelah lolos uji dari FCC.
Tapi selama ini, sekitar 75% pengujian dilakukan di lab-lab yang berlokasi di China. Banyak di antaranya diketahui memiliki afiliasi dengan entitas yang tercantum dalam daftar hitam FCC.
Karena itu, laboratorium yang punya koneksi dengan Partai Komunis China, perusahaan milik negara, maupun institusi militer kini tak lagi diakui. Hal ini dianggap penting untuk memutus potensi celah keamanan dari perangkat asing yang masuk ke infrastruktur AS.
“Laboratorium-laboratorium ini menjadi pintu masuk ke infrastruktur telekomunikasi AS,” kata Ketua FCC Brendan Carr, dikutip dari Reuters, Sabtu (24/5/2025).
Carr menegaskan bahwa, “Tidak sulit membayangkan jika sebuah laboratorium yang tidak independen, bahkan dikendalikan oleh musuh asing, menyetujui perangkat yang tidak aman untuk digunakan di AS.”
Pemutusan akses sertifikasi produk China ke pasar AS
Langkah terbaru ini memperluas kebijakan tahun 2022, di mana FCC sebelumnya hanya melarang produk dari perusahaan seperti Huawei, ZTE, Hytera, Hikvision, dan Dahua. Saat itu, fokusnya masih pada produk akhir.
Namun kini, pemblokiran ditingkatkan hingga ke sistem sertifikasi dan proses uji yang terhubung dengan China.
Dengan kebijakan ini, perangkat apapun yang diuji oleh laboratorium yang punya koneksi dengan entitas China tidak akan mendapat pengakuan resmi FCC, terlepas dari kualitas produk tersebut.
Bukan hanya menghentikan pengakuan laboratorium tertentu, FCC juga membuka konsultasi publik untuk kemungkinan pelarangan total terhadap semua laboratorium dari China dan negara lain yang diklasifikasikan sebagai “musuh asing”.
Tak sampai di situ, FCC juga mengusulkan agar entitas dengan hubungan ke China atau negara musuh lainnya wajib melaporkan semua bentuk lisensi dan izin resmi dari FCC.
Transparansi ini diharapkan mampu mempersempit ruang gerak pihak-pihak yang berusaha menyusup lewat jalur teknologi.
Investigasi terhadap perusahaan raksasa China terus berlanjut
Pada Maret lalu, FCC mengumumkan bahwa mereka tengah menyelidiki sembilan perusahaan asal China, termasuk nama besar seperti Huawei, Hikvision, China Mobile, dan China Telecom.
Investigasi ini bertujuan untuk mengungkap apakah perusahaan-perusahaan tersebut sedang mencari celah guna menghindari sanksi atau larangan yang diberlakukan oleh otoritas AS.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa ketegangan teknologi antara AS dan China belum mereda. Justru makin menguat, seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap ancaman siber dan manipulasi data melalui perangkat yang beredar di pasar global.