Proyeksi Ekonomi Indonesia Melemah, Nilai Tukar Rupiah Kembali Tertekan

Trinita Adelia - Kamis, 17 Apr 2025 - 14:00 WIB
Proyeksi Ekonomi Indonesia Melemah, Nilai Tukar Rupiah Kembali Tertekan
Ilustrasi nilai tukar Rupiah menurun - freepik
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Nilai tukar rupiah kembali tergelincir terhadap dolar Amerika Serikat dalam penutupan perdagangan hari Rabu, 16 April 2025, setelah pasar melihat potensi suram pada perekonomian nasional yang membuat pelaku pasar waspada.

Tekanan terhadap rupiah ini semakin terasa setelah proyeksi pertumbuhan Ekonomi Indonesia kuartal pertama tahun ini diperkirakan tidak mampu menembus angka 5 persen.

Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah ditutup melemah 10,5 poin atau setara 0,06 persen ke level Rp16.837 per Dolar AS.

Padahal, di saat yang sama, indeks Dolar AS sendiri justru melemah cukup tajam sebesar 0,76 persen ke level 99,4.

Di tengah Dolar AS yang melemah itu, justru rupiah tidak mampu memanfaatkannya, memperlihatkan bahwa tekanan terhadap mata uang Garuda lebih dipengaruhi oleh faktor internal ketimbang eksternal.

Situasi ini seolah memperkuat sentimen kondisi Ekonomi Indonesia yang dianggap belum siap menghadapi perlambatan ekonomi global.

Mata uang Asia bergerak campuran di tengah pelemahan Dolar AS

Sementara rupiah tertekan, performa mata uang di kawasan Asia menunjukkan pola yang bervariasi.

Beberapa mata uang justru menguat terhadap Dolar AS, memanfaatkan momen ketika indeks dolar sedang melemah.

Misalnya, yen Jepang naik signifikan sebesar 0,70 persen dan baht Thailand bahkan melonjak hingga 1,05 persen, menjadi salah satu penguat terbesar hari itu.

Di sisi lain, ada juga mata uang yang mencatat pelemahan, meski tipis, seperti dolar Hong Kong yang melemah 0,01 persen, yuan China melemah 0,11 persen, dan ringgit Malaysia yang terkoreksi 0,09 persen.

Sedangkan beberapa lainnya tampil menguat seperti dolar Singapura naik 0,36 persen, dolar Taiwan menguat 0,01 persen, dan won Korea Selatan naik 0,30 persen.

Peso Filipina dan rupee India masing-masing juga menguat 0,09 persen.

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2025 di bawah target pemerintah dan RPJMN

Pengamat mata uang senior, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa investor kini menanti pemicu baru yang bisa menghidupkan kembali optimisme pasar terhadap perekonomian dalam negeri.

Dalam analisanya, ia menyebutkan bahwa kekhawatiran terbesar datang dari tren perlambatan ekonomi global yang semakin nyata, apalagi sejak kebijakan tarif tinggi dari Amerika Serikat mengganggu banyak negara termasuk Indonesia.

"Karena, Pertumbuhan Ekonomi global secara luas diperkirakan melambat seiring tarif AS yang semakin mengancam perekonomian global, termasuk Indonesia," jelas Ibrahim.

Dari sisi domestik, Ibrahim mengungkapkan bahwa pertumbuhan Ekonomi Indonesia kuartal I-2025 kemungkinan hanya akan mencapai 4,9 persen.

Ini menjadi kemunduran dibandingkan kuartal sebelumnya di akhir 2024 yang masih menyentuh 5,02 persen.

Penurunan ini mencerminkan bahwa roda ekonomi nasional sedang kehilangan momentum, setidaknya untuk sementara waktu.

Lebih lanjut, proyeksi Pertumbuhan Ekonomi sepanjang 2025 pun tak menggembirakan.

Diperkirakan hanya akan berkisar antara 4,8 hingga 5 persen, lebih rendah dari target dalam asumsi makroekonomi yang sudah ditetapkan sebesar 5,2 persen.

Bahkan, angka itu juga belum menyentuh target dalam RPJMN 2025-2029 yang mematok pertumbuhan 2025 bisa mencapai 5,3 persen.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements