Tarif Impor Turun, Prabowo Sepakati 50 Pesawat Boeing Amerika untuk Indonesia

Prabowo sepakati pembelian 50 Boeing dan pemangkasan tarif impor Amerika untuk dorong industri penerbangan Indonesia.
Trinita Adelia - Kamis, 17 Jul 2025 - 12:40 WIB
Tarif Impor Turun, Prabowo Sepakati 50 Pesawat Boeing Amerika untuk Indonesia
Prabowo Subianto - Instagram @prabowo
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Presiden Prabowo Subianto baru saja membawa kabar besar dari Washington.

Dalam sebuah pertemuan yang penuh strategi dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, tercapai kesepakatan dagang bernilai miliaran dolar.

Inti perjanjiannya adalah Indonesia akan membeli 50 unit pesawat Boeing sekaligus memperoleh pemangkasan Tarif Impor dari Amerika Serikat, sebuah langkah yang diyakini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat industri penerbangan nasional.

Indonesia Membeli 50 Pesawat Boeing 

Kesepakatan besar ini menjadi sorotan karena pemerintah Indonesia memutuskan mengalokasikan anggaran untuk membeli 50 unit pesawat produksi Boeing, termasuk tipe Boeing 777.

Keputusan ini lahir setelah serangkaian negosiasi alot yang disebut-sebut berlangsung dalam suasana diplomasi dagang yang intens. 

Prabowo secara terbuka menyampaikan bahwa pembelian pesawat baru ini bukan sekadar transaksi biasa. Ia menegaskan ada misi besar di baliknya, yaitu menyiapkan kembali armada penerbangan yang mumpuni agar bisa bersaing dengan maskapai global.

Dengan masuknya armada baru, layanan penerbangan Indonesia diharapkan kian efisien dan mampu membuka rute internasional lebih luas.

Pemangkasan Tarif Impor Membuka Peluang Ekspor Lebih Besar

Tak hanya soal pembelian pesawat, kesepakatan tersebut juga mencakup keputusan Amerika Serikat memangkas tarif impor resiprokal dari 32 persen menjadi 19 persen.

Angka itu cukup signifikan untuk memberikan ruang napas baru bagi pelaku industri ekspor dari Indonesia. Syaratnya, Amerika Serikat mendapatkan akses penuh untuk memasuki pasar Indonesia tanpa bea masuk.

Manuver dagang ini diharapkan menciptakan arus perdagangan dua arah yang lebih sehat. Pelaku usaha dalam negeri bisa lebih kompetitif di pasar global, sementara barang-barang Amerika Serikat juga bisa lebih mudah masuk ke Indonesia. 

“Kami sepakat untuk membawa hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat ke era baru yang saling menguntungkan bagi kedua negara kita yang besar,” katanya dikutip dari akun Instagram @prabowo, Rabu (16/7).

Komitmen Impor Energi dan Produk Pertanian dari Amerika Serikat

Bagian lain dari perjanjian ini adalah komitmen Indonesia untuk membeli barang energi senilai USD 15 miliar dari Amerika Serikat.

Selain itu, Indonesia juga akan mengimpor produk pertanian dari negeri Paman Sam senilai USD 4,5 miliar.

Kedua langkah tersebut dinilai mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus mempererat hubungan ekonomi bilateral.

Langkah diversifikasi impor ini menandakan bahwa Indonesia tidak hanya fokus pada satu sektor. Pemerintah mencoba menghadirkan keseimbangan antara sektor energi, pertanian, dan transportasi udara. 

Kebijakan impor energi dan produk pertanian ini pun dipandang sebagai strategi memperkuat cadangan logistik nasional. 

Garuda Indonesia Kembali Menjadi Simbol Kebanggaan Nasional

Sesampainya di Indonesia pada Rabu (16/7) sore, Prabowo mengungkapkan alasan mendasar di balik keputusan pembelian puluhan pesawat tersebut.

Ia menekankan bahwa Indonesia memang sedang membutuhkan armada baru untuk memperkuat Garuda Indonesia.

"Ya memang kita kan perlu untuk membesarkan Garuda, Garuda adalah kebanggaan kita. Garuda adalah flag carrier nasional, Garuda lahir dalam perang kemerdekaan kita," ujar Prabowo setibanya di Lanud Halim Perdanakusuma, dikutip dari kumparan Kamis (17/7).

"Jadi Garuda harus menjadi lambang Indonesia, kita bertekad, saya bertekad untuk membesarkan Garuda, dan untuk itu ya kita butuh pesawat-pesawat baru," sambungnya.

Menurut Prabowo, pesawat jenis Boeing memang memiliki kualitas yang baik. Meskipun demikian, Indonesia tidak menutup diri terhadap opsi lain karena tetap melakukan pembelian Airbus.

"Saya kira nggak ada masalah karena kita butuh, mereka ingin jual. Pesawat Boeing juga cukup bagus, kita juga tetap dari Airbus," tuturnya.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements