Penjualan Tesla Model Y Terbaru Lesu Meski Cicilan 0 Persen dan Diskon Besar

Trinita Adelia - Kamis, 15 Mei 2025 - 16:00 WIB
Penjualan Tesla Model Y Terbaru Lesu Meski Cicilan 0 Persen dan Diskon Besar
Logo Tesla - X @Tesla
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Tesla sempat menaruh harapan besar pada peluncuran Model Y terbaru untuk mendorong angka penjualan.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Mobil Listrik andalan perusahaan ini malah langsung mendapat diskon besar dan penawaran cicilan super ringan, yang cukup jarang diberikan pada model baru, apalagi hanya beberapa minggu setelah diluncurkan.

Penawaran pembiayaan Tesla Model Y yang tak biasa

Di Amerika Serikat, Tesla menawarkan bunga cicilan hanya 1,99 persen atau bahkan tanpa uang muka untuk Model Y terbaru.

Sementara itu, pembeli generasi sebelumnya bisa mendapatkan potongan harga hingga US$2.000.

Di beberapa negara Eropa, perusahaan menawarkan cicilan 0 persen dan bonus pengisian daya gratis selama dua tahun di jaringan Supercharger.

Di pasar penting seperti China, konsumen bahkan mendapat skema cicilan 0 persen hingga lima tahun jika membeli sebelum 30 Juni.

Penawaran ini jelas jauh lebih rendah dibandingkan kompetitor. Data dari Edmunds menyebutkan bahwa rata-rata bunga cicilan mobil baru pada April 2025 berada di angka 7,1 persen, sementara untuk Mobil Listrik umumnya di kisaran 5,5 persen.

Bunga 1,99 persen untuk Model Y di AS saja berpotensi menghemat pengeluaran pembeli antara US$4.500 hingga US$6.600.

Namun, sejumlah analis menilai strategi ini justru menjadi sinyal adanya masalah serius. "Kenapa harus langsung memberi diskon dan berbagai insentif sejak awal peluncuran?" ujar Loren McDonald, analis utama dari firma riset EV Paren, dikutip dari Reuters, Kamis (15/5/2025).

Insentif agresif picu kekhawatiran soal permintaan

Langkah Tesla memberikan potongan harga besar serta skema cicilan ringan menimbulkan kekhawatiran bahwa permintaan terhadap Model Y versi terbaru tidak sekuat yang diharapkan.

Tidak seperti pendahulunya yang sempat menjadi mobil terlaris di dunia dan punya waktu tunggu panjang, versi baru ini justru langsung tersedia di banyak pasar dan masuk ke inventaris Tesla indikasi bahwa stok berlebih.

Loren McDonald menambahkan, "Ini tidak masuk akal ketika margin keuntungan Tesla sudah berada di titik terendah dalam beberapa tahun. Ini sangat menunjukkan adanya masalah permintaan."

Kondisi ini diperburuk oleh tren penjualan yang lesu di beberapa wilayah kunci. Di China, menurut data dari Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA), Penjualan Tesla pada April tercatat turun lebih dari 8 persen.

Di Eropa, angka penjualan juga menunjukkan penurunan tajam dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Troy Teslike, peneliti independen yang selama ini memantau Tesla, menyampaikan, "Pengiriman cepat, penawaran bunga rendah, dan angka registrasi kendaraan yang lemah di China dan Eropa semuanya menunjukkan lemahnya permintaan untuk Model Y baru di pasar kunci."

Tantangan Tesla di tengah kompetisi dan tekanan pasar

Tesla menyatakan bahwa turunnya volume penjualan disebabkan oleh proses penyesuaian pabrik dalam memproduksi versi terbaru Model Y.

Namun, di mata investor dan pengamat industri, penjelasan tersebut belum cukup menenangkan.

Tekanan pada Tesla semakin besar, terutama karena janji peluncuran model-model baru yang lebih terjangkau belum juga terealisasi hingga saat ini.

Di sisi lain, reputasi Elon Musk sebagai CEO yang kerap memicu kontroversi juga mulai memberi dampak terhadap persepsi publik terhadap merek Tesla.

Di tengah persaingan ketat dengan produsen Mobil Listrik lain yang terus berinovasi, konsumen kini punya lebih banyak pilihan dengan harga dan fitur yang kompetitif.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements