NOTIS.CO.ID - Permintaan Emas batangan dan koin fisik di Singapura melonjak tajam sepanjang awal 2025, padahal harga logam mulia ini sedang memecahkan rekor tertingginya.
Di tengah kekhawatiran ekonomi global yang tak menentu, emas kembali jadi pilihan utama sebagai aset investasi.
Lonjakan penjualan Emas batangan di Singapura awal tahun 2025
Data yang dirilis Channel News Asia menunjukkan bahwa selama kuartal pertama tahun ini, warga Singapura memborong emas batangan hingga mencapai 2,5 ton.
Jumlah ini melonjak 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan tercatat sebagai peningkatan tahunan tertinggi sejak 2010.
Meski harga Emas spot sempat menembus angka US$3.000 atau sekitar Rp49,5 juta pada Maret, lalu terus melonjak ke US$3.500 atau sekitar Rp57,8 juta dalam waktu kurang dari dua bulan, minat beli masyarakat tidak surut.
Justru sebaliknya, transaksi terus bergulir seakan harga tinggi tak lagi jadi penghalang bagi para pemburu logam mulia.
Situasi ini memperlihatkan bahwa Emas tak lagi hanya sekadar instrumen investasi biasa, tetapi sudah dianggap sebagai "perlindungan utama" menghadapi badai ekonomi global.
Investor kelas kakap cari rasa aman lewat Emas fisik
Gregor Gregersen, pendiri The Reserve, menyebutkan bahwa sebagian besar pembeli emas batangan dalam jumlah besar berasal dari kalangan super tajir.
“(Mereka) membeli, katakanlah, Emas senilai SG$60 juta hingga SG$70 juta. (Beberapa) klien melakukannya karena mereka ingin mewujudkan emas tersebut. Mereka mungkin memiliki posisi besar dalam bentuk surat berharga dan mereka semakin khawatir tentang apa yang mungkin terjadi,” katanya.
Pernyataan itu makin menegaskan kalau Emas bukan hanya jadi pilihan rasional, tapi juga emosional.
Ada rasa aman saat bisa menyentuh langsung aset yang dimiliki, apalagi dalam bentuk fisik seperti Emas batangan yang tersimpan di brankas pribadi.
“Mereka berkata, 'Saya lebih suka... mendapatkan Emas fisik, menaruhnya di tempat yang aman, dan pada dasarnya mengurangi risiko saya',” tambahnya.
Emas tetap menarik walau harga tinggi dan pasar global tidak stabil
Menurut Shaokai Fan dari World Gold Council, ketahanan emas sudah teruji selama berbagai krisis.
"Ini juga merupakan aset yang relatif likuid, jadi saya pikir itulah yang menyebabkan banyak investor masih berinvestasi dalam Emas meskipun harganya relatif tinggi," ujarnya.
Tak heran, saat safe haven seperti dolar AS dan surat utang negara AS mulai diragukan daya tahannya, investor besar beralih ke Emas.
“Ketika Anda tidak memiliki aset safe haven tersebut, Anda hanya memiliki beberapa aset lainnya ... (seperti) obligasi pemerintah dan Emas. Banyak investor telah ... beralih ke emas sebagai cara untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia yang tidak pasti," tambah Fan.
Harga perhiasan Emas lebih mahal tapi permintaan malah turun
Berbeda dengan emas batangan, permintaan perhiasan emas justru menurun 20 persen pada kuartal pertama tahun ini.
Alasannya cukup masuk akal, yaitu karena tingginya harga bahan baku ditambah biaya produksi dan pajak yang melekat pada produk perhiasan.
Pedagang Emas menjelaskan bahwa perhiasan lebih mahal karena melibatkan proses manufaktur dan desain yang cukup rumit.
Ditambah lagi, perhiasan dikenai pajak barang dan jasa (GST), sementara Emas batangan berstandar investasi dibebaskan dari pajak tersebut.
Jadi, meski sama-sama Emas, bentuknya ternyata sangat memengaruhi minat beli.
Mereka yang membeli Emas untuk investasi cenderung pilih batangan murni, bukan perhiasan yang harganya bisa lebih tinggi karena ongkos produksi.
Tren jangka panjang tetap cerah karena ketidakpastian global
Melihat tren yang terus meningkat sejak awal tahun, analis memprediksi bahwa perburuan Emas belum akan berhenti dalam waktu dekat.
Volatilitas ekonomi global, ketegangan geopolitik, dan kekhawatiran atas inflasi jadi pendorong utama yang membuat logam ini tetap seksi di mata investor.
Mereka yang cermat membaca situasi tahu bahwa Emas bukan sekadar aset mati.
Dan meskipun harga terus menanjak, banyak yang merasa lebih tenang saat kekayaannya dikonversi menjadi sesuatu yang bisa dilihat dan disentuh langsung.