NOTIS.CO.ID - Banyak orang masih mengira bahwa Diet Sehat harus ekstrem, seperti menghitung kalori ketat atau mengikuti tren makanan tertentu.
Melansir dari CNBC Indonesia, menurut dr. Gagah Buana Putra, seorang spesialis jantung dan pembuluh darah, kunci sebenarnya justru terletak pada hal-hal dasar: makan teratur dan memahami cara kerja metabolisme tubuh.
Pengalamannya membuktikan bahwa pendekatan sederhana justru memberikan hasil yang nyata dan bertahan lama.
"Dulu saya pikir rutin minum jus mangga tanpa gula itu sehat. Tapi ternyata saya mengalami sindroma metabolik," kata dr. Gagah, dikutip Jumat (27/6/2025).
Sindroma metabolik adalah kondisi medis yang muncul akibat kombinasi beberapa masalah: kadar gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, kolesterol jahat yang meningkat, dan obesitas di sekitar perut.
Ukuran lingkar perut dr. Gagah sempat menyentuh 103 cm, angka yang jauh dari standar sehat untuk pria. “Itu zona merah,” ujarnya.
Kondisi tersebut memunculkan kesadaran baru setelah seseorang menegur fisiknya saat ia sedang memberikan edukasi.
“Tapi dokter kok gendut?” kata pengantar pasien itu. Ucapan spontan tersebut menjadi titik balik. Sebagai dokter jantung, ia tak bisa lagi menutup mata terhadap gaya hidupnya sendiri.
Ia memahami bahwa penyakit jantung koroner tak muncul begitu saja. Semua berawal dari proses Metabolisme tubuh yang terganggu.
“Penyakit jantung koroner itu tidak datang tiba-tiba. Itu akumulasi dari Metabolisme yang rusak: gula tinggi bikin peradangan, tekanan darah tinggi merusak pembuluh, kolesterol menempel di dinding yang luka. Akhirnya menyumbat,” jelasnya.
Rahasia Diet Sehat Dengan Pola Makan yang Stabil
Sebelum menemukan pola yang tepat, dr. Gagah sempat mencoba berbagai metode diet populermulai dari keto, vegan, water fasting, hingga intermittent fasting.
Namun semua berujung gagal karena tidak konsisten. Yang akhirnya berhasil justru pendekatan yang lebih ringan dan stabil.
“Sebenarnya yang kita butuhkan itu cuma makan yang teratur. Kuncinya ada di Metabolisme, yaitu proses tubuh mengubah makanan dan minuman jadi energi. Kalau tubuh terus dikasih asupan tanpa jeda, insulin kerja terus, jadi resistensi. Dari situlah semua masalah bermula,” jelas dokter yang juga sebagai pengajar di FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.
Ia menekankan bahwa sukses diet bukan soal tren, tapi tentang disiplin menjalani Pola Makan yang konsisten. Makan tiga kali sehari tanpa camilan, serta memberi jeda antar waktu makan, sudah cukup untuk membantu tubuh bekerja optimal.
“Makan malam jam 7, lalu sarapan besoknya sekitar jam 7 pagi, itu sudah 12 jam puasa tanpa terasa. Kita tinggal tidur,” ujarnya.
Bahaya Tersembunyi dari Minuman Manis dan Jus Buah
Banyak yang mengira jus buah adalah pilihan sehat, padahal kandungan gulanya tetap tinggi. Di masa awal transisi Gaya Hidup, dr. Gagah menggunakan stevia sebagai pemanis alami untuk membantu lepas dari kebiasaan konsumsi gula.
“Lidah kita itu bisa dilatih. Dulu saya nggak bisa minum air putih, sekarang sudah bisa karena terbiasa,” jelasnya.
Kini ia menghindari total minuman manis dan fokus pada asupan alami. Perubahan kecil ini ternyata berdampak besar tidak hanya secara fisik, tapi juga mental. Berat badannya turun drastis dari 90 kg ke 60 kg.
“Saya sekarang bangun tidur lebih segar, tidur lebih nyenyak, dan konsentrasi jauh lebih fokus,” ungkapnya.
Diet Sehat Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Pribadi
Bagi dr. Gagah, menjalani gaya hidup sehat bukan hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan juga sebagai bentuk tanggung jawab. Terutama sebagai dokter yang seharusnya menjadi panutan dalam menjaga kesehatan.
“Jadilah manusia yang bertanggung jawab terhadap apa yang kita makan,” tegasnya.
Kebiasaan barunya kini termasuk berjalan cepat selama 30 menit setiap hari dan melakukan latihan otot ringan untuk memperkuat cadangan energi tubuh.
Kegiatan itu bahkan sering ia lakukan sambil mengedukasi masyarakat lewat siaran langsung di TikTok, membahas topik-topik seputar kesehatan jantung dan pembuluh darah.
"Sebagai dokter, saya lebih percaya diri mengedukasi pasien karena saya sendiri sudah melakukannya. Bukan cuma teori, tapi bukti hidup," kata ia.