Melemahnya Daya Beli Kelas Menengah: Dampak dari Lapangan Kerja Sektor Informal Rendah

Trinita Adelia - Jumat, 28 Mar 2025 - 16:16 WIB
Melemahnya Daya Beli Kelas Menengah: Dampak dari Lapangan Kerja Sektor Informal Rendah
Ilustrasi bahan pokok - freepik @bearfotos
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Daya beli masyarakat terus menjadi sorotan, terutama menjelang Lebaran 2025, dimana penurunan semakin terasa di berbagai sektor ekonomi.

Fenomena ini sebenarnya bukan hal baru, melainkan telah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.

Menurut Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat-Universitas Indonesia (LPEM-UI), Teuku Riefky, kondisi ini sudah mulai terlihat sejak 2018.

Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Daya Beli Masyarakat

Menurut Riefky, faktor utama yang memicu penurunan daya beli adalah terbatasnya penciptaan lapangan kerja formal.

"Terkait dengan daya beli, ini tidak hanya terjadi pada Lebaran (tahun ini). Kami sebenarnya sudah melihat pola ini sejak 2018. Daya Beli Masyarakat kelas menengah banyak yang menurun karena pendapatan juga menurun. Kenapa pendapatannya menurun, ini terlihat dari penciptaan lapangan kerja formal yang jauh lebih sedikit dibanding informal," tutur Riefky dikutip dari inilah.com, Jumat (28/3/2025).

Sektor informal yang lebih dominan dalam menyediakan lapangan pekerjaan membuat banyak orang memiliki penghasilan yang tidak stabil.

Kondisi ini menyebabkan masyarakat lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka, sehingga perputaran ekonomi menjadi lebih lambat.

"Jadi kalau di sektor informal, job security rendah dan seterusnya. Ini bukan hanya fenomena Lebaran, tapi ini fenomena yang secara akumulatif sudah terjadi cukup lama," ungkapnya.

Langkah yang Perlu Diambil untuk Meningkatkan Daya Beli

Menghadapi tantangan ini, Riefky menekankan perlunya langkah konkret dari pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja yang lebih stabil.

Ia menjelaskan bahwa peningkatan daya beli harus diimbangi dengan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

"Tentu ini tidak bisa dilakukan secara cepat, tapi memang karena isunya cukup dalam, maka ini memang perlu reformasi yang lebih struktural," tandasnya.

Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter yang lebih inklusif juga harus diterapkan agar Daya Beli Masyarakat kembali meningkat.

Dengan adanya perbaikan dalam sistem ketenagakerjaan dan dorongan terhadap sektor usaha, stabilitas ekonomi diharapkan bisa lebih terjaga di masa mendatang.

Dampak Penurunan Daya Beli pada Perputaran Uang di Lebaran 2025

Salah satu dampak paling nyata dari penurunan daya beli masyarakat adalah berkurangnya perputaran uang selama perayaan Lebaran.

Tahun ini, Perputaran Uang diperkirakan turun sebesar Rp19,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Jika tahun lalu transaksi ekonomi saat Lebaran mencapai Rp157,3 triliun, maka tahun ini hanya diproyeksikan mencapai Rp137,9 triliun.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, menyebutkan bahwa berkurangnya jumlah pemudik menjadi salah satu faktor utama Penurunan Daya Beli.

"Ini membuat masyarakat yang sempat berlibur selama akhir tahun tidak lagi merencanakan liburan atau pulang kampung saat libur Idul Fitri," ujar Sarman, Selasa (18/3/2025).

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements