NOTIS.CO.ID - Isu tentang Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia yang berencana masuk sebagai pemegang saham di PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan Grab Holdings kembali menjadi sorotan.
Rencana ini mencuat di tengah kabar merger antara dua platform digital terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai langkah ini bisa memberikan keuntungan besar dari sisi nasional. Dukungan kuat dari Presiden terpilih, Prabowo Subianto, diperkirakan akan memperkuat posisi pemerintah dalam pengambilan keputusan strategis.
Terlebih lagi, GOTO dan Grab sudah menjadi bagian penting dari ekonomi digital Indonesia.
Menurutnya, pengaruh Danantara dalam ekosistem digital tersebut bisa menciptakan keseimbangan dalam pengambilan kebijakan ekonomi yang inklusif dan tidak didominasi asing.
Hal ini menjadi penting di tengah kekhawatiran mengenai potensi monopoli jika penggabungan GOTO dan Grab benar-benar terjadi.
Ekosistem GOTO-Grab Jadi Penopang Ekonomi Digital
GoTo dan Grab bukan sekadar perusahaan teknologi biasa. Keduanya telah menjadi tulang punggung ekosistem ekonomi digital di Indonesia. Dengan jutaan pelaku usaha dan pengguna aktif yang terlibat, ekosistem ini memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Wijayanto menyampaikan bahwa keterlibatan jutaan mitra driver, UMKM, dan konsumen menjadi bukti nyata bahwa ekosistem ini sangat besar dan memiliki potensi untuk berkembang lebih jauh.
"Ekosistem ini secara efektif menghubungkan puluhan juta pelaku ekonomi, dari mulai ojek, taksi, kurir, hingga sistem pembayaran, dengan peluang pengembangan ke depan yang sangat luas untuk sub-sektor ekonomi lainnya," jelasnya dalam keterangan tertulis, dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (10/6/2025)
Bukan hanya soal skala pengguna, tapi juga efektivitas integrasi berbagai layanan. Pemerintah pun didorong untuk ikut serta memastikan bahwa semua pihak yang tergabung dalam ekosistem ini memperoleh manfaat secara adil dan berkelanjutan.
Kepemilikan Nasional dalam Ekosistem Digital Jadi Kunci
Masuknya Danantara ke dalam struktur kepemilikan GoTo sebelum merger dinilai sebagai strategi cerdas. Selain bisa mendapat valuasi saham yang lebih rendah, hal ini juga memberi peluang lebih besar bagi negara untuk mengamankan kepentingannya di masa depan.
Menurut Wijayanto, pengaruh pemerintah di ekosistem digital akan sangat menentukan arah pengembangan ekonomi digital di Indonesia. Terutama dalam mewujudkan prinsip ekonomi kerakyatan yang inklusif.
"Jika ingin mendorong ekonomi kerakyatan yang inklusif, maka mempunyai pengaruh atas ekosistem ini sangatlah penting. Dalam konteks ini, keterlibatan Pemerintah melalui Danantara sebagai pemegang saham merupakan langkah paling praktis untuk memastikan kepentingan Pemerintah dan rakyat terfasilitasi," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa keuntungan investasi akan lebih besar jika dilakukan sebelum merger terjadi.
"Apalagi, masuk sebelum merger akan memberikan keuntungan bagi Danantara dalam bentuk valuasi yang lebih rendah, sehingga return yang didapatkan akan jauh lebih tinggi," tambah Wijayanto.
Antisipasi Pemerintah terhadap Risiko Monopoli
Berdasarkan laporan Bloomberg yang dikutip CNN Indonesia, Danantara saat ini sedang berada dalam tahap awal diskusi dengan GoTo untuk membeli saham minoritas.
Langkah ini diyakini sebagai bagian dari strategi pemerintah dalam mencegah dominasi satu pihak atas pasar digital Indonesia.
Sumber yang memahami pembahasan tersebut menyebutkan bahwa masuknya Danantara bisa menjadi mekanisme penting untuk menjaga kendali nasional atas hasil penggabungan dua raksasa teknologi tersebut.
Grab sendiri dikenal sebagai perusahaan berbasis di Singapura, yang tentu menimbulkan kekhawatiran jika pengaruh asing menjadi terlalu dominan.
Dengan keterlibatan Danantara, pemerintah berharap bisa menjaga keseimbangan dalam kepemilikan serta arah strategis perusahaan hasil merger tersebut.