Pertemuan Prabowo dan Megawati Bukan Sekadar Silaturahmi Lebaran, Ada Apa Sebenarnya?

Trinita Adelia - Rabu, 09 Apr 2025 - 14:30 WIB
Pertemuan Prabowo dan Megawati Bukan Sekadar Silaturahmi Lebaran, Ada Apa Sebenarnya?
Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri - Instagram @gerindra
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Di tengah suasana Lebaran, pertemuan antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di kediaman Teuku Umar bukan hanya soal silaturahmi biasa.

Banyak yang menilai pertemuan tersebut sebagai sinyal awal arah politik baru yang sedang dirancang di balik layar.

Di saat politik nasional masih mencari keseimbangan pasca Pemilu, momen ini muncul bak serpihan puzzle yang mulai membentuk gambaran koalisi besar ke depan.

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyebut pertemuan itu lebih ke suasana kekeluargaan.

Tapi justru karena sifatnya tertutup dan berlangsung cukup lama, publik menaruh curiga kalau ada diskusi penting yang sedang dibicarakan.

Bahkan Dasco sendiri mengatakan, “Saya tidak tahu. Karena pertemuannya lebih banyak empat mata.” Itu menambah kesan bahwa yang dibicarakan bukan hal sepele.

Prabowo datang tak sendiri, melainkan bersama para tokoh Gerindra dan jajaran kabinet seperti Sugiono, Prasetyo Hadi, dan Ahmad Muzani.

Di sisi Megawati, Budi Gunawan yang merupakan Menko Polhukam turut mendampingi.

Komposisi ini jelas memperkuat spekulasi bahwa yang dibicarakan bukan sekadar nostalgia, tapi lebih ke agenda strategis kebangsaan.

Isu Koalisi dan Kabinet Mengemuka di Balik Keakraban Pertemuan Mega dan Prabowo

Pertemuan ini menimbulkan spekulasi bahwa Prabowo sedang membuka ruang untuk mengajak PDIP masuk ke dalam struktur pemerintahan.

Apalagi, Prabowo sebelumnya mempunyai pengalaman menjalin kerja sama politik dengan Megawati lewat duet MegaPro di Pilpres 2009.

Reuni ini pun disebut-sebut sebagai langkah awal menyusun kekuatan besar menjelang pembentukan kabinet.

Sinyal semacam ini bisa dibaca dari tempat pertemuan yang tak biasa, yakni rumah pribadi Megawati di Teuku Umar yang selama ini jadi simbol pusat kekuatan PDIP.

Walau Dasco menyebut pertemuan tersebut tidak dirancang secara formal melainkan ajakan spontan, kehadiran figur penting di dua belah pihak menyiratkan bahwa pembicaraan punya muatan politik yang serius.

“Kebetulan aja itu abis rapat kemarin, saya juga tiba-tiba kok diajak,” katanya.

Selain itu, strategi politik pemerintahan mendatang tentu butuh fondasi kuat.

Jika PDIP masuk koalisi, Kabinet Prabowo-Gibran bisa jauh lebih solid dalam menghadapi tantangan politik dan ekonomi ke depan.

Karena itu, wajar jika pertemuan ini disebut sebagai manuver yang punya potensi besar membentuk peta kekuasaan baru.

Megawati dan Prabowo Tukar Pikiran Soal Situasi Global dan Masa Depan Bangsa

Di luar konteks politik praktis, Dasco juga menyinggung bahwa keduanya membahas isu global yang sedang mengganggu stabilitas banyak negara.

“Ya, sebenarnya kan lebih bagaimana menghadapi situasi global yang pada saat ini juga banyak menempa negara-negara lain dan kedua tokoh saling bertukar pikiran dan juga mendapatkan pengalaman apalagi Ibu Mega kan juga berpengalaman juga memimpin Indonesia di waktu yang lalu, juga menghadapi saat-saat yang kurang lebih juga ada masa-masa krisis,” tuturnya.

Megawati tentu punya perspektif strategis karena pernah memimpin Indonesia di masa sulit.

Pengalaman itu penting bagi Prabowo yang akan menghadapi tantangan serupa saat mulai menjabat.

Maka, pertemuan ini bisa dilihat juga sebagai ajang brainstorming dua negarawan yang berbagi visi kebangsaan.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements