Ilmuwan NASA Bongkar Fakta Baru soal Proses Pembentukan Mars

Mars terbentuk hanya dalam hitungan juta tahun lewat jalur berbeda dari Bumi, terbukti dari eksperimen NASA dan meteorit yang diteliti.
Trinita Adelia - Minggu, 22 Jun 2025 - 16:04 WIB
Ilmuwan NASA Bongkar Fakta Baru soal Proses Pembentukan Mars
Planet Mars - freepik
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Mars selama ini dianggap sebagai planet yang punya potensi menjadi rumah kedua bagi manusia. Tapi siapa sangka, ternyata Mars dan Bumi terbentuk dengan cara yang sangat berbeda.

Temuan dari NASA baru-baru ini membongkar fakta mengejutkan soal pembentukan Mars yang jauh lebih cepat dibanding Bumi. Penelitian ini membawa sudut pandang baru soal evolusi planet dalam Tata Surya.

Proses Pembentukan Mars Terjadi dalam Hitungan Juta Tahun

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Communications mengungkap bahwa Mars terbentuk hanya dalam beberapa juta tahun setelah Tata Surya lahir.

Ini jauh lebih cepat dibanding Bumi yang membutuhkan waktu miliaran tahun untuk menyelesaikan proses pembentukannya. Perbedaan waktu ini menjadi indikasi penting bahwa evolusi Mars berjalan lewat jalur yang tak sama dengan Bumi.

Eksperimen NASA menunjukkan bahwa inti Mars terbentuk melalui lelehan logam seperti besi dan nikel sulfida. Lelehan ini merembes langsung menuju pusat planet, bahkan ketika batuan penyusunnya masih padat.

Artinya, pembentukan inti Mars terjadi sebelum energi panas dari peluruhan radioaktif mampu mencairkan interior planet sepenuhnya. Inilah titik awal yang membedakan struktur awal Mars dan Bumi secara mendasar.

Dalam ilmu Planet, proses ini disebut differentiation, yaitu ketika elemen berat tenggelam ke dalam dan elemen ringan tetap di permukaan. Biasanya, proses ini hanya bisa terjadi jika bagian dalam planet sudah cair.

Namun, hasil dari meteorit Mars menunjukkan bahwa inti planet merah ini terbentuk jauh lebih awal dari yang sebelumnya diperkirakan.

Bukti Meteorit Mars Ungkap Jejak Lelehan Sulfida

Untuk membuktikan proses unik pembentukan Mars, tim ilmuwan dari Divisi Astromaterials Research and Exploration Science (ARES) NASA melakukan eksperimen suhu tinggi.

Mereka memanaskan sampel batuan kaya sulfur hingga mencapai lebih dari 1.020°C cukup untuk melelehkan logam sulfida tapi tidak batu silikat. Hasilnya mengejutkan.

Lewat pemindaian 3D menggunakan tomografi sinar-X, tim melihat lelehan logam sulfida merembes melalui celah mineral dalam batuan padat. Hal ini mengonfirmasi bahwa inti Mars bisa terbentuk meski batuan belum sepenuhnya mencair.

Temuan ini menjadi bukti penting bahwa pembentukan inti Planet tidak harus menunggu panas dari isotop radioaktif seperti aluminium-26.

Selain eksperimen laboratorium, ilmuwan juga meneliti meteorit Mars. Mereka menemukan pola kimia khas dari elemen platinum group seperti iridium, osmium, palladium, platinum, dan ruthenium.

Elemen-elemen ini tertinggal sebagai residu dari proses perembesan logam di masa lalu. 

Teknik Laser Modern Buka Tabir Evolusi Planet Awal

Dalam upaya menjaga keaslian sampel, NASA menggunakan teknik non-destruktif dengan metode laser ablation. Teknik ini dikembangkan oleh ilmuwan ARES, Jake Setera, untuk mendeteksi pola kimia tanpa merusak meteorit. 

Dengan metode ini, para ilmuwan bisa melihat jejak kimia yang hanya bisa terbentuk lewat proses perembesan sulfida.

Hasilnya tidak hanya menjelaskan pembentukan Mars, tapi juga memberikan pemahaman baru tentang benda-benda langit lain di wilayah tengah cakram protoplanet tempat di mana Mars berasal.

Model baru ini juga memperkuat dugaan bahwa inti Mars kemungkinan besar mengandung banyak sulfur.

Penemuan ini menjadi titik balik penting dalam pemahaman kita soal dinamika pembentukan Planet.

Tak hanya menjawab pertanyaan lama tentang Mars, tapi juga membuka kemungkinan baru tentang bagaimana benda langit lain di Tata Surya terbentuk dan berevolusi sejak awal kelahirannya.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements