NOTIS.CO.ID - Setelah melalui perjalanan negosiasi panjang selama satu dekade, Indonesia akhirnya menandatangani perjanjian dagang bebas dengan Uni Eropa melalui skema Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Kesepakatan ini membuka jalan baru bagi peningkatan ekspor Indonesia ke pasar Eropa sekaligus memangkas beban tarif impor secara signifikan.
Momentum ini menjadi titik balik bersejarah dalam hubungan ekonomi Indonesia dan Eropa. Melalui kesepakatan ini, Indonesia mendapat peluang strategis untuk memperluas akses pasar global, khususnya di tengah dinamika ekonomi dunia yang kian tidak menentu.
Presiden Prabowo Subianto secara langsung mengumumkan pencapaian besar ini usai pertemuan dengan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen di Brussels, Belgia, pada Minggu (13/7).
Kesepakatan IEU-CEPA Beri Akses Tarif Hampir Nol Persen
Melansir dari kumparan, Presiden Prabowo, mengungkapkan kesepakatan ini menandai keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia setelah melalui proses perundingan yang alot dan panjang.
“Luar biasa, terobosan besar. Setelah 10 tahun negosiasi, hari ini kita tembus, breakthrough, semua titik-titik persoalan sudah kita selesaikan,” ujar Prabowo, dikutip Senin (14/7/2025).
Ia menambahkan bahwa sebagian besar hambatan tarif kini telah dihapuskan, memberi angin segar bagi sektor ekspor nasional.
“Hampir semua tarif kita sudah selesai, hampir semuanya 0 persen di antara kita,” lanjutnya.
Dengan dihapuskannya sebagian besar tarif impor oleh Uni Eropa, Indonesia kini dapat memasarkan lebih banyak produk ke pasar Eropa dengan biaya yang lebih efisien.
Uni Eropa Jadi Alternatif Pasar Strategis untuk Indonesia
Lebih dari sekadar perjanjian dagang, IEU-CEPA juga membuka akses pasar ke kawasan dengan total populasi lebih dari 460 juta jiwa dan produk domestik bruto (PDB) kolektif yang sangat besar.
Ini menjadikan Uni Eropa sebagai alternatif strategis di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global.
“Uni Eropa pasar yang sangat besar, jumlah penduduk 460 juta lebih, total GDP mereka sangat besar, perdagangan mereka juga sangat besar, jadi ini alhamdulillah suatu peristiwa bersejarah,” tutur Prabowo.
Kondisi dunia yang penuh ketidakpastian, mulai dari tensi geopolitik hingga krisis pasokan global, membuat diversifikasi pasar menjadi langkah penting.
“Kita dalam keadaan ketidakpastian dunia, sekarang kita punya alternatif-alternatif yang kuat,” tutup dia.
Perjanjian IEU-CEPA Dinilai Saling Menguntungkan
Penandatanganan IEU-CEPA tak hanya menguntungkan Indonesia, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi negara-negara anggota Uni Eropa.
Perjanjian ini memperkuat kerja sama ekonomi secara simbiotik, dengan memberi ruang bagi kedua belah pihak untuk mengakomodasi kepentingan masing-masing.
“Hari ini kita telah mencapai suatu breakthrough. Setelah 10 tahun negosiasi, kita telah menyepakati untuk memiliki Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), yang pada dasarnya adalah perjanjian perdagangan bebas. Kita telah mencapai banyak kesepakatan, di mana kita akan mengakomodasi kepentingan ekonomi masing-masing, dan kami merasa ini bersifat saling menguntungkan secara simbiotik,” ujar Prabowo.
Dengan disepakatinya IEU-CEPA, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk memperluas jejak perdagangan globalnya dan memperkuat fondasi ekonomi nasional ke depan.