Tagihan Listrik PLN Membengkak Usai Diskon Berakhir Warga Disarankan Lapor ke Ombudsman

Trinita Adelia - Minggu, 06 Apr 2025 - 08:09 WIB
Tagihan Listrik PLN Membengkak Usai Diskon Berakhir Warga Disarankan Lapor ke Ombudsman
PLN Dikeluhkan Soal Tagihan Listrik Naik Tajam - freepik @wirestock
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Setelah masa promo potongan 50 persen selesai di awal Maret 2025, pelanggan listrik pascabayar PLN mulai merasa ada yang janggal.

Banyak yang heran, kenapa tagihan tiba-tiba melonjak padahal pola penggunaan listrik terasa biasa saja.

Dalam kondisi seperti ini, publik jelas butuh kejelasan dan suara yang mewakili keresahan tersebut, salah satunya datang dari Direktur Next Indonesia, Herry Gunawan, yang juga dikenal sebagai pengamat BUMN.

"Mengingat persoalan ini cenderung masif, menurut saya, masyarakat jangan hanya mengadu ke PLN, tapi juga sampaikan ke lembaga Ombudsman. Lembaga ini memang dibentuk untuk mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun BUMN," ucap Herry di Jakarta, Sabtu (5/4/025).

Menurutnya, Ombudsman RI memang punya tugas untuk menyelidiki keluhan publik, apalagi jika menyangkut pelayanan dasar seperti listrik.

"Tapi mungkin mereka masih libur, jadi belum sempat. Padahal ini persoalan tagihan yang mahal sangat penting bagi masyarakat, terutama di tengah kondisi lemahnya daya beli," tambah Herry dengan nada prihatin.

Ia juga mengingatkan bahwa beban tagihan yang tak masuk akal ini bisa jadi salah satu faktor yang memperparah kondisi ekonomi masyarakat kecil.

"Jangan sampai PLN ikut berkontribusi terhadap penambahan beban masyarakat, yang pada akhirnya bisa meningkatkan kemiskinan," tegasnya.

Penyebab Tagihan Listrik Membengkak Menurut Pengamat BUMN

Kejutan di awal bulan ini bukan tanpa sebab. Herry menjelaskan, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan tagihan jadi jauh lebih mahal dibanding bulan-bulan sebelumnya.

"Terkait pembayaran listrik yang tiba-tiba mahal, memang bisa karena beberapa hal, seiring dengan masa diskonnya berakhir sejak awal Maret. Pertama, mungkin masyarakat kaget sehingga lupa pembayaran tarif listrik yang sebelumnya dapat diskon, sudah berakhir dan harus bayar penuh," jelasnya.

Selain faktor berakhirnya diskon, Herry juga mengingatkan soal dampak cuaca panas ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia.

"Kedua, tanpa disadari bisa saja pemakaian listrik yang berlebihan, mengingat kondisi cuaca yang sangat panas belakangan ini," ujarnya.

Dan yang ketiga, meskipun belum terbukti secara resmi, Herry menyoroti kemungkinan ada kesalahan dari sistem PLN sendiri.

"Ketiga, bisa juga ada persoalan perhitungan oleh PLN. Namun sampai saat ini kan belum ada keputusan kenaikan tarif listrik," katanya.

PLN Tegaskan Tak Ada Kenaikan Tarif Hanya Lonjakan Pemakaian

Menanggapi keresahan masyarakat yang mulai viral di media sosial, pihak PLN pun akhirnya buka suara.

Lewat Vice President Komunikasi Korporat PLN, Grahita Muhammad, perusahaan pelat merah itu memastikan tarif listrik tetap sama.

“Adanya lonjakan Tagihan Listrik bisa disebabkan oleh pola pemakaian listrik yang meningkat,” kata Grahita seperti dikutip pada Sabtu (5/4/2025).

Ia juga menjelaskan bahwa sejak 1 Maret 2025, masa promo diskon telah resmi berakhir.

Artinya, pelanggan kembali dikenai tarif normal sesuai dengan kebijakan pemerintah.

Dia juga mengimbau pelanggan pascabayar untuk rajin mengecek riwayat konsumsi listrik mereka.

Menurutnya, pemahaman soal perubahan konsumsi bisa membantu pelanggan mengerti kenapa tagihan tiba-tiba naik tanpa perlu panik atau menduga yang bukan-bukan.

Salah satu keluhan yang mencuri perhatian datang dari warganet dengan akun X @ariepujaa.

Dalam cuitannya pada Sabtu (5/4/2025), ia menulis, “Status rumah kosong, bilangnya karena kurang bayar dari beberapa bulan lalu akibat dari meteran buram.”

Keluhan itu dilengkapi dengan tangkapan layar data tagihan selama tiga bulan terakhir. Pada Februari 2025, tagihannya hanya Rp66.745 dengan pemakaian 88 kWh, dan di bulan berikutnya pun serupa.

Namun begitu masuk April 2025, tagihan melonjak jadi Rp1,36 juta untuk 901 kWh.

“Dompet rakyat diperas setelah lebaran,” tulisnya lagi.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements