NOTIS.CO.ID - Indonesia kembali menunjukkan ketangguhan dalam diplomasi ekonomi lewat langkah Presiden Prabowo yang berhasil membawa pulang kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat.
Melalui perundingan intens, keringanan tarif sebesar 19 persen pun akhirnya dapat dinikmati. Pencapaian ini memberi sinyal positif bagi dunia usaha di tanah air, sekaligus menguatkan posisi Indonesia dalam peta perdagangan internasional.
Kesepakatan Dagang Amerika Serikat Membawa Keringanan
Langkah Presiden Prabowo di meja perundingan menjadi sorotan setelah Indonesia mendapat pengurangan tarif yang cukup signifikan dari Amerika Serikat.
Dari sebelumnya 32 persen, tarif berhasil ditekan menjadi 19 persen. Ini bukan sekadar angka, melainkan peluang besar bagi produk-produk lokal untuk menembus pasar global dengan daya saing lebih kuat.
Menurut Setkab Teddy Indra Wijaya, keahlian Prabowo dalam diplomasi ekonomi terbukti mampu memberikan hasil konkret bagi negara.
“Dengan pengalamannya, Presiden Prabowo mengutamakan upaya negosiasi secara langsung dengan pemimpin tertinggi negara atau organisasi dunia,” ucap Teddy, lewat keterangan dari instagram resminya @sektretariat.kabinet, Rabu (16/7).
Tarif 0 Persen dari Uni Eropa
Hanya empat hari sebelum kesepakatan dengan Amerika Serikat diumumkan, Indonesia lebih dulu meraih capaian membanggakan bersama Uni Eropa.
Tarif 0 persen yang berhasil dicapai menunjukkan bahwa kerja sama ekonomi Indonesia dengan mitra dagang besar dunia semakin solid.
“Di tengah dunia yang sedang bergejolak, empat hari lalu dicapai kesepakatan tarif 0% dengan Uni Eropa,” kata Teddy.
Situasi geopolitik yang tidak stabil justru menjadi tantangan yang diubah menjadi momentum emas.
Kerja sama yang semakin erat dengan Uni Eropa tidak hanya meningkatkan kepercayaan investor, tetapi juga memperkuat posisi tawar Indonesia di pasar internasional.
Indonesia Tarif Terendah di Asia
Lompatan besar yang dicapai Indonesia dalam perdagangan internasional tidak berhenti pada keringanan tarif dari Uni Eropa maupun Amerika Serikat.
Teddy Indra Wijaya mengungkapkan bahwa pengurangan tarif di AS menjadi salah satu yang terendah di kawasan Asia.
Lalu, Prabowo berhasil menegosiasi tarif di AS dari 32% jadi 19%. Banyak negara lain yang bahkan tidak mampu menurunkan tarif hingga setengah dari angka sebelumnya, apalagi di tengah ketatnya aturan dagang global.
“Salah satu yang terendah di Asia,” tutup Teddy.
Keringanan tarif ini akan menjadi fondasi kuat untuk memacu ekspor, memperluas pasar, dan membuka kesempatan baru bagi generasi pengusaha masa depan.
BACA JUGA: Heboh! Olla Ramlan Kini Mantap Jadi DJ