Ilmuwan Jepang Ramalkan Matahari Telan Bumi, Ini Penjelasannya

Trinita Adelia - Rabu, 14 Mei 2025 - 14:00 WIB
Ilmuwan Jepang Ramalkan Matahari Telan Bumi, Ini Penjelasannya
ilustrasi bumi (global warming) - freepik @rawpixel.com
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Pernah ngebayangin dunia ini berakhir bukan karena zombie, meteor, atau alien, tapi karena matahari sendiri?

Prediksi terbaru dari para ilmuwan Jepang soal Kiamat Matahari ini bikin bulu kuduk merinding, apalagi kalau tahu bahwa prosesnya sebenarnya sudah dimulai, walau pelan-pelan dan sangat panjang.

Prediksi Kiamat Matahari dari ilmuwan Jepang bikin gempar

Ilmuwan dari Universitas Toho di Jepang merilis sebuah prediksi ilmiah yang cukup bikin geleng-geleng kepala matahari bakal mengakhiri seluruh kehidupan di Bumi dalam waktu yang sangat lama ke depan, tepatnya sekitar tahun 1.000.002.021.

Tapi, sebelum itu, Bumi kemungkinan sudah lebih dulu jadi tempat yang tak layak huni lagi.

Penjelasannya cukup masuk akal secara astronomi. Ketika cadangan hidrogen matahari habis, bintang ini akan bertransformasi jadi Raksasa Merah fase di mana matahari bakal mengembang dan melahap planet-planet terdekat seperti Merkurius, Venus, bahkan Bumi.

Meskipun ini bakal terjadi sekitar lima miliar tahun lagi, para peneliti percaya bahwa Kehidupan Di Bumi sudah lebih dulu musnah jauh sebelum momen tragis itu tiba.

Faktor utamanya bukan hanya karena perubahan ukuran matahari, tapi kondisi lingkungan yang makin ekstrem.

Energi matahari bisa jadi penyebab musnahnya kehidupan sebelum Kiamat Matahari datang

Jauh sebelum matahari berubah jadi Raksasa Merah, sinarnya sendiri udah bisa jadi musuh alami bagi kehidupan.

Radiasi termal dari matahari, ditambah lontaran massa koronal dan semburan sinar gamma, bisa mengubah Bumi jadi oven raksasa yang nggak bisa dihuni lagi.

Fakta bahwa semburan matahari alias solar flare sudah pernah terjadi dan bisa mengganggu komunikasi radio, sistem navigasi, hingga satelit, jadi pengingat betapa bahayanya energi dari bintang pusat tata surya ini.

Dan itu baru permulaan, karena dalam jutaan tahun ke depan, intensitasnya bisa makin brutal.

Manusia bisa selamat dari Kiamat Matahari jika teknologi berkembang cepat

Biarpun skenarionya terdengar suram, bukan berarti harapan benar-benar pupus. Banyak ilmuwan percaya kalau umat manusia punya potensi buat bertahan dan menyebar ke luar angkasa.

Mars bahkan jadi kandidat kuat sebagai rumah kedua, meskipun butuh perjuangan besar untuk membuatnya layak huni.

Dengan teknologi yang terus berkembang, ada kemungkinan manusia bisa memanfaatkan eksplorasi antarbintang dan menciptakan koloni baru di planet-planet yang berada di zona layak huni di galaksi Bima Sakti.

Tapi tentu saja, semua itu hanya mungkin kalau masalah yang ada di depan mata sekarang bisa diatasi dulu.

Karena sebelum matahari mengembang, ada ancaman yang lebih nyata dan mendesak.

Perubahan Iklim adalah ancaman nyata sebelum kiamat matahari jadi kenyataan

Suhu global yang terus meningkat bisa jadi awal dari bencana besar yang jauh lebih dekat.

Menurut WHO, peningkatan suhu akibat emisi karbon dan deforestasi bisa menyebabkan sekitar 250.000 kematian tambahan per tahun mulai 2030.

Akibat penyakit yang diperparah oleh Perubahan Iklim seperti malaria, diare, dan heatstroke. Kondisi ini bisa memperparah kelaparan, kekeringan, dan krisis pangan global.

Kalau tak ada langkah serius buat mengurangi emisi dan menyelamatkan lingkungan, Kiamat Matahari yang katanya masih miliaran tahun lagi, justru bisa terasa lebih dekat karena kondisi bumi yang makin nggak bersahabat.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements