NOTIS.CO.ID - Program Global Korea Scholarship (GKS) menjadi salah satu beasiswa paling diminati oleh pelajar internasional yang ingin melanjutkan kuliah secara gratis di Korea Selatan.
Setelah hasil seleksi untuk program magister dan doktor diumumkan, kini fokus beralih ke jenjang sarjana (S1) yang pendaftarannya diperkirakan akan dibuka pada bulan September. Momen ini menjadi waktu tepat untuk mulai mempersiapkan diri sejak dini.
GKS merupakan beasiswa penuh yang ditawarkan oleh pemerintah Korea Selatan melalui National Institute for International Education (NIIED).
Beasiswa ini mencakup seluruh biaya kuliah, pelatihan bahasa Korea selama satu tahun, tiket pesawat pulang-pergi, serta tunjangan hidup bulanan bagi mahasiswa asing dari negara yang telah ditentukan oleh NIIED.
Untuk program S1, masa studi berlangsung antara empat hingga enam tahun tergantung jurusan yang dipilih, ditambah satu tahun pelatihan bahasa.
Syarat utama untuk mengikuti program ini cukup ketat, namun masih terbuka lebar. Pelamar harus merupakan lulusan SMA atau sederajat, berusia di bawah 25 tahun, dan memiliki nilai akademik setidaknya setara 80% dari nilai maksimal.
Pengalaman belajar dari penerima beasiswa GKS asal Indonesia
Belajar di Korea memang menantang, tetapi bukan hal yang tidak bisa dicapai. Salah satu bukti nyata datang dari Nadhifah Salsabila, penerima beasiswa GKS yang saat ini tengah menempuh studi di Sungkyunkwan University.
Menariknya, Nadhifah memulai perjuangannya dari nol, termasuk dalam hal kemampuan bahasa Korea.
"Waktu saya daftar GKS, saya belum bisa bahasa Korea. Tapi saya belajar keras, ikut kegiatan kampus, dan mencoba ngobrol dengan mahasiswa lokal. Di situlah saya banyak belajar, bukan cuma akademik tapi juga budaya," kata Nadhifah dalam acara "Melanjutkan Pendidikan Korea" yang diselenggarakan oleh Korean Culture Center (KCC) Indonesia.
Selain menyesuaikan diri secara akademik, Nadhifah juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Ia menemukan komunitas Muslim di Korea dan bahkan ikut serta dalam festival budaya Indonesia yang diadakan di kampus.
"Banyak orang Korea yang ingin tahu tentang Islam. Saya merasa bisa jadi jembatan budaya juga, bukan cuma mahasiswa biasa," ujarnya.
Universitas Korea makin aktif tawarkan beasiswa untuk mahasiswa asing
Melansir dari CNBC Indonesia, fenomena menurunnya populasi usia kuliah di Korea menjadi salah satu alasan kuat mengapa pemerintah dan kampus-kampus di sana makin gencar mencari mahasiswa internasional, yang ditegaskan oleh Kim Yong Woon, Direktur Korean Culture Center (KCC) Indonesia.
"Banyak universitas di provinsi kesulitan mendapatkan mahasiswa baru, makanya mereka aktif promosi dan memberikan diskon hingga beasiswa," ujar Kim.
Menurutnya, tren ini membuat peluang bagi mahasiswa Indonesia semakin besar untuk diterima di universitas Korea, apalagi jika memilih universitas di luar Seoul.
Berbagai kampus berlomba memberikan keringanan biaya, promosi studi, hingga program beasiswa penuh seperti GKS yang menjadi bentuk nyata dukungan dari pemerintah Korea Selatan.
"GKS itu memberikan tunjangan hingga USD 800 per bulan dan dibarengi kemudahan izin kerja paruh waktu yang legal bagi mahasiswa asing dan dukungan ini bertujuan agar mahasiswa dapat fokus belajar tanpa terlalu terbebani soal biaya hidup," kata ia.
Jalur seleksi dan persiapan dokumen pendaftaran GKS S1 2025
Program GKS membuka dua jalur utama seleksi, yakni jalur Embassy Track yang dilakukan melalui Kedutaan Besar Korea Selatan di masing-masing negara, serta jalur University Track yang dilakukan langsung melalui universitas-universitas Korea yang telah ditunjuk.
Meskipun pengumuman resmi untuk program GKS jenjang sarjana tahun 2025 belum dirilis, calon pelamar sudah bisa mulai menyusun dokumen penting seperti ijazah, rapor, surat rekomendasi, serta esai pribadi dan rencana studi.
Mengingat persaingan yang ketat dan waktu yang terbatas, persiapan sejak awal sangat dianjurkan.
Semua informasi resmi terkait beasiswa ini dapat diakses melalui situs studyinkorea.go.kr atau laman resmi Kedutaan Besar Korea Selatan di Indonesia. Jangan sampai ketinggalan update dari NIIED karena detail jadwal dan format dokumen bisa berubah sewaktu-waktu.