Amerika Akhirnya Punya Paus, Kardinal Robert Prevost Resmi Gantikan Fransiskus

Trinita Adelia - Jumat, 09 Mei 2025 - 14:10 WIB
Amerika Akhirnya Punya Paus, Kardinal Robert Prevost Resmi Gantikan Fransiskus
ilustrasi gereja - freepik @TravelScape
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Momen bersejarah kembali terjadi di Vatikan setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April lalu, dan kali ini sorotan tertuju pada Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat.

Secara resmi terpilih sebagai pemimpin Gereja Katolik sedunia dengan nama kepausan Paus Leo XIV.

Pemilihan yang berlangsung dalam tiga putaran konklaf ini membawa kejutan besar bagi dunia karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang paus berasal dari Amerika Serikat.

Ribuan umat Katolik menyambut kabar ini dengan penuh emosi di Vatikan dan seluruh penjuru dunia, menyuarakan seruan “Viva Il Papa!”.

Nama Robert Prevost kini menjadi perbincangan hangat di kalangan umat Katolik global, bukan hanya karena asal negaranya, tapi juga karena rekam jejak panjang dan pengaruh kuatnya di wilayah Amerika Latin.

Sejarah baru Gereja Katolik dengan terpilihnya paus pertama dari Amerika Serikat

Robert Francis Prevost, yang lahir di Chicago pada 14 September 1955, bukan nama baru di kalangan Gereja Katolik.

Selama lebih dari empat dekade, ia telah aktif dalam pelayanan gereja baik di Amerika Utara maupun Latin, membuatnya punya pemahaman mendalam soal dinamika umat di dua benua tersebut.

Sebagai Uskup Agung Chicago, Prevost dikenal sebagai pemimpin yang membumi dan aktif dalam membangun komunikasi antar komunitas.

Wilayah keuskupan yang ia pimpin adalah salah satu yang terbesar di Amerika Utara, yang membuatnya terbiasa menangani persoalan keimanan dalam skala besar.

Pada saat diumumkan dari balkon Basilika Santo Petrus, teriakan penuh sukacita dari ribuan umat langsung menggema di Vatikan

Kewarganegaraan ganda dan pengalaman internasional memperkuat legitimasi Prevost

Paus Leo XIV bukan hanya seorang warga negara Amerika Serikat, tapi juga memiliki kewarganegaraan Peru.

Ia pernah menjabat sebagai Uskup Chiclayo di Peru selama delapan tahun, dan selama itu pula ia dikenal dekat dengan komunitas akar rumput.

Tak berhenti di situ, Prevost juga menjabat dalam Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, wilayah yang dihuni hampir 40 persen umat Katolik dunia.

Dengan begitu, ia membawa suara dan pengalaman dari belahan bumi yang selama ini menjadi fondasi penting dalam pertumbuhan Gereja Katolik.

Pengalamannya di dua dunia yang berbeda, baik dari segi budaya maupun tantangan sosial, memberi bekal kuat dalam menjalankan tugas barunya sebagai pemimpin umat Katolik sedunia di era modern ini.

Emosi umat Katolik meledak saat pengumuman Paus Baru

Atmosfer di alun-alun Basilika Santo Petrus berubah menjadi lautan manusia yang dipenuhi emosi saat Robert Prevost diperkenalkan sebagai Paus Leo XIV.

Tangisan haru, pelukan sesama umat, dan teriakan gembira mewarnai pengumuman yang disiarkan langsung oleh Vatican News.

Tak hanya warga Vatikan, turis mancanegara, para rohaniwan, dan bahkan anak-anak turut merasakan aura spiritual yang menyentuh hati.

Momen ini seolah menjadi titik balik harapan umat setelah masa-masa sulit dan kehilangan sosok Paus Fransiskus.

Antusiasme yang terlihat bahwa umat Katolik dunia siap menyambut pemimpin baru dengan tangan terbuka dan semangat pembaruan iman.

Perjalanan karier dan kontribusi besar Prevost sebelum jadi paus

Sebelum terpilih sebagai Paus Leo XIV, Robert Prevost sempat menjabat sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup, sebuah jabatan penting yang membuktikan kepercayaan tinggi dari Tahta Suci atas kemampuannya.

Ia diangkat menjadi prefek pada 30 Januari 2023 dan resmi menjabat sejak April di tahun yang sama.

Karier panjangnya membentang dari keuskupan lokal di Peru hingga posisi penting di pusat administrasi Vatikan.

Tak heran jika banyak pihak melihatnya sebagai sosok yang ideal memimpin Gereja Katolik.

Mendiang Paus Fransiskus pun sempat mengangkatnya sebagai kardinal, yang semakin memperkuat jejak spiritual dan pengaruh Prevost dalam gereja sebelum akhirnya menduduki posisi tertinggi sebagai paus.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements