Bebas Visa ke China Selama 10 Hari Kini Bisa Dinikmati WNI, Ini Syarat dan Ketentuannya

WNI kini bisa menikmati kebijakan bebas visa transit selama 10 hari di 24 provinsi di China, cocok untuk wisata, bisnis, dan kunjungan keluarga.
Trinita Adelia - Jumat, 13 Jun 2025 - 12:30 WIB
Bebas Visa ke China Selama 10 Hari Kini Bisa Dinikmati WNI, Ini Syarat dan Ketentuannya
Bendera China - freepik @natanaelginting
Advertisements

NOTIS.CO.ID - China kembali menarik perhatian dunia dengan kebijakan barunya, bebas visa transit selama 240 jam atau 10 hari untuk Warga Negara Indonesia (WNI).

Langkah ini bukan sekadar strategi diplomatik, tapi juga sinyal kuat bahwa China semakin terbuka untuk dunia, termasuk dalam menyambut wisatawan dan pelaku bisnis dari Indonesia.

Inisiatif ini diyakini bisa mempererat hubungan bilateral sekaligus memberi peluang baru dalam sektor pariwisata dan ekonomi.

China beri bebas visa transit 10 hari untuk WNI di 24 provinsi

Pemerintah China resmi memberikan kemudahan bebas visa transit selama 10 hari kepada WNI. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Badan Imigrasi Nasional China pada Kamis, 12 Juni 2025.

Dengan kebijakan ini, Indonesia menjadi negara ke-55 yang mendapat akses Bebas Visa transit, menyusul 54 negara lainnya yang lebih dulu mendapatkan fasilitas serupa.

Kebijakan ini berlaku di 24 provinsi dan wilayah administratif di China. WNI bisa memasuki China melalui bandara atau pelabuhan yang tersedia di daerah seperti Beijing, Shanghai, Guangdong, hingga Yunnan tanpa perlu mengurus visa khusus.

Selama periode transit, pengunjung diperbolehkan melakukan aktivitas seperti berwisata, menghadiri pertemuan bisnis, atau mengunjungi kerabat.

Namun, ada pembatasan yang harus diperhatikan. WNI tidak diizinkan bekerja, belajar di lembaga pendidikan, meliput berita, atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan visa khusus selama masa kunjungan 10 hari ini.

Pembukaan diri China dinilai sebagai sinyal diplomatik kuat

Langkah terbaru ini tidak datang tanpa pesan mendalam. Dalam konferensi pers di Beijing, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan bahwa ini adalah bagian dari upaya negaranya untuk membuka diri kepada dunia.

"Kami akan membuka diri lebih lebar, memperluas visi inovasi kami, dan memperdalam kerja sama untuk berbagi lebih banyak peluang dan manfaat dengan seluruh dunia," ujar Lin Jian.

China ingin dunia melihat sisi lain dari negara mereka lebih terbuka, lebih kreatif, dan lebih dekat secara emosional dengan masyarakat global.

Sejumlah fenomena budaya seperti tren “Belanja ke China”, mainan “collectible toys”, hingga serial TV populer dinilai turut memperkuat kedekatan tersebut.

"Kami akan membiarkan orang-orang di seluruh dunia melihat dan merasakan China yang semakin mempesona," kata Lin Jian menambahkan.

Inisiatif ini sejalan dengan strategi besar China bangun citra global

Bagi China, membuka akses bebas visa tidak hanya soal kunjungan jangka pendek. Ini bagian dari strategi membangun citra negara yang mampu menjadi poros pertumbuhan global. Lin Jian menyebut, banyak warga dunia kini mulai merasa lebih terhubung dengan masyarakat China secara emosional.

"Dari 'perjalanan ke China' hingga 'Belanja ke China', dari 'DeepSeek' hingga 'collectible toys', film dan serial TV yang populer, semakin banyak orang dari seluruh dunia yang mengetahui tentang China dan mengenal negara kami," tambah Lin Jian.

Ia menegaskan bahwa nilai-nilai universal seperti keinginan untuk berkembang dan mencapai hal-hal baik tidak terbatas oleh batas negara atau ras.

"Ini sepenuhnya menunjukkan bahwa mengejar hal-hal baik dan pembangunan yang lebih baik tidak mengenal batas atau etnis dan tidak dapat dihentikan oleh siapa pun," ungkap Lin Jian.

China juga disebut terus fokus membangun kekuatan produksi baru berbasis inovasi. Langkah ini dinilai sebagai kontribusi besar untuk stabilitas global di tengah berbagai tantangan internasional.

"Hal ini menunjukkan fakta bahwa China telah dan akan selalu menjadi sumber stabilitas dan kepastian di dunia yang bergejolak dan berubah, yang memungkinkan pembangunan global melalui modernisasi China," ujar Lin Jian.

RI menyambut baik, peluang bagi pelaku wisata dan bisnis terbuka lebar

Dari pihak Indonesia, kebijakan ini disambut dengan antusias. Wakil Kepala Perwakilan RI di KBRI Beijing, Parulian Silalahi, menilai keputusan China sejalan dengan kebijakan sebelumnya yang memberikan visa multi entry lima tahun untuk pebisnis dari 10 negara Asia Tenggara dan Timor Leste.

"Dari kebijakan ini artinya wisatawan, pedagang dan investor dari Indonesia dipandang potensial bagi pertumbuhan maupu pergerakan perekonomian China," kata Parulian dikutip dari Antara Beijing.

Bagi pelaku usaha maupun wisatawan, fasilitas ini jelas menjadi angin segar. Tidak hanya memudahkan akses, tetapi juga membuka potensi kolaborasi lebih luas di sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi antara Indonesia dan China.

Daftar wilayah dan negara yang sudah dapat bebas visa transit

Saat ini, kebijakan bebas visa transit 10 hari sudah berlaku di 24 provinsi dan daerah setingkat provinsi di China, antara lain:

Beijing, Tianjin, Hebei, Liaoning, Heilongjiang, Shanghai, Jiangsu, Zhejiang, Fujian, Shandong, Henan, Hubei, Hunan, Guangdong, Guangxi, Chongqing, Sichuan, Yunnan, Shaanxi, Shanxi, Anhui, Jiangxi, Hainan, dan Guizhou.

Sedangkan 54 negara lainnya yang lebih dulu memperoleh fasilitas ini mencakup 40 negara di Eropa seperti Jerman, Prancis, Italia, Belanda, hingga Inggris Raya. Dari Amerika, ada AS, Kanada, Brasil, dan Meksiko.

Lalu dua negara Oseania yaitu Australia dan Selandia Baru. Sementara dari Asia, termasuk Korea Selatan, Jepang, Brunei, Singapura, Qatar, UEA, dan sekarang, Indonesia.

Kebijakan ini membuka peluang besar untuk mempererat hubungan lintas negara, sekaligus memosisikan China sebagai destinasi penting dalam peta global.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements