NOTIS.CO.ID - Pasar saham utama Amerika Serikat kembali memancarkan sinyal positif pada awal pekan ini.
Kenaikan indeks Wall Street yang terjadi pada perdagangan Senin menunjukkan bahwa para investor semakin tenang menghadapi ancaman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump.
Di tengah ketidakpastian itu, pasar tetap stabil menjelang periode padat rilis data ekonomi dan dimulainya musim laporan keuangan kuartal II 2025.
Indeks Saham Wall Street Menguat
Kenaikan indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Composite menjadi sorotan utama.
Data dari Reuters memperlihatkan rata-rata Industri Dow Jones naik 88,14 poin atau 0,20 persen menjadi 44.459,65. S&P 500 bertambah 8,81 poin atau 0,14 persen ke level 6.268,56.
Sementara itu, Nasdaq Composite menguat 54,80 poin atau 0,27 persen menjadi 20.640,33. Angka tersebut membuat Nasdaq mencetak rekor tertinggi ketujuh sejak akhir Juni, sedangkan S&P 500 sudah membukukan lima rekor dalam rentang waktu yang sama.
Meski kabar tarif baru terus menghiasi pemberitaan, sentimen pasar tampak tetap kokoh.
Ancaman Tarif dari Trump Tidak Lagi dihiraukan Investor
Presiden Trump berencana memberlakukan tarif 30 persen pada sebagian besar produk impor dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus.
Ketegangan perdagangan sempat meningkat pada akhir pekan, tetapi Uni Eropa memilih memperpanjang jeda tindakan balasan hingga awal Agustus demi memberi ruang bagi negosiasi.
Pihak Gedung Putih pun menegaskan bahwa pembicaraan dengan Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko masih terus berjalan.
Volume perdagangan juga tetap tenang, hanya 15,43 miliar saham berpindah tangan, di bawah rata-rata 17,62 miliar dalam 20 hari terakhir.
Pasar bahkan terus menguat selama beberapa minggu terakhir meskipun taktik tarif terus dimainkan.
“Jika ada yang menahan pasar, itu adalah fakta bahwa kita telah mengalami pergerakan yang cukup baik sejak April,” kata Kepala Strategi Investasi & Riset di Glenmede, Jason Pride.
Investor Bersiap Hadapi Data Ekonomi
Dampak dari kebijakan yang dijalankan Trump mulai ditunggu, terutama karena laporan kondisi ekonomi terbaru akan dirilis dalam waktu dekat.
Musim laporan keuangan kuartal kedua pun resmi dibuka hari ini, di mana sejumlah bank investasi papan atas akan memaparkan kinerjanya.
Selain itu, data harga konsumen yang dijadwalkan keluar hari ini diantisipasi menunjukkan kenaikan inflasi pada bulan Juni.
Esok hari, laporan harga produsen dan impor juga akan memberikan gambaran baru mengenai tekanan dalam rantai pasokan.
Ekspektasi terhadap data-data ini turut membentuk sentimen pasar, sekaligus menjadi ujian bagi optimisme investor.
Sektor Energi Tertekan Sementara Saham Kripto Melonjak
Di tengah penguatan pasar, sektor energi justru mengalami tekanan. Harga minyak acuan Amerika Serikat turun 2,2 persen setelah Trump mengancam mengenakan pungutan pada pembeli ekspor Rusia.
Penurunan harga minyak membuat indeks energi melemah 1,2 persen, menjadi sektor dengan penurunan terbesar di antara 11 sektor S&P.
Meski demikian, sektor lain tetap berada di zona hijau. Layanan komunikasi memimpin dengan kenaikan 0,7 persen, didorong oleh performa Netflix yang bersiap merilis laporan pendapatan dan Warner Bros.
Discovery yang mencetak keberhasilan lewat film Superman terbaru yang sukses besar di box office.
Sementara itu, saham-saham kripto ikut menikmati momentum positif. Bitcoin berhasil menembus USD 120.000 untuk pertama kalinya, membuat Coinbase naik 1,8 persen dan MicroStrategy menguat 3,8 persen.
Manuver Merger Besar Memicu Penurunan Saham Waters Corp
Pergerakan menarik lainnya datang dari saham Waters Corp yang merosot tajam 13,8 persen.
Penurunan ini terjadi setelah perusahaan peralatan laboratorium tersebut setuju untuk bergabung dengan Becton, Dickinson and Company melalui Unit Biosains & Solusi Diagnostik dalam kesepakatan senilai USD 17,5 miliar.
Kabar merger besar ini menciptakan dinamika baru di pasar, sekaligus mempertegas betapa cepatnya lanskap bisnis dapat berubah.
Dengan naiknya indeks utama meski dibayangi ketidakpastian tarif, Pasar Saham Amerika Serikat membuktikan daya tahannya.