Mengapa Nastar Selalu Hadir di Meja Lebaran? Simak Faktanya!

Trinita Adelia - Senin, 31 Mar 2025 - 08:00 WIB
Mengapa Nastar Selalu Hadir di Meja Lebaran? Simak Faktanya!
Ilustrasi Kue Nastar - freepik @topntp26
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Lebaran Idul Fitri selalu identik dengan berbagai sajian khas yang menggugah selera, salah satunya adalah Nastar, kue kering yang tak pernah absen dari meja tamu di setiap rumah.

Nastar bukan sekadar camilan manis, tetapi juga memiliki makna mendalam yang berakar dari sejarah panjang serta tradisi budaya yang masih lestari hingga saat ini.

Setiap gigitan Nastar menghadirkan kombinasi rasa, perpaduan antara kelembutan adonan dan isian nanas yang manis asam, menjadikannya simbol kebahagiaan di hari raya.

Asal Usul Nastar Kue Tradisional dengan Sentuhan Budaya Belanda

Sejarah nastar bisa ditelusuri hingga ke masa kolonial Belanda, di mana kue ini merupakan adaptasi dari tart nanas khas Eropa yang dikenal dengan nama "ananas taart".

Tart ini awalnya berbentuk besar dan biasa dihidangkan dalam pesta-pesta perayaan.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tart nanas ini diubah menjadi ukuran kecil yang lebih praktis dan sesuai dengan selera masyarakat lokal.

Nama Nastar sendiri berasal dari bahasa Belanda, yakni "ananas" yang berarti nanas dan "taart" yang berarti kue, menggambarkan identitasnya sebagai kue kering berisi selai nanas yang khas.

Nastar dalam Tradisi Lebaran di Indonesia

Di Indonesia, nastar telah menjadi bagian dari perayaan Lebaran yang diwariskan secara turun-temurun.

Kue ini selalu hadir bersama dengan kastengel dan putri salju, menjadi simbol keramahan bagi tamu yang datang bersilaturahmi.

Lebaran bukan sekadar momen kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga saat yang tepat untuk mempererat hubungan keluarga dan kerabat, dan Nastar menjadi bagian dari tradisi ini.

Rasanya yang manis diibaratkan sebagai doa agar kehidupan di masa mendatang penuh kebahagiaan dan keberuntungan.

Makna Nastar dalam Budaya Tionghoa dan Simbol Keberuntungan

Tak hanya dalam tradisi Lebaran, nastar juga memiliki makna penting dalam budaya Tionghoa.

Di kalangan masyarakat Tionghoa, kue ini disebut "ong lai" yang berarti "buah pir emas", sebuah simbol kemakmuran dan rezeki yang melimpah.

Oleh karena itu, Nastar sering dihidangkan dalam perayaan-perayaan besar seperti Imlek dan pernikahan sebagai harapan agar keberuntungan senantiasa menyertai keluarga yang menyantapnya.

Dengan filosofi mendalam ini, Nastar tidak hanya menjadi kue biasa tetapi juga pembawa harapan baik bagi siapa saja yang menikmatinya.

Mengapa Nastar Selalu Hadir di Meja Lebaran

Ada banyak alasan mengapa nastar selalu disajikan saat Lebaran.

Salah satunya adalah karena Kue Kering memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan dengan kue basah, sehingga bisa disiapkan jauh-jauh hari tanpa khawatir cepat basi.

Salah satu alasan mengapa masyarakat Indonesia selalu menyajikan Nastar dan kue kering lainnya saat Lebaran karena kue kering menjadi simbol keramahan dan kebersamaan, mempererat silaturahmi dengan keluarga dan kerabat.

Kebersamaan inilah yang membuat setiap keping Nastar terasa lebih istimewa, karena dibuat dengan penuh cinta dan kehangatan.

Selain itu kue kering seperti Nastar juga menandai kemenangan setelah sebulan berpuasa.

Rasanya yang lembut dengan isian selai nanas yang khas dengan kombinasi manis dan asam dalam Nastar dipercaya membawa keseimbangan rasa yang menggambarkan perjalanan hidup. Inilah yang membuat nastar selalu menjadi pilihan suguhan untuk tamu yang berkunjung.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements