OpenAI Mengizinkan Gambar Bergaya Ghibli, Sulit Digugat secara Hukum

Trinita Adelia - Selasa, 01 Apr 2025 - 12:30 WIB
OpenAI Mengizinkan Gambar Bergaya Ghibli, Sulit Digugat secara Hukum
Ilustrasi Open AI - OpenAI.com
Advertisements

NOTIS.CO.ID - OpenAI merilis fitur baru yang memungkinkan pengguna menciptakan gambar dengan gaya visual khas Studio Ghibli.

Fitur ini memicu kontroversi terkait hak cipta, dengan beberapa ahli hukum berpendapat bahwa meskipun Studio Ghibli dapat menggugat, peluang kemenangannya di pengadilan masih dipertanyakan.

OpenAI Memperkenalkan Ghiblifying ke Pengguna ChatGPT

Fitur terbaru dari OpenAI ini memungkinkan pengguna premium ChatGPT yang menggunakan model GPT-4o untuk mengubah foto biasa menjadi ilustrasi ala film-film Studio Ghibli seperti Spirited Away atau The Boy and the Heron.

CEO OpenAI, Sam Altman, bahkan turut mempromosikan fitur ini melalui platform media sosial X.

Namun, kehadiran fitur ini memicu perdebatan luas.

Tidak hanya digunakan untuk menciptakan gambar kucing lucu atau ilustrasi anak-anak, fitur ini juga telah diterapkan dalam gambar kontroversial yang menggambarkan peristiwa tragis seperti 9/11, figur seperti Jeffrey Epstein, hingga momen politik sensitif seperti penangkapan imigran ilegal oleh ICE dalam versi anime.

Studio Ghibli Berpotensi Menggugat OpenAI

Menurut para pakar hukum, Studio Ghibli memiliki dua dasar potensial untuk menggugat OpenAI, yaitu terkait dengan input dan output gambar yang dihasilkan fitur ini.

Potensi Gugatan Terkait Data Latihan AI

Studio Ghibli dapat menuduh OpenAI menggunakan film-film mereka untuk melatih model AI tanpa izin.

Namun, untuk membuktikan klaim ini, Ghibli perlu menunjukkan bukti bahwa model AI benar-benar dilatih dengan materi berhak cipta mereka.

Proses ini memerlukan investigasi mendalam melalui jalur hukum seperti discovery, yang mungkin tidak mudah dilakukan.

Gugatan atas Kemiripan Gaya Visual

Gugatan lain dapat diajukan jika Studio Ghibli menilai gambar yang dihasilkan oleh AI terlalu mirip dengan karya asli mereka.

Akan tetapi, hukum Hak Cipta tidak melindungi gaya atau estetika visual, melainkan hanya melindungi karya spesifik seperti karakter dan adegan dalam film.

"Kalau hanya meniru gaya atau atmosfer visual tanpa menjiplak karakter atau adegan spesifik, secara hukum tidak melanggar Hak Cipta," ujar Christa Laser, pakar hukum dari Cleveland State University.

Perbedaan Regulasi Hak Cipta di Jepang dan Amerika Serikat

Sistem hukum di Jepang lebih longgar dalam hal pelatihan AI menggunakan karya berhak cipta.

Oleh karena itu, OpenAI kemungkinan memiliki lebih banyak kebebasan jika menggunakan materi dari Jepang.

Sebaliknya, hukum hak cipta di Amerika Serikat lebih ketat, meskipun peluang Ghibli untuk menang di pengadilan tetap kecil tanpa bukti eksplisit bahwa OpenAI menggunakan film mereka sebagai data latihan.

Fanart dan Komunitas Penggemar Memperumit Situasi

Jika model AI dilatih dengan fanart yang meniru gaya Ghibli, kasus ini semakin rumit.

Fanart umumnya berada dalam zona abu-abu hukum, yang membuatnya sulit dikontrol.

Banyak penggemar telah menciptakan dan menyebarkan karya bergaya Ghibli di internet, sehingga batas antara inspirasi dan pelanggaran Hak Cipta menjadi semakin kabur.

"Anime dan gaya Ghibli adalah bagian besar dari bahasa visual AI generatif. Tapi gaya bukan karya. Dan hukum Hak Cipta tidak melindungi gaya," kata Matthew, seorang pakar di bidang hukum dan teknologi.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements