NOTIS.CO.ID - Micin, vetsin, atau nama resminya Monosodium Glutamate (MSG), bukan hanya sekadar bumbu dapur, ia jadi pemain utama yang menyulap makanan biasa jadi terasa gurih.
Dibuat dari gabungan Sodium, Asam Glutamat, dan air, MSG punya peran penting dalam menciptakan cita rasa umami.
Meski kadang dicap negatif, faktanya MSG sudah eksis lebih dari seratus tahun di dapur berbagai budaya dan masih terus dipakai hingga sekarang.
Dalam banyak sajian khas seperti bakso, mie ayam, sampai nasi goreng kaki lima, rasa gurih itu bisa jadi berkat sejumput Micin di dalamnya.
Jadi, bukan hanya membuat rasa enak, MSG juga bisa bikin makanan lebih menarik untuk disantap apalagi ketika nafsu makan lagi menurun.
Menurut Melliana Eka S,Tr,Gz, ahli gizi dari Healthy Go Catering, “Makanan yang bergizi itu tidak hanya sekadar untuk memenuhi semua kebutuhan tubuh, tapi mengutamakan rasa, karena dari rasa itu segala komponen makanan dapat dinikmati oleh lidah dan menambah selera orang itu.”
Regulasi BPOM tentang MSG dan keamanan konsumsinya
Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM) sudah menyatakan bahwa MSG sah-sah saja digunakan sebagai bahan tambahan pangan kategori penguat rasa, asalkan sesuai aturan.
Penggunaannya pun diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, yang artinya jelas diawasi dan bukan sembarangan.
Jadi, selama pakainya tidak kelewat batas, MSG masih aman untuk masuk ke dalam masakan harian.
Bahkan, berdasarkan studi di Jurnal Mutu Pangan tahun 2014, bumbu umami ini punya manfaat lebih dari sekadar rasa, yaitu membantu meningkatkan asupan nutrisi pada pasien TBC dan mempercepat penyembuhan.
Lebih lanjut, The American Journal of Clinical Nutrition juga sempat mengulas dalam edisi Vol 90, September 2009 tentang peran glutamat (komponen utama MSG) dalam meningkatkan gizi dan kesehatan lansia di Jepang.
MSG sebagai penyeimbang gizi dan rasa di setiap piring
Makanan sehat itu nggak cukup cuma bergizi, rasa juga wajib jadi bagian dari rumusnya. Dan di sinilah MSG mempunyai peran penting.
Menurut Melliana Eka, makanan yang ideal adalah makanan yang seimbang dari protein, karbohidrat, dan rasa yang pas, yang salah satunya bisa didukung dari penggunaan MSG.
Sebenarnya MSG itu self limiting alias punya batas otomatis dalam penggunaannya.
"MSG bersifat self limiting, penambahan berlebihan menimbulkan rasa tidak enak manusia mampu secara otomatis membatasi kebutuhan MSG, jika berlebihan akan menimbulkan rasa yang tidak disukai dengan sendirinya. Tidak ada satu pun makanan yang terbaik atau terburuk, yang ada hanyalah porsi yang tepat atau tidak," jelas Melliana lagi.
Jika dipakainya wajar, Micin tidak akan berubah jadi musuh. Justru bisa jadi jembatan antara makanan sehat dan rasa yang menggugah.
"Karena itu makanan yang dikonsumsi jangan sampai terasa hambar sehingga membuat orang yang menyantapnya tidak selera," ujarnya.