Ilmuwan Temukan Batuan Tertua di Dunia, Ternyata Usianya 4,16 Miliar Tahun

Penemuan batuan 4,16 miliar tahun di Kanada bisa ungkap jejak kerak Bumi pertama dan tanda kehidupan awal.
Trinita Adelia - Rabu, 02 Jul 2025 - 13:00 WIB
Ilmuwan Temukan Batuan Tertua di Dunia, Ternyata Usianya 4,16 Miliar Tahun
Ilustrasi Batu-batuan - freepik @Mateus Andre
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Penemuan mengejutkan kembali hadir dari dunia geosains. Ilmuwan berhasil mengidentifikasi batuan tertua di Bumi yang terletak di kawasan timur Teluk Hudson, Kanada.

Batuan yang ditemukan di formasi geologis Nuvvuagittuq Greenstone Belt itu disebut memiliki usia mencapai 4,16 miliar tahun. Temuan ini bukan hanya menyoroti usia kerak

Bumi, tetapi juga membuka jalan baru untuk memahami bagaimana kehidupan mungkin muncul di awal sejarah planet ini. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang penemuan langka ini dan implikasinya terhadap ilmu pengetahuan.

Batuan Purba di Kanada Bisa Jadi Sisa Kerak Bumi Pertama

Formasi Nuvvuagittuq Greenstone Belt di Kanada kembali menjadi sorotan setelah hasil riset terbaru menunjukkan bahwa batuan di lokasi ini mungkin merupakan sisa dari kerak Bumi pertama yang pernah terbentuk.

Tim peneliti menggunakan teknik analisis isotop radioaktif untuk menentukan usia magma kuno yang terperangkap di dalam batuan tersebut.

Hasil pengukuran menunjukkan batuan tersebut telah ada selama lebih dari 4 miliar tahun. Usia ini menempatkannya sangat dekat dengan pembentukan awal Bumi yang diperkirakan terjadi 4,57 miliar tahun lalu.

Jika validasi dari studi lanjutan mengonfirmasi temuan ini, maka formasi batuan tersebut akan menjadi bukti paling kuat tentang permulaan Kerak Bumi.

"Batuan vulkanik itu setidaknya berusia 4,16 miliar tahun atau bahkan lebih tua. Menurut saya, usia terbaiknya adalah 4,3 miliar tahun," kata Jonathan O'Neil, profesor ilmu lingkungan di University of Ottawa sekaligus salah satu penulis studi, dikutip dari Live Science, Rabu (2/7/2025).

"Tidak ada batuan yang diketahui lebih tua dari ini," tambahnya.

Mengintip Kondisi Awal Bumi dari Lautan Purba yang Membatu

Salah satu aspek paling menarik dari penelitian ini adalah potensi batuan tersebut dalam merekam kondisi Bumi pada masa awal.

Beberapa batuan dari wilayah ini diduga terbentuk dari presipitasi air laut, yang artinya mereka terbentuk saat air laut mengendap menjadi mineral padat.

Jika benar batuan ini merupakan hasil dari presipitasi, maka informasi yang tersimpan di dalamnya bisa mencerminkan keadaan lingkungan saat Bumi masih sangat muda dan belum ramah bagi kehidupan seperti sekarang.

Data ini dapat digunakan untuk merekonstruksi gambaran Bumi prasejarah, dari suhu permukaan, tekanan atmosfer, hingga kemungkinan munculnya bahan-bahan organik awal yang menjadi cikal bakal kehidupan.

Jejak Kehidupan Awal Bisa Tersembunyi dalam Batuan Ini

Bukan hanya urusan umur batuan dan sejarah Geologi yang menjadi fokus, studi ini juga membawa harapan baru dalam pencarian asal-usul kehidupan.

Jika batuan tersebut memang berasal dari presipitasi laut purba, maka bukan tidak mungkin di dalamnya juga terdapat jejak kimia atau biologis kehidupan awal.

"Bebatuan dari Nuvvuagittuq Greenstone Belt terbentuk dari presipitasi air laut, dan bisa membantu kita memahami komposisi lautan pertama, suhunya, atmosfernya, dan bahkan mungkin menyimpan jejak kehidupan tertua di Bumi," kata O'Neil.

"Memahami lingkungan tempat kehidupan bisa muncul di Bumi juga membantu kita dalam mencari kehidupan di tempat lain, seperti di Mars," tambahnya.

Dengan kata lain, Batuan Purba ini tidak hanya menceritakan masa lalu planet kita, tetapi juga memberikan petunjuk penting untuk eksplorasi astrobiologi, khususnya pada planet-planet seperti Mars yang punya sejarah geologis serupa.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements