NOTIS.CO.ID - Pada perdagangan Selasa (25/3/2025), Nilai Tukar rupiah kembali mengalami pelemahan yang cukup tajam terhadap dolar Amerika Serikat.
Dibuka turun 42 poin atau setara 0,26 persen, rupiah kini berada di level Rp16.610 per dolar AS setelah sebelumnya berada di Rp16.568 per dolar.
Pelemahan ini semakin mengkhawatirkan, mengingat sejak beberapa tahun terakhir, rupiah terus tertekan tanpa tanda-tanda pemulihan yang signifikan.
Bank Indonesia dan Stabilitas Kurs Rupiah
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, menegaskan bahwa kestabilan kurs rupiah merupakan tanggung jawab utama Bank Indonesia sebagai otoritas moneter independen.
Menurutnya, "Saat ini, pemerintah tidak bisa mencampuri urusan moneter, termasuk penentuan suku bunga acuan (BI rate) yang sangat berpengaruh terhadap Kurs Rupiah." ungkapnya
Hal ini menandakan bahwa segala kebijakan terkait Nilai Tukar sepenuhnya berada di tangan bank sentral tanpa intervensi dari pemerintah.
Dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan moneter BI kerap menjadi sorotan karena dianggap kurang efektif dalam menahan laju depresiasi rupiah.
Bahkan, sejak Mei 2018 hingga sekarang, Nilai Tukar rupiah terus melemah dari kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga tembus di atas Rp16.500.
Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin rupiah akan menembus Rp17.000 per Dolar AS dalam waktu dekat.
Perry Warjiyo Dikritik Karena Gagal Kendalikan Rupiah
Anthony juga memberikan kritik tajam terhadap kepemimpinan Gubernur BI, Perry Warjiyo, yang dinilai gagal menjaga stabilitas rupiah.
Menurutnya, kegagalan ini seharusnya menjadi alasan kuat bagi Perry untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
"Perry harusnya malu dan mengundurkan diri saja. Apalagi di bawah kepemimpinannya ada kasus dugaan korupsi dana CSR. Jadi, buat apalagi bertahan? Saat ini, investor sulit percaya kredibilitas beliau," ungkapnya.
Selain itu, pemerintah dan pejabat ekonomi selama ini selalu mengklaim bahwa fundamental Ekonomi Indonesia masih dalam kondisi yang baik.
Namun, realita di pasar menunjukkan sebaliknya. Rupiah terus melemah tanpa ada tanda-tanda penguatan yang stabil.
Mungkinkah Kurs Rupiah Akan Terus Melemah
Banyak pihak kini mulai mempertanyakan apakah pelemahan rupiah ini hanya bersifat sementara atau akan terus berlanjut dalam jangka panjang.
Beberapa analis meyakini bahwa kombinasi dari ketidakpastian global, tekanan inflasi, dan kebijakan moneter yang kurang agresif membuat rupiah sulit untuk kembali stabil.
Dengan Dolar AS yang semakin perkasa di pasar global, Indonesia perlu langkah konkret untuk menjaga kepercayaan investor serta memastikan stabilitas kurs dalam negeri.