NOTIS.CO.ID - Siapa sangka, Tesla Model S merah yang sempat menjadi sorotan saat pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Elon Musk di Gedung Putih beberapa bulan lalu, kini berujung dijual kembali.
Mobil listrik tersebut awalnya dianggap sebagai simbol dukungan Trump terhadap sang CEO Tesla, namun kondisi politik dan hubungan personal yang memburuk tampaknya membuat ceritanya berubah arah.
Kabar mengenai penjualan Tesla Model S ini pertama kali dilaporkan oleh Car And Driver, mengutip pernyataan dari seorang pejabat Gedung Putih.
Sejak pembelian mobil itu tiga bulan lalu, kendaraan senilai USD 80 ribu atau sekitar Rp 1,3 miliar ini hampir tidak pernah digunakan oleh Trump secara pribadi.
Dalam aturan resmi kenegaraan Amerika Serikat, presiden maupun wakil presiden memang dilarang mengemudi di jalan umum. Jadi, bisa dibilang Tesla tersebut lebih sering diam di garasi ketimbang beraksi di jalan.
Awalnya, banyak pihak menilai pembelian Tesla ini sebagai sinyal positif dan bentuk penghormatan dari Trump kepada Elon Musk. Bahkan, saat itu Trump disebut menyebut Musk sebagai “warga negara yang hebat”.
Namun situasi berubah drastis setelah hubungan keduanya mulai renggang, terutama akibat perbedaan pandangan dalam berbagai isu kebijakan.
Belakangan, Trump secara terbuka menyampaikan bahwa dirinya tidak berencana menjalin komunikasi lagi dengan Elon Musk.
Pernyataan ini menegaskan bahwa ketegangan antara keduanya tampaknya akan berlangsung cukup lama.
Kepada wartawan yang menemuinya sebelum naik ke pesawat Air Force One, Trump berkata, “Saya harap dia sukses dengan Tesla,” seperti dikutip dari Reuters, Senin (9/6/2025). Ucapan tersebut terdengar dingin, seolah menandai akhir dari hubungan baik mereka.
Sementara itu, Elon Musk juga tak tinggal diam. Meski tidak memberikan tanggapan langsung, Musk diketahui terus menyuarakan kritik terhadap kebijakan RUU Pajak dan Pengeluaran yang menjadi bagian penting dari agenda domestik Trump.
Lewat platform X, ia menanggapi unggahan netizen terkait isu tersebut, yang secara tidak langsung juga mempertegas posisinya dalam konflik ini.
Apa yang awalnya terlihat sebagai hubungan saling menghormati antar dua tokoh besar dunia bisnis dan politik, kini berubah menjadi tarik-ulur kepentingan yang semakin kentara.
Penjualan Tesla Model S milik Trump menjadi simbol nyata bahwa perseteruan ini tidak hanya terjadi di ruang publik, tetapi juga mencerminkan perubahan dalam sikap pribadi masing-masing.
Mobil Listrik yang semula menjadi lambang kolaborasi, kini justru jadi penanda keretakan hubungan dua figur besar ini. Bukan hanya tentang kendaraan, tapi juga tentang bagaimana ego, kekuasaan, dan ambisi pribadi membentuk arah relasi di tingkat tertinggi.