NOTIS.CO.ID - Film animasi asli buatan Indonesia berjudul Jumbo sukses besar setelah meraih tiga juta penonton hanya dalam waktu dua minggu sejak penayangannya pasca Lebaran 2025.
Keberhasilan ini menjadi sinyal kuat bahwa film lokal bisa bersaing di tengah derasnya film luar negeri yang terus berdatangan di bioskop-bioskop Indonesia.
Sutradara sekaligus penulis Jumbo, Ryan Adriandhy, membagikan rasa bangganya atas sambutan luar biasa dari masyarakat.
Ia menganggap keberhasilan ini sebagai hasil nyata dari perjuangan panjang bersama tim kreatif selama lima tahun.
“Perjalanan saya bersama para kreator selama lima tahun, dan kini dicintai oleh banyak keluarga Indonesia. Ketika karya saya menggerakkan orang untuk berkarya sebagai respons, itulah kepuasan terbesar,” katanya.
Penonton film ini melesat drastis, terutama karena momen anak-anak kembali masuk sekolah.
Fenomena nonton bareng yang digelar sekolah-sekolah di berbagai kota menjadi pemicu lonjakan tersebut, menunjukkan betapa film ini meresonansi dengan berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang tua.
Pengisi suara terkenal dan lagu tema memperkuat daya tarik Jumbo
Salah satu daya pikat utama Jumbo terletak pada jajaran pengisi suara yang terdiri dari nama-nama besar di dunia hiburan Indonesia.
Beberapa di antaranya yaitu Prince Poetiray yang mengisi suara Jumbo versi anak-anak, Quinn Salman sebagai Meri, M Adhiyat, Yusuf Ozkan, Graciella Abigail, dan Den Bagus Satrio.
Selain itu, suara-suara familiar seperti Angga Yunanda, Ariel NOAH, Bunga Citra Lestari, hingga Cinta Laura Kiehl ikut menyumbang energi di balik karakter.
Tak hanya suara, lagu tema Jumbo berjudul Selalu Ada di Nadimu juga menjadi pemanis sekaligus penguat emosi dalam cerita.
Lagu ini dibawakan oleh Prince Poetiray dan Quinn Salman, yang juga dengan versi tambahan dari Bunga Citra Lestari.
Pesan moral Jumbo dan pengaruhnya pada film animasi Indonesia
Di balik kisah petualangannya, Jumbo menawarkan lebih dari sekadar hiburan.
Film ini membawa pesan moral yang dalam, serta membuka ruang dialog antara orang tua dan anak-anak.
Produser Anggia Kharisma menegaskan bahwa Jumbo memang dirancang untuk menjadi ruang berbagi yang hangat.
“Film ini kami buat bukan hanya untuk menghibur, tapi untuk menemani, memeluk, dan mungkin membantu membuka ruang diskusi bersama keluarga dan anak-anak dalam diri kita,” jelasnya.
Capaian tiga juta penonton bukan hanya angka, melainkan bukti nyata bahwa Film Animasi buatan anak negeri memiliki tempat yang spesial di hati masyarakat.
Melalui kehangatan cerita dan pencapaian masif di bioskop, Jumbo membuktikan bahwa film animasi Indonesia bukan lagi pelengkap, melainkan pusat perhatian yang layak dibanggakan dan terus dikembangkan ke depan.