NOTIS.CO.ID - Telur dikenal sebagai sumber protein hewani yang mudah diolah, bernutrisi tinggi, dan kaya vitamin serta mineral penting seperti kolin dan selenium.
Namun, di tengah popularitasnya, muncul anggapan bahwa terlalu sering makan telur bisa menyebabkan bisulan. Benarkah demikian?
Faktanya, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa konsumsi Telur secara langsung menyebabkan bisul. Sebaliknya, bisul atau yang dikenal dengan istilah medis furunkel, lebih sering terjadi akibat infeksi bakteri bukan dari makanan seperti telur.
Konsumsi Telur dan Mitos Bisulan
Banyak orang percaya bahwa mengonsumsi telur dalam jumlah banyak dapat memicu kemunculan bisul. Mitos ini sudah beredar lama, khususnya di kalangan masyarakat yang meyakini bahwa telur bersifat “panas” bagi tubuh. Padahal, anggapan ini tidak sepenuhnya benar.
Dalam laporan dari Siloam Hospitals, dijelaskan bahwa furunkel merupakan peradangan pada folikel rambut yang ditandai dengan benjolan merah berisi nanah dan terasa nyeri.
Kondisi ini biasanya muncul akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus, bukan karena makanan yang dikonsumsi.
Dengan kata lain, Telur bukanlah penyebab langsung dari timbulnya bisul. Selama dikonsumsi dalam jumlah wajar dan tidak memiliki riwayat alergi, makan telur justru bisa membantu mencukupi kebutuhan protein harian tubuh.
Peran Bakteri Dalam Munculnya Bisul
Infeksi yang memicu bisul terjadi saat bakteri Staphylococcus aureus masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil di kulit. Bakteri ini sebenarnya umum ditemukan di permukaan kulit dan area dalam hidung, dan dalam kondisi normal, tidak menimbulkan masalah kesehatan.
Namun, ketika kulit mengalami lecet, goresan, atau gigitan serangga, area tersebut bisa menjadi pintu masuk bagi bakteri. Jika bakteri berhasil masuk, maka akan timbul peradangan yang berujung pada benjolan berisi nanah atau yang dikenal sebagai Bisul.
Maka dari itu, menjaga kebersihan kulit dan segera menangani luka terbuka adalah langkah penting untuk mencegah infeksi bakteri penyebab Bisul.
Alergi Telur dan Kaitannya dengan Infeksi Kulit
Walau telur tidak secara langsung menyebabkan bisul, sebagian orang terutama anak-anak bisa mengalami alergi terhadap protein yang terkandung di dalam telur. Reaksi alergi ini bisa memicu gejala seperti ruam merah, bentol, dan rasa gatal di kulit.
Sistem imun tubuh penderita alergi akan menganggap protein dalam Telur sebagai ancaman dan merespons dengan melepaskan histamin. Reaksi inilah yang menyebabkan kulit menjadi gatal dan muncul keinginan untuk terus menggaruk.
Ketika kulit digaruk secara berlebihan, risiko timbulnya luka pun meningkat. Luka tersebut bisa menjadi jalan masuk bagi bakteri ke dalam tubuh. Di sinilah peluang terjadinya infeksi semakin besar, sehingga munculnya Bisul menjadi lebih mungkin terjadi.
Jadi, masalah utama bukan berasal dari Telur itu sendiri, melainkan dari reaksi alergi dan dampaknya pada kondisi kulit.