NOTIS.CO.ID - Peluncuran uji coba robotaxi Tesla di Texas justru terjadi saat aturan baru muncul dan kritik terhadap Elon Musk semakin tajam.
Di tengah konflik politik dan tekanan dari publik, uji coba ini menjadi babak penting dalam ambisi Tesla di dunia mobil otonom.
Tesla Uji Coba Robotaxi Saat Regulasi Baru Diberlakukan di Texas
Tesla resmi memulai uji coba terbatas taksi tanpa pengemudi atau robotaxi di Austin, Texas, pada Minggu (22/6).
Namun, langkah ini bertepatan dengan diberlakukannya regulasi baru yang mewajibkan perusahaan teknologi otonom untuk mengantongi izin dari pemerintah negara bagian sebelum beroperasi secara komersial.
Aturan tersebut diteken oleh Gubernur Texas, Greg Abbott, satu hari sebelum uji coba dilakukan. Regulasi ini akan mulai efektif pada 1 September 2025 dan menambah hambatan administratif bagi perusahaan seperti Tesla yang ingin meluncurkan layanan robotaxi secara luas.
Sebelumnya, Texas termasuk wilayah yang ramah bagi perusahaan kendaraan otonom. Mereka hanya perlu memenuhi syarat pendaftaran dan asuransi, tanpa izin tambahan dari negara bagian. Namun, kini pendekatannya berubah dengan alasan keselamatan publik.
Pemerintah beralasan bahwa kehadiran aturan baru ini penting untuk mengawasi sistem otonom yang dinilai masih belum sempurna.
Musk Kembali Disorot Setelah Berseteru dengan Trump
Ketegangan antara Elon Musk dan mantan Presiden AS Donald Trump mencuat sebelum uji coba robotaxi digelar.
Perseteruan tersebut terjadi usai Musk mundur dari jabatannya sebagai Kepala Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE), posisi strategis yang sempat dia pegang selama masa pemerintahan Trump.
Trump melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan penghematan besar-besaran yang dilakukan Musk selama menjabat. Sementara itu, Musk justru dianggap mendorong proyek pemerintah yang berpotensi menguntungkan kerajaan bisnisnya sendiri.
Mundurnya Musk dari jabatan tersebut tidak hanya memutus jalur dukungan politik, tetapi juga mengundang reaksi dari para investor.
Banyak pihak menilai ia terlalu fokus pada urusan pemerintahan dan melupakan tanggung jawabnya sebagai CEO Tesla, terutama saat perusahaan mengalami penurunan penjualan akibat aksi boikot.
Kini, Musk berusaha kembali mengarahkan fokusnya ke bisnis. Namun, dampak dari konflik politik dan isu integritas membuat peluncuran robotaxi Tesla berada di bawah sorotan tajam.
Protes dan Penolakan Mengiringi Peluncuran Robotaxi Tesla
Langkah Tesla memulai uji coba ini tidak lepas dari berbagai tantangan. Sejumlah organisasi independen turun ke jalan untuk menolak peluncuran robotaxi Tesla. Mereka menyoroti persoalan keselamatan dan menuntut transparansi lebih dari pihak perusahaan.
Kelompok anggota parlemen dari Partai Demokrat di Texas juga sempat mengimbau Tesla agar menunda peluncuran ini. Meskipun begitu, Musk tetap melanjutkan rencananya tanpa perubahan.
Uji coba dilakukan dalam skala terbatas. Tesla hanya mengoperasikan sekitar 10 kendaraan di kawasan South Congress, Austin, dan melibatkan sejumlah influencer untuk ikut serta dalam perjalanan serta mempromosikannya melalui media sosial.
Menurut laporan Reuters, “monitor keselamatan” disiapkan untuk duduk di kursi depan, meskipun belum diketahui seberapa besar kendali yang mereka miliki terhadap Robotaxi selama perjalanan.
Persaingan Ketat di Industri Robotaxi Masih Terus Berlanjut
Langkah Tesla memasuki pasar robotaxi ini bukan tanpa pesaing. Waymo, anak usaha Alphabet (induk Google), telah lebih dulu mencuri start di industri kendaraan otonom dan terus mengembangkan teknologinya selama bertahun-tahun sebelum akhirnya membuka layanan komersial.
Kini, dengan uji coba yang telah dimulai, Tesla tampaknya bertekad untuk menyusul ketertinggalannya. Namun, jalan yang harus dilalui tidak mudah. Selain regulasi ketat, opini publik dan kondisi politik juga menjadi rintangan bagi perusahaan milik Elon Musk ini.
Meski begitu, Elon Musk kembali mempertaruhkan reputasi dan pengaruhnya demi mendorong batas inovasi di tengah kontroversi yang tak kunjung usai.