NOTIS.CO.ID - China akhirnya merilis buku putih yang mengupas tuntas soal asal-usul COVID-19 dan bagaimana negara itu terlibat aktif dalam penelitian global dengan WHO.
Buku ini tak hanya kumpulan laporan biasa, tapi mencatat secara rinci berbagai studi yang selama ini jadi perdebatan hangat di dunia internasional, termasuk "Studi Global yang Diselenggarakan WHO tentang Asal-Usul SARS-CoV-2: Studi Gabungan China-WHO".
Tidak hanya memuat kata pengantar dan kesimpulan, dokumen ini juga memuat tiga bab penting.
Yaitu 'Menyumbangkan Kearifan China untuk Studi Asal-usul SARS-CoV-2', 'Kontribusi China dalam Perang Global Melawan COVID-19', dan 'Respons Kacau Amerika Serikat terhadap Pandemi COVID-19'.
Salah satu poin penting dalam buku ini adalah penekanan bahwa sejak awal pandemi merebak, China sudah melibatkan banyak ilmuwan dalam dan luar negeri dalam penelitian bersama untuk melacak asal-usul virus corona.
Komitmen China dalam penelusuran ilmiah soal asal virus bikin WHO ikut angkat jempol
Mengutip dari Xinhua, Kamis (1/5/2025), buku putih itu menyoroti bahwa China berusaha dalam penelitian epidemiologi, baik dari sisi klinis, molekuler, lingkungan, sampai pelacakan sumber hewan pembawa virus.
Mereka menyebut kalau semua langkah itu dilakukan dengan keterbukaan dan rasa tanggung jawab global.
Penelusuran yang dimaksud bukan hanya dilakukan di laboratorium, tapi juga mencakup investigasi lapangan, pencarian reservoir hewan, serta studi soal rantai pasok dingin (cold-chain) yang sering disebut-sebut sebagai jalur penyebaran potensial.
Yang menarik, dari hasil penyelidikan ini, muncul klaim bahwa “kebocoran laboratorium Wuhan sangat tidak mungkin terjadi.”
Pernyataan itu cukup penting karena sempat jadi sumber tuduhan dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat.
Melalui buku ini, China seperti ingin menetapkan narasi sendiri dan menolak tudingan bahwa virus berasal dari laboratorium di Wuhan.
Kritik keras China terhadap cara Amerika menangani pandemi ikut jadi sorotan utama
Dalam bab terakhir, China tidak segan-segan menyoroti kelemahan Amerika Serikat dalam menangani COVID-19.
Alih-alih menghadapi kegagalannya dalam merespons Covid-19 dan merenungkan kekurangannya, pemerintah AS berusaha melemparkan kesalahan dan mengalihkan perhatian banyak orang dengan terang-terangan memolitisasi penelusuran asal-usul SARS-CoV-2.
China menyebut pendekatan semacam ini tidak hanya kontraproduktif, tapi juga merusak kerja sama global dalam menghadapi pandemi.
Apalagi kalau melihat kenyataan bahwa AS sendiri diduga sudah mengalami kasus awal Covid-19 sebelum virus menyebar luas di Wuhan.
Lewat buku putih ini, China bahkan menyerukan agar investigasi lebih dalam juga dilakukan di Amerika, bukan hanya di wilayahnya sendiri.
“Bukti substansial menunjukkan Covid-19 kemungkinan muncul di AS lebih awal dari lini masa yang diklaim secara resmi,” begitu tulis buku tersebut.
China tegaskan kontribusinya dalam membantu komunitas internasional sejak awal pandemi
Selain soal riset dan narasi asal-usul virus, buku putih ini juga mencatat langkah-langkah China dalam berbagi informasi dengan WHO dan negara lain.
Mulai dari data genom virus, undangan kepada tim ahli WHO untuk riset lapangan di China, sampai berbagi praktik efektif dalam diagnosis dan pengobatan.
Tak hanya itu, mereka juga menyebut telah memberikan bantuan besar dalam bentuk logistik, alat kesehatan, dan vaksin ke berbagai negara.
China menegaskan bahwa semua itu dilakukan bukan untuk pencitraan, tapi sebagai bagian dari visi membangun komunitas global dengan masa depan bersama.