Harga Boneka Pop Mart Melonjak, Penyelundupan di Bandara China Terbongkar

Pop Mart digandrungi dunia, tapi harga yang meroket justru picu penyelundupan mainan edisi langka ke China.
Trinita Adelia - Jumat, 30 Mei 2025 - 13:00 WIB
Harga Boneka Pop Mart Melonjak, Penyelundupan di Bandara China Terbongkar
Labubu - Instagram @popmartid
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Mainan Pop Mart seperti Labubu dan Molly kini makin diburu, tak hanya oleh kolektor tapi juga oleh oknum yang mencoba mengambil untung lewat jalur ilegal.

Otoritas bea cukai di China baru-baru ini menggagalkan berbagai upaya penyelundupan boneka-boneka populer ini di tengah lonjakan harga dan meluasnya popularitas Pop Mart secara global.

Beberapa laporan menyebutkan, para pelaku membeli boneka dari luar negeri dengan harga lebih rendah, lalu menyelundupkannya ke China untuk dijual kembali dengan harga tinggi. 

Bea Cukai China Sita Ratusan Boneka Pop Mart dari Penumpang

Dalam beberapa pekan terakhir, petugas bea cukai China menyita ratusan boneka Pop Mart yang tidak dideklarasikan di bandara-bandara besar.

Salah satu kasus terjadi di Bandara Internasional Changsha Huanghua, Provinsi Hunan, di mana sebanyak 318 boneka ditemukan dalam koper tiga penumpang.

Sementara di Bandara Internasional Hefei Xinqiao, Provinsi Anhui, seorang penumpang kedapatan membawa 94 boneka untuk dijual kembali.

Barang-barang tersebut tidak tercantum dalam dokumen bea masuk dan diduga kuat dibawa dari luar negeri untuk dijual secara ilegal. Aksi ini dilakukan dengan memanfaatkan selisih harga antara pasar luar negeri dan pasar dalam negeri China.

Lonjakan Harga Boneka Pop Mart Picu Gelombang Penyelundupan

Popularitas Pop Mart yang terus meroket menjadikan boneka edisi terbatas mereka bernilai tinggi di pasar sekunder. Sebagai contoh, satu boneka Molly yang secara resmi dihargai sekitar US$208 di bea cukai China, bisa melonjak hingga US$320 saat dijual kembali.

Sementara boneka Labubu versi edisi tersembunyi, yang awalnya dibanderol 99 yuan (sekitar Rp220 ribu), kini bisa laku lebih dari 2.000 yuan (sekitar Rp4,5 juta).

"Secara sederhana, harga tinggi ini dipicu oleh sensasi media dan popularitas global," kata Ketua Eksekutif Guangdong Society of Reform, Peng Peng, mengutip South China Morning Post di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Fenomena ini memicu gelombang minat dari kolektor maupun pebisnis yang melihat peluang cuan besar, meski kadang harus melintasi batas hukum demi keuntungan.

Ketegangan Muncul di Toko Luar Negeri Akibat Antrean Panjang

Tidak hanya di China, tingginya permintaan terhadap boneka Pop Mart juga menyebabkan kekacauan di luar negeri. Di Inggris, Pop Mart bahkan menghentikan sementara penjualan seri The Monsters, termasuk Labubu, karena masalah keamanan.

Dalam pengumuman resminya di Instagram pada 19 Mei lalu, perusahaan menyatakan keputusan ini diambil menyusul insiden keributan di beberapa tokonya.

Tingginya animo ini tidak lepas dari kekuatan branding karakter Pop Mart, seperti Labubu yang digambarkan sebagai monster berbulu karya Lung Ka-sing, serta Molly, karakter bergaya kartun dengan mata zamrud besar hasil desain seniman asal Hong Kong.

Sosok Selebritas Dunia Ikut Dorong Tren Koleksi Boneka Pop Mart

Ketertarikan masyarakat pada boneka Pop Mart juga didorong oleh kemunculan mainan ini di tangan para selebritas global.

Lisa dari BLACKPINK menjadi salah satu figur yang memperlihatkan koleksi boneka ini, membuatnya makin populer di kalangan anak muda dan penggemar budaya pop.

Menurut Peng, Penyelundupan mainan ini memang sulit untuk diberantas sepenuhnya, apalagi jika dibawa dalam jumlah kecil untuk keperluan pribadi atau hadiah.

Namun ia menegaskan, "Menumpas Penyelundupan itu memang sulit, tapi tetap bisa efektif selama ada konsistensi, seperti dalam pemberantasan penipuan daring di China."

Pelanggaran Ini Didominasi Denda Administratif, Bukan Proses Pidana

Walau fenomena ini cukup masif, para pelaku umumnya hanya dikenai sanksi administratif. Joe Simone, pengacara asal Hong Kong, menyebut bahwa tindakan hukum terhadap kasus ini kemungkinan besar tidak akan diperluas menjadi proses pidana.

"Otoritas bea cukai hanya bisa menangkap sebagian kecil. Seberapa sering juga bea cukai benar-benar memeriksa seluruh koper Anda?" katanya.

Meski Penyelundupan mainan ini tidak selalu berujung ke ranah hukum, fenomena ini menjadi sorotan baru dalam dunia perdagangan lintas negara, sekaligus memperlihatkan betapa kuatnya daya tarik sebuah mainan dalam ekonomi global yang terus bergerak cepat.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements