Samudra Atlantik Menunjukkan Tanda-Tanda 'Kiamat', Apa yang Terjadi?

Trinita Adelia - Sabtu, 29 Mar 2025 - 16:00 WIB
Samudra Atlantik Menunjukkan Tanda-Tanda 'Kiamat', Apa yang Terjadi?
Citra satelit GOES-16GeoColor disediakan oleh Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) menunjukan badai tropis ernesto di atas samudra atlantik, Senin 12 Agustus 2024 - National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)/noaa.gov
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Fenomena Perubahan Iklim kini semakin nyata dengan munculnya tanda-tanda pergeseran besar pada sistem arus laut di Samudera Atlantik.

Ilmuwan mengungkapkan bahwa Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) mengalami pelemahan yang signifikan, dan situasi ini terjadi lebih cepat dari prediksi sebelumnya.

Penemuan ini didasarkan pada model komputer serta analisis data dari masa lalu yang mengindikasikan perubahan mendadak yang belum pernah terjadi dalam lebih dari 10.000 tahun terakhir.

Dampak Pelemahan AMOC terhadap Iklim Global

Para peneliti menemukan bahwa AMOC memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan suhu di berbagai belahan dunia.

Sistem Arus Laut ini bertindak sebagai pengangkut panas, karbon, dan nutrisi dari daerah tropis ke kawasan Arktik, yang kemudian mengalami pendinginan dan tenggelam ke dasar laut.

Namun, proses alami ini kini terganggu akibat mencairnya gletser di Greenland serta lapisan es di Arktik yang lebih cepat dari perkiraan.

Fenomena ini menyebabkan aliran air tawar ke laut semakin meningkat, sehingga menghambat proses alami tenggelamnya air asin dari wilayah selatan.

Akibatnya, sirkulasi AMOC terus melemah sejak tahun 1950 dengan penurunan mencapai 15%.

Hal ini menandai kondisi terlemah dalam satu milenium terakhir, yang berpotensi membawa dampak serius bagi kestabilan iklim global.

Risiko yang Ditimbulkan dari Pelemahan AMOC

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perubahan drastis pada AMOC dapat memicu cuaca ekstrem di berbagai wilayah.

Salah satu dampak nyata adalah perubahan pola hujan dan kemarau di Amazon yang menjadi tidak menentu, menyebabkan gangguan ekosistem yang luas.

Di belahan bumi selatan, suhu cenderung meningkat lebih drastis, sementara Eropa berpotensi mengalami musim dingin yang lebih panjang dengan curah hujan yang semakin sedikit.

Para ilmuwan juga memperingatkan bahwa perubahan suhu permukaan laut akibat pelemahan AMOC dapat mencapai titik kritis antara tahun 2025 hingga 2095.

Namun, tidak semua pihak sepakat dengan prediksi ini. Kantor Meteorologi Inggris menyatakan bahwa kemungkinan terjadinya keruntuhan total AMOC pada abad ke-21 sangat kecil.

"Sangat tidak mungkin terjadi pada abad ke 21," tulis lembaga tersebut, dikutip Sabtu (29/3/2025).

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Krisis Iklim?

Menghadapi potensi ancaman besar akibat pelemahan AMOC, diperlukan langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak Perubahan Iklim.

Upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi prioritas utama, termasuk transisi ke energi terbarukan serta penghentian deforestasi yang mempercepat Pemanasan Global.

Selain itu, kebijakan mitigasi dan adaptasi harus diperkuat untuk mengantisipasi perubahan pola cuaca ekstrem yang dapat terjadi. 

Dengan semakin jelasnya bukti Perubahan Iklim yang terjadi, kini saatnya bertindak sebelum dampaknya semakin meluas.

AMOC yang melemah bukan sekadar fenomena alam biasa, tetapi bisa menjadi pemicu utama ketidakseimbangan iklim global yang sulit untuk dipulihkan.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements