NOTIS.CO.ID - Situasi TikTok di Amerika Serikat kembali membuat banyak orang penasaran sekaligus waswas.
Presiden AS Donald Trump kembali menunda penerapan aturan yang akan menentukan apakah TikTok bisa terus beroperasi atau harus angkat kaki dari pasar Amerika.
Penundaan terbaru ini memberi sinyal bahwa negosiasi antara Bytedance dan pihak lokal AS belum menemukan titik terang, sementara keputusan akhir kini dijadwalkan hingga 17 September 2025.
Di balik layar, muncul kabar mengejutkan. Salah satu calon investor besar mendadak memutuskan mundur dari konsorsium yang semula digadangâgadang mampu menyelamatkan TikTok.
Tak hanya itu, isu seputar pengelolaan data pengguna TikTok di Amerika juga terus menjadi sorotan. Pemerintah AS di era Joe Biden sebelumnya sudah menandatangani aturan yang memaksa ByteDance melepas operasi TikTok di AS.
Jika aturan itu tak dipatuhi, ancaman pemblokiran permanen sudah menunggu di depan mata.
Negosiasi Penyerahan Operasional TikTok ke Pihak Lokal Amerika Serikat
Negosiasi yang berjalan berbulanâbulan antara ByteDance dengan pemerintah AS ternyata tak sesederhana yang dibayangkan.
Pemerintah menuntut agar operasional TikTok di Amerika dikuasai oleh entitas lokal. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa konsorsium investor dari Amerika bakal memegang 80 persen saham, sementara sisanya tetap dipegang oleh ByteDance.
Proses tersebut terus mengalami pasang surut. Trump, yang kini kembali memimpin, sudah tiga kali memperpanjang tenggat waktu untuk mencapai kesepakatan final.
Di satu sisi, Amerika Serikat ingin memastikan data pengguna tidak jatuh ke tangan pemerintah China. Di sisi lain, ByteDance tentu berupaya mempertahankan kontrol strategis atas salah satu bisnis globalnya yang paling bernilai.
Calon Investor Raksasa yang Memutuskan Mundur dari Konsorsium
Di tengah negosiasi yang berjalan alot, laporan Reuters mengungkapkan satu kabar yang mengejutkan banyak pihak.
Blackstone, salah satu raksasa ekuitas swasta dunia, memilih mundur dari rencana investasi di TikTok AS. Padahal, sebelumnya Blackstone disebut bakal mengambil saham minoritas dalam bisnis TikTok Amerika.
Apakah ini karena ketidakpastian regulasi atau ada alasan strategis lain yang belum terungkap?
Konsorsium tersebut saat ini masih dipimpin oleh Susquehanna International Group dan General Atlantic.
Kedua perusahaan ini sudah lama tercatat sebagai investor Bytedance. Namun, hilangnya satu nama besar seperti Blackstone tentu menjadi pukulan tersendiri bagi strategi pengambilalihan.
Kekhawatiran Data Pengguna TikTok yang Membayangi Negosiasi
Isu privasi dan keamanan data menjadi dasar utama tekanan pemerintah Amerika terhadap ByteDance.
Pemerintahan sebelumnya bahkan sudah mengesahkan regulasi yang memaksa divestasi atau TikTok akan dilarang sepenuhnya di pasar AS.
Pemerintah menilai data jutaan pengguna TikTok di Amerika bisa saja diakses oleh pemerintah China. Hal ini memicu gelombang politik dan ekonomi yang kompleks.
Setiap penundaan tenggat waktu juga memperkuat asumsi bahwa pembahasan masih sangat rumit. Trump, yang kini memimpin kembali, sepertinya memilih membuka ruang negosiasi lebih lama daripada mengambil keputusan ekstrem yang berisiko besar.