China Bangun Kill Web Canggih, Militer AS Terancam Lumpuh Seketika

China bangun sistem senjata pintar berbasis AI, satelit, dan rudal yang ancam dominasi militer Amerika Serikat.
Trinita Adelia - Jumat, 04 Jul 2025 - 14:07 WIB
China Bangun Kill Web Canggih, Militer AS Terancam Lumpuh Seketika
Bendera China - freepik @DC Studio
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Amerika Serikat kini menghadapi tantangan besar dari kemajuan teknologi militer China.

Dengan sistem persenjataan yang semakin terintegrasi dan didukung kecerdasan buatan (AI), militer China dinilai mampu menciptakan jaringan pembunuh yang bisa melumpuhkan kekuatan lawan dalam waktu singkat.

Ini bukan sekadar kekhawatiran biasa, tetapi peringatan serius dari petinggi militer AS tentang transformasi sistem tempur China yang kini dikenal sebagai kill web.

Jaringan Kill Web Militer China dianggap Ancaman Bagi Kekuatan Amerika Serikat

Pernyataan mengejutkan datang dari Jenderal B. Chance Saltzman, Kepala Operasi Antariksa AS. Dalam sidang Komite Anggaran Senat, ia mengungkapkan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) sudah memiliki sistem penargetan berbasis ruang angkasa.

Sistem ini tidak hanya mampu mendeteksi, tetapi juga menyerang target darat dengan akurasi tinggi melalui koordinasi berbagai perangkat militer secara real-time.

Menurut Saltzman, kemampuan tersebut menjadikan kill web China sebagai evolusi dari konsep militer klasik bernama kill chain, yang umumnya hanya melibatkan proses pendeteksian, pelacakan, dan penghancuran target.

Namun kini, PLA membangun sesuatu yang jauh lebih kompleks jaringan senjata yang terdiri dari satelit, drone, rudal, hingga pusat kendali berbasis AI yang saling terhubung secara langsung.

"Pada dasarnya ini adalah jaringan ratusan satelit pengintai yang membentuk sistem sensor real-time dan memberikan informasi penargetan yang sangat akurat terhadap kekuatan militer kami," ujar Saltzman, dikutip dari Business Insider, Kamis (3/7/2025).

Rudal Hipersonik dan Satelit Pengintai Menjadi Komponen Utama Strategi PLA

Dalam laporan tahunan yang dirilis Pentagon, disebutkan bahwa militer China mengalami lonjakan signifikan dalam pengadaan rudal dan peluncur.

Salah satu senjata andalan mereka adalah DF-26, rudal balistik yang dijuluki "Guam Killer" karena mampu menjangkau pangkalan militer AS di Pulau Guam dari daratan China, sejauh hampir 3.000 mil. Ini membuat pangkalan vital AS berada dalam jangkauan serangan langsung.

Tak berhenti di situ, China juga telah mengembangkan rudal hipersonik seperti DF-17 dan DF-27. Kedua rudal ini melaju dengan kecepatan luar biasa dan sulit dilacak oleh sistem pertahanan konvensional.

Sementara itu, rudal jarak pendek seperti DF-15 dikembangkan untuk kemungkinan skenario serangan cepat ke Taiwan.

Di sisi lain, rudal balistik antarbenua seperti DF-31 dan DF-41 terus disempurnakan. Kemajuan ini memberikan PLA kemampuan strategis untuk menjangkau wilayah yang lebih jauh.

AI dan Machine Learning Jadi Tulang Punggung Sistem Senjata Masa Depan China

Tidak hanya mengandalkan senjata fisik, China kini menambahkan elemen digital dalam sistem tempurnya. Pentagon menyebut bahwa PLA sedang mengintegrasikan kecerdasan buatan dan machine learning ke dalam sensor rudal dan sistem pengambilan keputusan mereka.

Dengan bantuan teknologi ini, sistem senjata China akan lebih cerdas dalam mengenali target dan menentukan waktu serta metode serangan paling efektif. Ini memungkinkan serangan dilakukan dengan presisi tinggi, bahkan dalam skenario pertempuran kompleks.

Peran drone dan satelit juga semakin krusial. Kedua perangkat ini menjadi perpanjangan mata dan telinga sistem komando PLA, mengumpulkan data real-time lalu mengirimkannya ke pusat kendali.

Dari situ, keputusan penyerangan bisa dibuat lebih cepat dan akurat sebuah keunggulan yang membuat kill web PLA sulit ditandingi dalam skenario pertempuran modern.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements