Toko Kelontong di Korea Ternyata Jadi Raja Global, Ini Rahasianya

Korea Selatan dinobatkan sebagai negara dengan toko kelontong terbanyak di dunia karena inovasi, layanan lengkap, dan perubahan gaya hidup masyarakat..
Trinita Adelia - Senin, 23 Jun 2025 - 14:00 WIB
Toko Kelontong di Korea Ternyata Jadi Raja Global, Ini Rahasianya
Ilustrasi toko kelontong - Pixabay @maxmann
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Siapa sangka, toko kelontong yang biasa kita temui di lingkungan sekitar ternyata punya “versi raksasa” di negara lain.

Kalau di Indonesia toko kelontong identik dengan Warung Madura yang buka 24 jam dan menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, di Korea Selatan konsep toko kelontong dibawa ke level yang jauh lebih tinggi.

Menariknya, toko kelontong di Korea Selatan kini dinobatkan sebagai yang terbanyak di dunia, bahkan melampaui jumlah cabang McDonald’s secara global.

Toko kelontong di Korea Selatan tumbuh pesat dan melampaui Jepang

Fenomena tumbuhnya toko kelontong secara masif di Korea Selatan mencerminkan perubahan gaya hidup yang serba cepat.

Menurut data dari Asosiasi Industri Toko Serba Ada Korea, pada tahun 2023 terdapat sekitar 55.200 Toko Kelontong tersebar di seluruh penjuru negeri.

Jumlah ini melampaui total gerai McDonald’s di dunia, sekaligus menjadikan Korea sebagai negara dengan kepadatan Toko Kelontong per kapita tertinggi.

Negara lain seperti Jepang dan Taiwan yang dulu dikenal dengan jaringan minimarketnya pun kini berada di posisi kedua dan ketiga. Perbedaan utamanya terletak pada inovasi layanan yang terus dikembangkan oleh Toko Kelontong Korea.

Seperti dikatakan oleh Profesor Chang Woo-Cheol, seorang ahli industri jasa makanan dari Kwangwoon University Seoul, “Industri toko serba ada di Korea Selatan menonjol karena kepadatan yang luar biasa dan strategi inovatifnya.”

Tak hanya sekadar tempat belanja harian, Toko Kelontong di Korea telah menjelma menjadi simpul layanan ritel modern. 

“Mereka menjadi saluran ritel penting, dengan pangsa penjualan ritel offline terbesar kedua di negara ini,” tambah Chang.

Layanan toko kelontong Korea Selatan sangat lengkap dan fungsional

Banyak hal yang membuat toko kelontong di Korea Selatan berbeda dari minimarket biasa. Tidak hanya menjual makanan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga, toko-toko ini juga menawarkan berbagai layanan gaya hidup.

Pelanggan bisa mengisi daya ponsel, membayar tagihan listrik, menarik uang tunai, hingga mengisi ulang skuter listrik dan menukar mata uang asing di satu tempat yang sama.

Inovasi yang ditawarkan bahkan merambah pada pengiriman internasional, pemesanan daring, serta penyediaan area duduk yang nyaman untuk bersantai sambil menikmati camilan.

“Toko serba ada di Korea bukan hanya tempat di mana orang dapat [duduk] mengelilingi meja di antara tumpukan kaleng bir di malam musim panas, tetapi juga menyediakan layanan penting,” menurut laporan Deloitte Korea tahun 2020.

Fungsionalitas dan kenyamanan yang tinggi inilah yang membuat Toko Kelontong Korea menjadi tempat ideal bagi berbagai kalangan, terutama pekerja kantoran dan pelajar yang mencari tempat makan siang cepat, murah, dan praktis.

Urbanisasi dan gaya hidup lajang memperkuat dominasi toko kelontong

Lonjakan permintaan terhadap toko kelontong ini tak lepas dari urbanisasi pesat yang terjadi di Korea Selatan. Lebih dari 80 persen populasi negara ini tinggal di kawasan perkotaan dan menjalani gaya hidup cepat. 

Selain itu, perubahan demografis juga memainkan peran besar. Tingkat pernikahan yang rendah dan semakin banyaknya orang lajang membuat pola konsumsi pun berubah.

Masyarakat memilih untuk menghemat waktu dan uang dengan membeli makanan siap saji atau berbelanja kebutuhan dalam jumlah kecil di Toko Kelontong terdekat ketimbang memasak sendiri.

Sebuah laporan dari McKinsey menunjukkan bahwa pada tahun 2021, sekitar 35 persen rumah tangga di Korea Selatan adalah rumah tangga lajang.

Mereka lebih memilih kenyamanan dan efisiensi yang ditawarkan Toko Kelontong, terutama dalam kondisi ekonomi yang sedang menantang.

Lonjakan pendapatan Toko Kelontong sejak pandemi dan pengaruh Korean Wave

Tren belanja di toko kelontong semakin meningkat sejak pandemi Covid-19. Masyarakat beralih ke opsi yang lebih aman dan cepat, seperti belanja di toko kelontong terdekat atau memesan online.

Perusahaan pun merespons dengan menambah jumlah toko di lokasi-lokasi strategis seperti dekat stasiun, pusat hiburan, atau area komersial lainnya.

Dampaknya sangat signifikan. Menurut data McKinsey yang mengutip Euromonitor, antara 2010 hingga 2021 pendapatan Toko Kelontong di Korea melonjak dari US$5,8 miliar menjadi US$24,7 miliar.

Peningkatan ini bahkan melampaui pertumbuhan supermarket dan department store tradisional. Selain itu, kehadiran Korean Wave ikut mendongkrak popularitas Toko Kelontong ini secara global.

Di media sosial, banyak influencer yang membagikan pengalaman unik mereka saat mengunjungi Toko Kelontong Korea, mulai dari mencoba ramen instan di tempat hingga mengikuti tren makan seharian dari minimarket. 

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements