NOTIS.CO.ID - Dugaan penggelapan dana program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencuat usai seorang mitra dapur di Kalibata angkat bicara dan melaporkannya ke polisi.
Dalam laporan tersebut, Yayasan MBG berinisial MBN diduga menyelewengkan dana senilai hampir satu miliar rupiah yang seharusnya dibayarkan kepada mitra penyedia makanan untuk siswa sekolah dasar dan PAUD.
Presiden Prabowo Subianto pun langsung menanggapi laporan itu dengan ekspresi tenang, Prabowo menyampaikan ketidaktahuannya soal isu ini namun berjanji akan mengambil langkah.
“Nanti saya cek ya, saya belum tahu,” katanya.
Pernyataan ini muncul di tengah sorotan publik terhadap transparansi anggaran negara, apalagi program MBG termasuk salah satu proyek andalan pemerintah untuk mendukung generasi emas Indonesia.
Mitra Dapur bongkar dugaan pemotongan sepihak oleh yayasan
Kuasa hukum korban, Danna Harly, menyayangkan perlakuan Yayasan MBN yang tidak membayar hak kliennya sama sekali.
“Kami selaku kuasa hukum menyesalkan tindakan MBN yang tidak membayarkan sepeser pun hak dari Ibu Ira, selaku mitra dapur Makan Bergizi Gratis di Kalibata,” ujarnya.
Ibu Ira bekerja sebagai penyedia makanan sejak Februari hingga Maret 2025 dan telah menyuplai lebih dari 65 ribu porsi makanan untuk siswa di Kalibata.
Masalah mencuat ketika Ira menemukan adanya ketidaksesuaian data anggaran untuk kategori siswa PAUD hingga SD.
Dalam kontrak, harga per porsi ditetapkan sebesar Rp15 ribu.
Namun, sebagian dari jumlah tersebut kemudian diubah menjadi Rp13 ribu tanpa pembicaraan terlebih dahulu.
Yang makin bikin bingung, nilai anggaran itu justru sudah diketahui oleh pihak yayasan sejak Desember 2024 sebelum kontrak ditandatangani.
Artinya, ada potensi permainan angka sejak awal proyek bergulir, dan keputusan sepihak ini mengubah perhitungan yang disepakati secara resmi.
Hak mitra diduga dipotong dua kali padahal yayasan sudah menerima dana dari sponsor
Situasi jadi makin rumit saat Ira menyadari bahwa setiap porsi yang awalnya disepakati Rp15 ribu, justru hanya dibayar Rp12.500 setelah dipotong sepihak oleh yayasan.
Begitu juga untuk porsi Rp13 ribu yang juga dipangkas jadi Rp10.500.
“Setelah ada pengurangan, hak kami sebagai Mitra Dapur masih dipotong sebesar Rp2.500. Jadi dari Rp15 ribu dipotong Rp2.500 menjadi Rp12.500 dan dari Rp13 ribu dipotong pula Rp2.500 setiap porsinya,” ungkap Danna Harly.
Yang lebih bikin geram, data menunjukkan bahwa pihak yayasan sebenarnya sudah menerima transfer dana dari sponsor sebesar Rp386.500.000.
Tapi saat Ira menagih haknya, justru dia dituduh memiliki kekurangan bayar sebesar Rp45 juta lebih, dengan alasan kebutuhan logistik di lapangan.