Strategi Indonesia Perluas Ekspor ke Negara BRICS dan CPTPP Untuk Lawan Tarif AS

Trinita Adelia - Sabtu, 26 Apr 2025 - 17:40 WIB
Strategi Indonesia Perluas Ekspor ke Negara BRICS dan CPTPP Untuk Lawan Tarif AS
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto - Instagram @airlanggahartarto_official
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Indonesia semakin agresif membuka pintu ekspor ke kawasan-kawasan non-tradisional dengan membidik negara-negara anggota BRICS serta negara yang tergabung dalam CPTPP, sebagai strategi menanggapi tekanan tarif dari Amerika Serikat.

“Indonesia baru masuk menjadi BRICS dan ini juga menjadi akses pasar yang baru serta aksesi Indonesia di dalam CPTPP. Nah itu akan membuka pasar baru, baik itu Inggris, kemudian Meksiko, dan beberapa negara Latin Amerika lain,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Dengan masuknya Indonesia ke BRICS dan upaya aksesi ke CPTPP, peluang ekspor bisa meluas signifikan karena kedua entitas ini mencakup negara-negara dengan ekonomi yang tumbuh pesat dan kebutuhan impor yang besar.

Strategi ini bisa menjadi tumpuan baru bagi sektor ekspor nasional, terutama di tengah perlambatan permintaan dari negara-negara mitra lama akibat ketegangan dagang global.

Penyelesaian perjanjian dagang strategis jadi kunci dukungan ekspansi

Langkah membuka pasar baru itu juga beriringan dengan percepatan negosiasi sejumlah perjanjian dagang besar, seperti IEU-CEPA yang sedang difinalisasi bersama Uni Eropa, dan diharapkan bisa membuka jalur distribusi yang lebih lancar dan efisien bagi produk Indonesia.

“Kami sudah berkomunikasi dengan Komisioner IEU-CEPA dan mereka sekarang sangat terbuka serta ingin agar IEU-CEPA ini segera diselesaikan. Ini perubahan yang cukup mendasar,” lanjut Airlangga dalam keterangan resminya.

Dengan pendekatan yang lebih terbuka dari Uni Eropa, penyelesaian IEU-CEPA bakal jadi batu loncatan penting untuk menyasar pasar Eropa secara lebih kompetitif.

Tak hanya itu, pemerintah juga aktif memperkuat hubungan bilateral melalui berbagai proposal kerja sama yang menyasar kebutuhan energi, penguatan rantai pasok strategis, serta dukungan pada sektor kesehatan dan pertanian.

Negosiasi intensif dengan Amerika Serikat buka peluang strategis

Dalam lawatannya ke AS, Airlangga membawa lima poin penting dalam proposal kerja sama bilateral, termasuk permintaan pembukaan akses pasar ekspor yang lebih kompetitif dan kolaborasi dalam sektor teknologi serta energi terbarukan.

Proposal ini ternyata disambut positif oleh sejumlah pejabat tinggi Amerika, termasuk Kantor Perwakilan Dagang AS, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perdagangan.

“Dialog dan pembahasan teknis detail (negosiasi) akan dilakukan dalam dua minggu ke depan,” ungkap Airlangga.

Airlangga juga menyebut Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang memberikan respons aktif dalam proses negosiasi dengan AS. Hal ini bisa memberikan keuntungan bagi Indonesia

Pemerintah juga telah membentuk working group atau kelompok kerja lintas sektor untuk mempercepat negosiasi, agar hasilnya bisa segera berdampak langsung pada penguatan ekonomi nasional.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements