NOTIS.CO.ID - Siapa sangka, planet Mars yang selama ini dikenal kering dan tandus, ternyata menyimpan lautan di bagian terdalamnya.
Temuan ini bikin heboh karena para ilmuwan menemukan kemungkinan keberadaan air dalam jumlah besar yang tersembunyi di bawah permukaan Mars, tepatnya di kedalaman antara 5,4 hingga 8 kilometer.
Penemuan ini membuka peluang baru soal sejarah air di Mars yang jauh lebih kompleks dari dugaan sebelumnya.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di National Science Review, para ilmuwan mengungkap bahwa lapisan cair di dalam batuan Mars bisa saja cukup besar untuk membanjiri seluruh permukaan planet dengan kedalaman 520 hingga 780 meter.
Menariknya, Para peneliti menuliskan itu sama seperti yang ada pada lapisan es Antartika.
Dengan kata lain, Mars bisa jadi pernah memiliki lautan luas yang kini tersimpan jauh di bawah tanah.
Penemuan ini berdasarkan data seismik dari wahana InSight milik NASA, yang menangkap gelombang seismik dari bagian dalam Mars.
Para peneliti menyadari gelombang tersebut melambat saat melewati lapisan tertentu yang menjadi petunjuk adanya cairan.
Saat gelombang melewati material padat, kecepatannya tetap stabil, tapi ketika melalui sesuatu yang lebih lunak seperti air, kecepatannya menurun drastis.
Penemuan air dalam batuan Mars berdasarkan data seismik NASA
Dalam rentang waktu antara 2021 dan 2022, beberapa aktivitas gempa Mars dan tumbukan asteroid memberi kesempatan emas bagi ilmuwan untuk mengamati gelombang seismik secara lebih detail.
Wahana InSight mendeteksi adanya perubahan kecepatan gelombang yang konsisten di kedalaman tertentu, membuat para peneliti percaya bahwa Mars menyimpan air di bawah lapisan bebatuannya.
Gelombang seismik ini menjadi alat penting untuk menyingkap rahasia bawah tanah Mars, mirip seperti cara dokter menggunakan USG untuk melihat isi dalam tubuh manusia.
Data dari misi ini memperlihatkan bahwa gelombang seismik secara tiba-tiba melambat di kedalaman tertentu, dan satu-satunya penjelasan logis yang muncul adalah keberadaan cairan yang mengisi pori-pori batuan.
Temuan ini memicu banyak pertanyaan baru, seperti seberapa banyak air yang tersisa dan apakah air itu masih aktif secara geologis.
Bahkan, dibandingkan teori lama yang menyebutkan bahwa air hanya membeku menjadi es, temuan ini memperlihatkan adanya fase cair yang masih bertahan sampai sekarang.
Masa lalu Mars yang basah dan perubahan drastis iklim planet
Dalam sejarah panjangnya, Mars pernah dikenal sebagai planet yang memiliki air melimpah.
Para ilmuwan memperkirakan air itu sudah ada sejak masa pembentukan planet, antara 4,1 miliar hingga 3 miliar tahun lalu.
Tapi segalanya berubah saat planet ini perlahan kehilangan medan magnetnya dan atmosfer mulai menipis karena terkikis radiasi dari Matahari.
"Namun air yang melimpah menghilang saat planet berubah menjadi lingkungan dingin dan kering seperti yang dilihat sekarang," jelas Hrvoje TkalÄiÄ, seorang profesor geofisika dari Universitas Nasional Australia.
Air yang tadinya bebas mengalir akhirnya terkunci dalam bentuk es di kutub, tersembunyi di bawah tanah, bahkan terserap dalam mineral-mineral terhidrasi di kerak planet.
Misi masa depan Mars dan misteri air yang belum terpecahkan
Banyak misi eksplorasi masa lalu berfokus mencari jejak air di Mars, tapi tak sedikit yang kebingungan karena air yang dulunya ada seperti menghilang begitu saja.
Penemuan baru ini jadi pencerahan besar dan bisa mengubah arah penelitian ke depan, terutama untuk mengungkap apakah air tersebut masih bisa diakses atau bahkan dihuni oleh bentuk kehidupan mikroskopis.
Kalau air masih ada dalam bentuk cair, artinya potensi untuk kehidupan atau pemanfaatan oleh misi manusia ke Mars makin terbuka lebar.
Selain itu, teknologi seismik terbukti efektif dalam menyingkap misteri geologis Mars, sehingga mungkin saja di masa depan akan ada misi khusus untuk mengebor permukaan Mars dan mengambil sampel langsung dari lautan tersembunyinya.