NOTIS.CO.ID - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin hari semakin menunjukkan tajinya dalam dunia kerja, mulai dari kantor hingga pabrik.
Tak hanya membantu membuat laporan atau atur jadwal, AI sekarang bisa menggambar ilustrasi, bikin software, bahkan ambil alih kerjaan teknisi dan operator mesin di industri.
Kalau dulu cuma asisten digital, sekarang AI bisa jadi "rekan kerja" yang makin pintar dan serba bisa.
Tapi kecanggihan ini juga bikin banyak orang was-was, soalnya banyak profesi mulai digeser perlahan-lahan.
Agar tetap relevan dan tidak tergeser teknologi, penting untuk adaptasi dan cari tahu profesi apa yang tetap dibutuhkan di masa depan.
Ada beberapa pekerjaan yang menurut para pakar, termasuk Bill Gates, masih aman dari dominasi AI.
1. Profesi coder dan programmer
Meski sekarang banyak AI yang bisa ngoding, faktanya peran manusia dalam dunia pemrograman belum tergantikan sepenuhnya.
AI bisa bikin kode sederhana, tapi kalau sudah menyangkut proyek besar dan kompleks, tetap butuh otak manusia untuk solusi kreatif dan debugging yang tepat.
Menurut Bill Gates, "programmer manusia masih dibutuhkan di masa depan untuk memecahkan permasalahan yang lebih kompleks yang belum bisa dilakukan oleh si AI itu sendiri." dikutip dari india times, Senin (5/5/2025)
2. Ahli energi
Meskipun AI bisa membantu analisis data energi dan bikin model efisiensi, tetap saja tak semua bisa digantikan.
Di dunia nyata, sering ada kondisi darurat atau keputusan penting yang butuh intuisi dan pengalaman manusia.
Bill Gates mengatakan, "di industri energi, AI sangat sulit diandalkan untuk menggantikan posisi manusia, khususnya dalam pengambilan keputusan dan manajemen krisis."
Profesi ini tetap aman karena butuh manusia yang bisa berpikir strategis dan fleksibel dalam kondisi darurat.
3. Ahli biologi dan peneliti medis
Biarpun sekarang sudah ada robot medis dan alat otomatis di laboratorium, AI belum bisa saingin kemampuan manusia dalam riset dan penemuan ilmiah.
Kreativitas, naluri ilmiah, dan pemikiran kritis jadi modal utama para ahli biologi dan ilmuwan.
“Manusia memiliki kualitas yang sangat sulit ditiru oleh robot, khususnya dalam masalah intuisi dan pemikiran.” Kalimat ini mencerminkan kenapa profesi seperti biologis dan peneliti medis tetap dibutuhkan.
Di masa depan, profesi ini juga punya peran besar dalam riset pengobatan personalisasi, teknologi bioteknologi, dan vaksin baru.
4. Data scientist
Zaman sekarang, data jadi aset berharga buat bisnis dan pemerintahan.
Tapi data mentah saja tidak ada artinya tanpa orang yang bisa menganalisis dan mengolahnya.
Di sinilah peran data scientist dibutuhkan.
Mereka harus paham statistik, algoritma, dan cara kerja sistem data.
Dengan tools yang tepat, untuk bisa cari tahu tren pasar, prediksi perilaku konsumen, sampai bantu perusahaan bikin keputusan penting.
Semakin banyak sektor yang go digital, kebutuhan akan data scientist yang jago ngulik informasi dari data besar akan terus naik dan jadi salah satu karier yang paling prospektif.
5. AI dan machine learning specialist
AI sendiri butuh manusia untuk bisa berkembang.
Di balik setiap sistem AI, ada tim spesialis yang mengatur, melatih, dan memperbaiki algoritma.
Mereka bukan cuma mengerti teknis, tapi juga paham konteks industri agar hasil kerja AI relevan.
Jadi jelas, meskipun AI makin pintar, tetap butuh manusia yang mengerti cara mengendalikannya.
6. Cybersecurity specialist
Data pribadi, sistem keuangan, sampai rahasia bisnis semuanya rentan diretas kalau tidak dijaga dengan sistem keamanan yang kuat.
Inilah kenapa profesi cybersecurity specialist makin vital di masa depan.
Mereka bertugas mendeteksi celah, memperkuat sistem keamanan, dan bereaksi cepat kalau ada serangan siber.
Dan pekerjaan ini tidak bisa 100% diserahkan ke AI, karena butuh intuisi dan pemahaman terhadap pola serangan yang berubah-ubah.
7. Dokter, perawat, dan layanan telemedicine
Robot mungkin bisa bantu operasi dan AI bisa memberi rekomendasi diagnosis, tapi tetap saja tidak bisa gantiin sentuhan manusia di bidang kesehatan.
Empati, komunikasi, dan pengambilan keputusan klinis tetap butuh kehadiran manusia.
Selain itu, perkembangan layanan telemedicine yang makin marak juga tetap butuh dokter dan tenaga medis asli buat konsultasi dan pengawasan.
Mereka juga penting dalam edukasi kesehatan masyarakat dan pengambilan kebijakan medis.