Trump Kirim Surat Tarif ke 12 Negara, Ada Ancaman 70 Persen

Trump kirim surat ke 12 negara berisi tarif baru ekspor ke AS, ancam naik hingga 70 persen jika tak disepakati.
Trinita Adelia - Minggu, 06 Jul 2025 - 14:30 WIB
Trump Kirim Surat Tarif ke 12 Negara, Ada Ancaman 70 Persen
Donald Trump - Instagram @realdonaldtrump
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat gebrakan dalam kebijakan perdagangan global.

Ia mengonfirmasi telah menandatangani surat yang akan dikirim ke 12 negara mitra dagang utama, yang berisi rincian tarif baru atas barang-barang ekspor mereka ke Amerika Serikat.

Dalam surat tersebut, Trump menawarkan pilihan yang keras dan langsung “terima atau tinggalkan”.

Surat-surat tersebut direncanakan sampai ke negara-negara tujuan pada Senin, 7 Juli 2025.

Dalam keterangannya kepada media di atas pesawat kepresidenan Air Force One saat menuju New Jersey, Trump tidak menyebutkan negara-negara mana saja yang dimaksud. Namun ia menyatakan daftar lengkapnya akan diumumkan secara publik pada hari yang sama.

Ultimatum Tarif Baru AS untuk Tekan Negosiasi Perdagangan

Trump sempat menyampaikan bahwa surat pertama rencananya dikirimkan pada Jumat, bertepatan dengan hari libur nasional AS. Namun jadwal itu diubah. Perubahan ini juga mencerminkan dinamika dalam perundingan tarif yang penuh tekanan.

Sejak April, Trump telah menetapkan tarif dasar sebesar 10% untuk sebagian besar negara, dengan potensi tambahan hingga 50% pada sektor-sektor tertentu.

Meski begitu, penerapan tarif tambahan itu ditangguhkan selama 90 hari sebagai waktu tenggang untuk negosiasi. Masa tenggang tersebut akan berakhir pada 9 Juli.

Namun, Trump memberi sinyal bahwa tarif bisa naik jauh lebih tinggi lagi, bahkan mencapai 70%, dan akan mulai berlaku pada 1 Agustus mendatang.

“Saya menandatangani beberapa surat dan akan dikirim pada Senin, mungkin dua belas,” kata Trump saat ditanya soal strategi terbarunya dalam isu tarif, seperti dikutip dari Reuters.

“Jumlah uang yang berbeda, jumlah tarif yang berbeda,” sambungnya.

Perubahan Strategi Trump di Tengah Mandeknya Perundingan

Awalnya, Trump dan para pejabat tinggi ekonominya berencana membuka dialog bilateral dengan sejumlah negara terkait tarif. Namun, harapan itu mulai memudar seiring berulangnya kebuntuan dalam negosiasi dengan mitra dagang utama seperti Jepang dan Uni Eropa.

Trump sendiri mengakui frustrasinya terhadap proses tersebut. Pada Jumat malam, ia mengatakan kepada wartawan, “Surat-surat itu lebih baik ... jauh lebih mudah untuk mengirim surat.”

Sayangnya, ia tidak memberikan penjelasan lebih jauh mengenai kemungkinan tercapainya perjanjian dagang yang lebih luas sebelum tenggat waktu 9 Juli.

Pendekatan baru ini juga menunjukkan betapa rumitnya menyusun kesepakatan dagang, terutama yang melibatkan hambatan non-tarif seperti pembatasan impor produk pertanian, serta proses negosiasi yang dipercepat. 

Inggris dan Vietnam Jadi Pengecualian dalam Ketegangan Tarif AS

Meski mayoritas negara menghadapi ketidakpastian soal kebijakan tarif AS, dua negara berhasil mencapai kesepakatan lebih awal.

Inggris, misalnya, telah menyepakati untuk mempertahankan tarif 10% dan menerima perlakuan khusus di sektor-sektor tertentu seperti otomotif dan industri pesawat terbang.

Sementara itu, Vietnam menjadi contoh lain dari hasil negosiasi yang berhasil. AS sepakat menurunkan tarif atas banyak produk Vietnam menjadi 20%, dari ancaman sebelumnya sebesar 46%.

Imbal baliknya, produk-produk asal AS akan diizinkan masuk ke pasar Vietnam tanpa bea masuk.

Situasi ini menjadi sinyal kuat bahwa Trump lebih memilih pendekatan sepihak dibandingkan proses perundingan multilateral yang kompleks dan panjang.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements