NOTIS.CO.ID - Pengetahuan tentang asal-usul Kecerdasan Anak semakin berkembang seiring dengan kemajuan riset di bidang genetika. Salah satu temuan terbaru yang cukup mencuri perhatian datang dari jurnal Psychology Spot.
Dalam studi tersebut, para ilmuwan menyimpulkan bahwa ibu berperan lebih dominan dalam menurunkan kecerdasan kepada anaknya. Fakta ini memunculkan kembali diskusi menarik soal bagaimana faktor genetik bekerja dalam perkembangan intelektual seseorang.
Riset ini tidak hanya berfokus pada aspek biologis semata, tapi juga mengaitkan peran sosial dan ekonomi keluarga. Dengan pendekatan ilmiah dan wawancara terhadap ribuan remaja serta ibu mereka, para peneliti berhasil menemukan keterkaitan kuat antara kecerdasan dan Kromosom X yang diwarisi dari ibu.
Kenapa Kecerdasan Anak Lebih Banyak Diturunkan dari Ibu
Penjelasan ilmiah tentang peran ibu dalam mewariskan kecerdasan berakar pada struktur genetika manusia. Kromosom X, yang diketahui membawa gen kecerdasan, dimiliki dua buah oleh wanita. Sebaliknya, pria hanya memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y.
Artinya, ketika anak mewarisi kromosom dari ibu, peluang menerima gen kecerdasan menjadi dua kali lebih besar. Ini menjadikan wanita sebagai "pemegang saham mayoritas" dalam urusan intelektual anak.
Di sisi lain, pria lebih mungkin mewariskan gen yang berkaitan dengan karakter seperti intuisi dan pengendalian emosi. Menariknya, beberapa gen kecerdasan dari ayah dapat dinonaktifkan oleh mekanisme genetik tertentu.
Hal ini diperkuat oleh hasil studi yang menyatakan, "Jika gen yang sama diwarisi dari ayah, gen tersebut akan dinonaktifkan. Jelas, gen lain bekerja sebaliknya, hanya diaktifkan jika berasal dari ayah," seperti dikutip dari jurnal Psychology Spot pada Sabtu (7/6/2025).
Studi Genetik Ini Melibatkan Lebih dari 12 Ribu Remaja
Penelitian ini melibatkan 12.686 remaja berusia antara 14 hingga 22 tahun. Mereka diwawancara terkait berbagai faktor yang memengaruhi perkembangan kecerdasan, termasuk ras, latar belakang pendidikan, kondisi sosial, serta status ekonomi.
Data yang sama juga dikumpulkan dari para ibu mereka, sehingga peneliti dapat melihat pola hubungan antar variabel yang lebih menyeluruh.
Dari data tersebut, terlihat pola kuat bahwa kontribusi genetik dari ibu dalam aspek intelektual lebih konsisten dan signifikan.
Walaupun demikian, para peneliti menegaskan bahwa kecerdasan tidak hanya dipengaruhi oleh gen, tapi juga oleh lingkungan dan pola asuh. Jadi, keterlibatan ayah tetap punya peran penting dalam mengoptimalkan potensi anak.
Keseimbangan Peran Ayah dan Ibu Tetap Krusial dalam Perkembangan Anak
Meskipun genetik ibu berkontribusi lebih besar terhadap potensi Kecerdasan Anak, bukan berarti peran ayah bisa diabaikan. Ayah turut menyumbang gen yang berkaitan dengan sifat-sifat penting lain seperti emosi, keberanian, dan stabilitas mental.
Unsur-unsur ini justru bisa menjadi fondasi yang mendukung anak untuk mengembangkan kecerdasan yang diwariskan dari ibunya.
Faktor pola asuh yang dilakukan bersama juga sangat penting. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan suportif, penuh kasih sayang, dan memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas akan lebih mudah mengembangkan kemampuan kognitif mereka secara optimal.
Jadi, meskipun secara biologis ibu membawa potensi lebih besar dalam menurunkan kecerdasan, keberhasilan aktualnya tetap sangat ditentukan oleh kolaborasi orang tua dalam membesarkan anak.
Dengan kata lain, gen hanyalah salah satu bagian dari cerita panjang tentang bagaimana anak tumbuh menjadi pribadi cerdas dan tangguh.