Strategi Indonesia Hadapi Tarif Impor AS yang Mencekik Ekspor Nasional

Trinita Adelia - Minggu, 20 Apr 2025 - 09:00 WIB
Strategi Indonesia Hadapi Tarif Impor AS yang Mencekik Ekspor Nasional
Donald Trump - Instagram @whitehouse
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Pemerintah Indonesia sedang sibuk mengatur strategi untuk hadapi tarif 32 persen dari Amerika Serikat, dan ini bukan hanya soal hitung-hitungan dagang tapi juga soal nasib ribuan pelaku ekspor nasional yang tergantung pada pasar luar negeri.

Ketika tarif setinggi itu diterapkan, Produk Indonesia bisa langsung kehilangan daya saing di pasar AS. 

“Pemerintah juga harus melihat peluang untuk diversifikasi pasar ekspor kita ke negara lain dengan melihat permintaan dan harga yang ditawarkan,” ujar Huda dikutip dari Inilah.com, Sabtu (19/4/2025). 

Dengan memperluas tujuan ekspor, potensi pertumbuhan ekonomi dalam negeri pun makin besar dan risiko terlalu tergantung pada satu negara bisa ditekan.

Strategi diversifikasi ekspor sebagai respons tarif tinggi Amerika Serikat

Nailul Huda dari Celios menyebut bahwa negara-negara ASEAN selama ini memang jadi mitra dagang utama Indonesia, tapi volume dan kapasitas pasar mereka tidak cukup besar untuk mengimbangi dampak dari tarif tinggi Amerika. K

arena itu, wilayah seperti Timur Tengah dan Afrika perlu dipertimbangkan lebih serius sebagai pasar alternatif yang menjanjikan.

“Negara-negara seperti Timur Tengah dan Afrika bisa menjadi tujuan ekspor baru selain negara ASEAN,” ucapnya.

Selain kebutuhan mereka yang mulai tumbuh cepat, beberapa negara di kawasan itu juga belum memiliki hubungan dagang yang terlalu kompleks dengan Indonesia, jadi proses masuk ke pasar bisa lebih fleksibel.

Plus, hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara tersebut umumnya baik dan terbuka untuk kolaborasi jangka panjang.

Selain potensi pasar yang besar, ekspor ke kawasan tersebut juga bisa membuka peluang kerja sama teknologi dan pembangunan.

Upaya Diplomasi Dagang Indonesia dalam menurunkan tarif ekspor

Pemerintah lewat Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga sudah menyusun sejumlah siasat buat menyeimbangkan defisit perdagangan Amerika terhadap Indonesia, salah satunya dengan meningkatkan impor dari AS. 

Indonesia berencana merealokasi kebutuhan nasional untuk pembelian barang dari AS seperti produk migas dan bahan pangan utama seperti kedelai serta gandum, yang selama ini juga jadi bagian dari impor nasional. 

Di samping itu, pemerintah juga mendorong kerja sama di bidang critical minerals atau mineral strategis yang belakangan makin dibutuhkan secara global.

Investasi dengan skema business-to-business (B-to-B) pun turut didorong agar kerja sama ini tidak semata bergantung pada intervensi pemerintah, tapi benar-benar berdasarkan kebutuhan dan keuntungan bersama para pelaku usaha.

Dorongan penurunan tarif untuk top 20 produk Ekspor Indonesia

Salah satu poin penting dalam negosiasi dengan AS adalah permintaan supaya tarif untuk 20 produk ekspor utama Indonesia bisa diturunkan, karena sejauh ini tarif yang diterapkan terhadap produk Indonesia masih lebih tinggi dibanding kompetitor lain. 

Airlangga Hartarto menekankan pentingnya posisi tawar Indonesia dalam perdagangan bilateral ini, apalagi surplus dagang dengan AS sebetulnya menguntungkan kedua belah pihak jika dijalankan secara adil.

Dengan tarif yang lebih rendah, barang Indonesia bisa masuk lebih murah, lebih kompetitif, dan berpotensi meningkatkan volume ekspor secara signifikan.

Negosiasi tarif ini bukan cuma soal ekonomi, tapi juga menyangkut posisi strategis Indonesia dalam rantai pasok global.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements