Kamu Sudah Diet Tapi Berat Badan Tetap Susah Turun? Ini 7 Alasannya

Indah Maya Stefanie - Selasa, 23 Sep 2025 - 15:27 WIB
Kamu Sudah Diet Tapi Berat Badan Tetap Susah Turun? Ini 7 Alasannya
Alasan Mengapa Berat Badan Sulit Berkurang - foto internet
Advertisements

NOTIS.CO.ID-Banyak orang merasa kecewa karena sudah menjalani Diet ketat, melakukan olahraga secara rutin, bahkan membatasi makanan manis, tapi berat badannya tetap tidak turun.

Nyatanya, menurunkan berat badan tidak hanya tentang makan lebih sedikit dan bergerak lebih banyak. Ada berbagai faktor biologis, psikologis, dan lingkungan yang bisa membuat program diet tidak efektif.

Berikut penjelasan lengkapnya yang dlansir dari Health Care Utah University, Selasa (23/9/2025).

Alasan Mengapa Berat Badan Sulit Berkurang

1.Hormon yang Mengatur Nafsu Makan

Tubuh manusia memiliki cara alami untuk menjaga berat badan tetap stabil.
Salah satu hormon penting adalah leptin, yang memberi tahu otak bahwa perut sudah kenyang. Namun, pada banyak orang yang memiliki berat badan berlebih, terkadang hormon ini tidak bekerja dengan baik, sehingga tubuh tidak merasa kenyang meski sudah makan cukup.

Artinya, otak tidak mendapat tanda bahwa perut sudah penuh, jadi rasa lapar masih terus muncul meskipun lemak dalam tubuh sudah cukup. Kondisi ini biasanya membuat Diet terasa seperti berjuang melawan tubuh sendiri.

2. Faktor genetika dan adaptasi metabolik

Genetika memengaruhi seberapa efektif Diet itu sendiri. Beberapa gen tertentu bisa mengubah cara tubuh menyimpan dan menghabiskan energi.

Selain itu, ketika seseorang melakukan diet ketat, tubuh cenderung beradaptasi dengan memperlambat laju pembakaran kalori agar tetap memiliki cukup energi. Akibatnya, berat badan jadi lebih sulit berkurang meskipun porsi makanan sudah dikurangi.

3. Ekspektasi yang tidak realistis

Banyak orang berharap bisa menurunkan berat badan dengan cepat, misalnya 5 hingga 10 kilogram dalam waktu singkat.
Padahal, penurunan berat badan yang sehat biasanya hanya sekitar 0,5 hingga 1 kilogram per minggu.

Jika hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan, orang cenderung merasa frustrasi dan kecewa.
Hal ini bisa membuat banyak orang menyerah sebelum mencapai tujuan yang ditetapkan.

4.Pola makan dan kalori tersembunyi

Diet yang terlalu ketat justru bisa memberikan efek yang tidak baik. Tubuh akan mengurangi metabolisme, sehingga lebih sulit membakar lemak.

Selain itu, banyak orang tidak menyadari adanya kalori tersembunyi dari minuman manis, kopi susu, jus kemasan, hingga saus makanan.
Meski terlihat sepele, tambahan kalori ini bisa mengganggu upaya menurunkan berat badan.

5. Stres dan kurang tidur

Kesehatan mental bisa memengaruhi berat badan. Stres yang terus-menerus membuat hormon kortisol naik, yang bisa menyebabkan penumpukan lemak, khususnya di sekitar perut.

Kurang tidur juga bisa membuat hormon leptin berkurang dan hormon ghrelin meningkat. Hormon ini bisa membuat seseorang lebih mudah merasa lapar dan tergoda untuk makan makanan yang tinggi gula atau lemak.

6. Kesalahan menghitung kalori

Banyak orang mengira mereka sudah mengurangi kalori dengan benar, padahal perhitungannya sering tidak tepat. Label makanan dan aplikasi penghitung kalori bisa memiliki kesalahan dalam jumlah kalori yang ditampilkan.

Ditambah lagi, porsi makan biasanya diperkirakan secara subjektif, sehingga kalori yang masuk bisa lebih tinggi dari yang diperkirakan.

7. Lingkungan dan Faktor Sosial

Lingkungan sehari-hari kini sangat memudahkan kita untuk mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula, garam, dan lemak.
Adanya restoran cepat saji, camilan praktis, serta tren minum kopi manis membuat menjaga pola makan jadi semakin sulit.

Tekanan dari lingkungan sosial terhadap penampilan juga bisa menimbulkan stres, yang akhirnya membuat seseorang menggantikan rasa nyaman dengan makanan.

Jika berat badan tidak turun meskipun sudah berdiet, bukan berarti usaha Anda tidak berhasil. Tubuh memiliki mekanisme yang rumit yang sering kali menghalangi penurunan berat badan, seperti pengaruh hormon, faktor genetika, tekanan stres, hingga perubahan metabolisme.

Cara terbaik untuk menangani ini adalah dengan pendekatan yang menyeluruh. Misalnya, tetapkan target Diet yang realistis, tingkatkan kualitas tidur, kendalikan asupan kalori termasuk dari minuman, perhatikan keseimbangan hormon dan kebiasaan makan, serta cari bantuan dari ahli jika diperlukan.(*)

 

Advertisements
Share:
Editor: Indah Maya Stefanie
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements