NOTIS.CO.ID - Donald Trump kembali bikin gaduh dunia maya setelah mengunggah gambar buatan AI yang memperlihatkan dirinya mengenakan jubah dan mahkota Paus.
Unggahan itu muncul tak lama setelah ia menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Italia, dan diunggah langsung ke Truth Social, platform miliknya sendiri.
Di momen itu juga, Trump sempat bercanda ke wartawan soal keinginannya jadi Paus, dengan berkata, "Saya ingin menjadi Paus, itu akan menjadi pilihan nomor satu saya"
Bagi sebagian orang, unggahan itu mungkin dianggap lelucon biasa dari Presiden AS yang suka sensasi.
Tapi untuk komunitas Katolik, ini jelas melewati batas.
Bukan hanya karena gambar tersebut muncul saat masa duka, tapi juga karena konteks religiusnya sangat sakral.
Reaksi Konferensi Katolik AS terhadap gambar AI Trump yang bikin gaduh
Tak butuh waktu lama sampai Konferensi Katolik Negara Bagian New York bereaksi keras terhadap unggahan Trump.
Organisasi yang mewakili para uskup di wilayah itu menyampaikan pernyataan resmi penuh kekecewaan. Lewat pernyataan yang dikutip oleh CNBC International, mereka menegaskan bahwa gambar tersebut sama sekali tidak lucu.
"Kami baru saja menguburkan Paus Fransiskus terkasih kami dan para kardinal memasuki konklaf khidmat memilih penerus barus Santo Petrus," kata mereka.
"Jangan mengejek kami."
Untuk komunitas Katolik, proses pemilihan Paus bukan hanyatradisi agama, tapi simbol kontinuitas spiritual yang dihormati jutaan orang di seluruh dunia.
Jadi saat proses suci itu dijadikan bahan lelucon, apalagi oleh sosok politik yang dikenal penuh kontroversi, tak heran kemarahan muncul.
Tokoh politik dan Gedung Putih angkat bicara soal kontroversi AI ini
Michael Steele, mantan Ketua Komite Nasional Partai Republik yang juga dikenal sebagai pengkritik vokal Trump, langsung memberi komentar tajam soal unggahan tersebut.
Ia menyebut aksi itu sebagai bukti bahwa Trump “tidak layak” dan tidak memahami keseriusan situasi.
Dari pihak Gedung Putih, Sekretaris Pers Karonline Leavitt ditanya soal sikap resmi pemerintah terhadap gambar AI Trump itu.
Memberi pembelaan "Presiden Trump terbang ke Italia dan menghadiri pemakaman dan telah menjadi pejuang setia bagi umat Katolik dan kebebasan beragama," katanya, dikutip dari Associated Press.