Sikap Arogan Polisi saat Demo RUU TNI: Blokade Jalan Ambulans dan Penggeledahan Tas Medis

Trinita Adelia - Sabtu, 29 Mar 2025 - 12:00 WIB
Sikap Arogan Polisi saat Demo RUU TNI: Blokade Jalan Ambulans dan Penggeledahan Tas Medis
Segerombolan polisi diduga blokade jalan ambulans yang membawa pasien - X @GreedyPasta_
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Aksi demonstrasi menentang revisi Undang-Undang TNI yang berlangsung di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 27 Maret 2025, berakhir dengan kericuhan.

Bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan pun tak terhindarkan, menciptakan situasi yang memanas di tengah upaya massa menyampaikan aspirasi mereka.

Ambulans Terjebak di Tengah Kepungan Polisi

Di tengah kekacauan yang terjadi, sebuah video viral beredar di media sosial yang menunjukkan mobil ambulans terjebak dan tidak dapat melintas akibat jalan yang dipenuhi aparat kepolisian serta kendaraan taktis.

Rekaman tersebut diunggah oleh akun X @GreedyPasta_ pada hari yang sama, menampilkan adegan yang mengundang perdebatan publik.

“Ini medis, bapak ini medis, ini sudah pada berdarah-darah semua, medis ini sudah banyak loh, sudah jalan, tapi polisinya enggak ngasih lewat, pura-pura budek, aku enggak ngerti maksudnya apa, ini kemanusiaan, sudah medis, tapi enggak ngasih lewat,” terdengar suara seorang wanita dalam video tersebut.

Tak hanya itu, dalam potongan video lain, terlihat tas medis yang diduga digeledah oleh aparat hingga mengalami kerusakan.

“Ini digeledah sampai rusak, ini tas medis, sudah jelas-jelas tanda medis,” ujar seseorang dalam rekaman tersebut, memperlihatkan kondisi perlengkapan medis yang tampak tidak lagi dalam keadaan baik.

Bentrokan di Jalan Gatot Subroto Memanas

Unjuk rasa yang pada awalnya berlangsung damai berubah menjadi bentrokan ketika aparat kepolisian mulai berupaya membubarkan massa dengan menggunakan water cannon.

Para demonstran yang tidak terima dengan tindakan tersebut membalas dengan melempar molotov dan kembang api ke arah barisan aparat keamanan.

Situasi semakin tidak terkendali ketika teriakan "revolusi" menggema di tengah massa yang semakin bersemangat.

Sejumlah peserta aksi terlihat melempar berbagai benda ke arah petugas, yang membuat suasana kian memanas di Jalan Gatot Subroto.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro, menjelaskan bahwa dalam pengamanan aksi tersebut, pihak kepolisian mengerahkan ribuan personel gabungan.

"Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari mahasiswa dan beberapa aliansi, kami melibatkan 1.824 personel gabungan," ujar Susatyo dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, 27 Maret 2025.

Personel yang diturunkan berasal dari berbagai instansi, termasuk Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemprov DKI Jakarta, serta unsur lainnya.

Namun, meskipun aparat sudah dikerahkan dalam jumlah besar, bentrokan tetap tidak dapat dihindari.

Video-video yang beredar di media sosial semakin memperkeruh situasi, terutama yang menunjukkan tindakan aparat terhadap tim medis yang seharusnya netral dalam situasi seperti ini.

Kejadian ini pun menimbulkan berbagai reaksi dari publik. Banyak yang menilai bahwa pembubaran paksa dan penghalangan terhadap tenaga medis adalah tindakan yang seharusnya tidak terjadi dalam negara demokrasi.

Di sisi lain, aparat kepolisian berargumen bahwa tindakan yang mereka lakukan adalah bagian dari prosedur pengamanan.

Peristiwa ini masih menjadi sorotan luas, dan banyak pihak yang menuntut transparansi serta penjelasan dari pihak berwenang mengenai insiden yang terjadi di tengah demonstrasi tersebut.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements