NOTIS.CO.ID - NVIDIA, perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, lagi-lagi tersandung masalah serius karena ketegangan geopolitik yang semakin memanas antara AS dan China.
Setelah sempat bernapas lega di era pemerintahan Joe Biden dengan celah regulasi yang memungkinkan penjualan chip versi khusus ke pasar China, kini perusahaan bentukan Jensen Huang ini harus siap menerima hantaman baru.
Pemerintahan Donald Trump kembali memberlakukan aturan ekspor super ketat untuk produk semikonduktor, termasuk untuk chip H20 buatan Nvidia yang tadinya dianggap cukup "aman" karena spesifik untuk pasar Tiongkok.
Yang bikin situasi makin runyam, kebijakan terbaru ini datang di saat NVIDIA lagi kena tekanan besar dari pasar modal.
Sepanjang tahun 2025 saja, harga saham NVIDIA sudah longsor 19,30 persen, jadi potret nyata bagaimana sentimen investor makin negatif sejak muncul kabar pemblokiran penjualan chip ke China.
Huawei ambil peluang dari larangan chip NVIDIA di China
Saat Nvidia mulai tergelincir karena dibatasi pemerintahnya sendiri, Huawei justru melihat celah yang lebar buat masuk dan ambil alih.
Huawei sedang menyiapkan peluncuran chip mereka sendiri buat mengisi kekosongan pasar chip AI yang ditinggalkan NVIDIA.
Dengan permintaan AI model murah seperti DeepSeek yang terus naik, Huawei punya motivasi besar untuk jadi pemain utama.
CEO NVIDIA, Jensen Huang, ternyata sangat khawatir dengan pergerakan Huawei.
Kekhawatiran itu bahkan dibawa langsung ke meja Komite Urusan Luar Negeri DPR AS dalam rapat tertutup belum lama ini.
Menurut sumber dari staf komite senior, Huang membicarakan kekhawatirannya soal kemampuan AI Huawei yang makin berkembang pesat dan potensi chip mereka dilatih untuk model-model besar seperti R1 DeepSeek atau sistem open-source lainnya dari China.
"Jika model R1 DeepSeek dilatih dengan [chip Huawei] atau model AI masa depan sistem terbuka dari China dilatih dengan chip Huawei, hal ini akan menimbulkan risiko permintaan pasar global yang meningkat terhadap chip Huawei," kata sumber tersebut, dikutip dari Reuters, Sabtu (3/5/2025).
Situasi ini membuat posisi AS sebagai pemimpin teknologi global semakin rentan.
Komitmen NVIDIA dan dampak strategis kebijakan ekspor AS
Meski posisinya sedang tidak menguntungkan, Nvidia tetap berusaha menjaga relasi baik dengan pemerintah AS.
Dalam pertemuan bersama Komite Luar Negeri, juru bicara NVIDIA, John Rizzo, menyatakan bahwa diskusi Jensen Huang fokus pada pentingnya menjadikan strategi AI sebagai bagian dari infrastruktur nasional Amerika.
"[Huang] menegaskan dukungan penuh NVIDIA untuk upaya pemerintah dalam mempromosikan teknologi AS," kata Rizzo, dikutip dari Reuters, Sabtu (3/5/2025).
Selama ini, NVIDIA memang menjadi tulang punggung bagi pengembangan AI global.
Chip-chip seperti H100 dan H20 jadi andalan banyak startup dan perusahaan teknologi untuk melatih chatbot, image generator, dan sistem AI canggih lainnya.
Tapi sejak era Trump pertama, kontrol ekspor chip AI mulai diperketat, terutama untuk menghambat pertumbuhan AI di China.
Di bawah pemerintahan Biden, pembatasan masih berlanjut, tapi fokus hanya pada chip high-end.
NVIDIA pun sempat akali aturan itu dengan membuat chip yang lebih lemah untuk pasar China, seperti H20.
Sayangnya, celah itu kini ditutup lagi oleh Trump.
Bahkan chip H20 pun diminta buat stop dijual ke China.