NOTIS.CO.ID - Pemberlakuan Tarif Impor nol persen untuk produk asal Amerika Serikat memunculkan euforia sekaligus tanda tanya besar.
Dari satu sisi, kebijakan ini dipandang mampu menghadirkan harga gawai dan perangkat teknologi yang lebih terjangkau.
Namun di sisi lain, langkah tersebut membuka peluang Indonesia menjadi target tuntutan negara lain yang merasa perlu mendapatkan perlakuan serupa.
Dampak Tarif Nol Persen Bagi Pasar Indonesia
Kebijakan yang baru disepakati ini dianggap seperti dua sisi mata uang. Di balik potensi penurunan harga barang impor asal Amerika, muncul potensi risiko yang bisa merugikan perekonomian jangka panjang.
Melansir dari inilah.com, pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, mengingatkan bahwa langkah ini dapat memicu negara lain mengajukan tuntutan serupa.
"Setidaknya, mereka juga meminta penurunan antara 1 hingga 3 persen," ujar Rezasyah, dikutip Minggu (20/7/2025).
Jika tekanan dari negara lain muncul, Indonesia berada dalam posisi sulit. Pemerintah bisa dinilai tidak netral karena memprioritaskan satu negara dibanding komitmen perdagangan dengan pihak lain.
"Jika RI tidak hati-hati, dapat mereka anggap sebagai memprioritaskan AS, dan RI berpotensi mengabaikan berbagai kesepakatan Internasional yang telah RI buat secara bilateral, regional, dan global," ucap dia.
Harga Perangkat Teknologi diprediksi Turun
Rezasyah menegaskan bahwa kebijakan ini mampu menghadirkan peluang baru terutama di sektor teknologi.
Produk teknologi tinggi dari Amerika yang banyak digunakan di pendidikan, industri, dan perniagaan, diperkirakan bakal lebih terjangkau.
"Diperkirakan produk teknologi tinggi asal AS, seperti perangkat komputer yang lazim digunakan di sektor pendidikan, industri, dan perniagaan, dapat turun harga secara signifikan," jelas Rezasyah.
Penurunan harga tersebut diyakini akan memudahkan pelaku usaha dan lembaga pendidikan mendapatkan perangkat lebih mutakhir dengan biaya lebih hemat.
Jika kondisi ini terwujud, bisa jadi ada lonjakan produktivitas dan inovasi di berbagai bidang yang memanfaatkan teknologi.
Pernyataan Pemerintah Tentang Produk Amerika Serikat
Kesepakatan tarif nol persen merupakan hasil pembicaraan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden AS Donald Trump.
Wakil Menteri Luar Negeri, Arif Havas Oegroseno, memberi penjelasan bahwa masyarakat tidak perlu merasa khawatir berlebihan.
Ia menekankan bahwa kebijakan ini tidak langsung berpengaruh terhadap kebutuhan pokok sehari-hari.
"Asesmennya itu harus detail, karena kita bicara mengenai angka perdagangan dengan produk yang seperti apa, gitu. Makanya tadi saya berkali-kali tanya, produk yang kita pakai sehari-hari yang made in USA itu ada nggak? Kan nggak ada. Kebutuhan sehari-hari Indonesia apa sih? Sembako antara lain, ikan asin Amerika nggak produksi, kita kan justru ekspor ikan ke sana," kata Havas.