Baidu Tantang Dominasi AI Amerika Lewat Model ERNIE

Gebrakan Baidu membuka model ERNIE secara global memicu persaingan baru dalam dominasi AI antara China dan Amerika.
Trinita Adelia - Selasa, 01 Jul 2025 - 16:45 WIB
Baidu Tantang Dominasi AI Amerika Lewat Model ERNIE
Bendera Amerika Serikat - Pixabay @Ray_Shrewsberry
Advertisements

NOTIS.CO.ID - China kembali memperlihatkan ambisi besarnya dalam persaingan teknologi global. Melalui gebrakan terbaru dari Baidu, negara tersebut menunjukkan keseriusannya dalam menggeser dominasi Amerika Serikat dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).

Dengan membuka akses bertahap terhadap model bahasa besar (LLM) bernama ERNIE, Baidu mengubah arah perlombaan AI dunia dan memunculkan tantangan serius bagi para pemain besar di industri ini.

Langkah strategis Baidu membuka akses ERNIE bukan sekadar simbol ambisi nasional, tapi juga sinyal keras kepada para pesaing. Pada Maret lalu, Baidu mengumumkan bahwa versi terbaru model mereka, ERNIE X1, mampu menyamai performa DeepSeek R1.

Namun yang mengejutkan, Baidu menawarkan performa tersebut dengan biaya hanya separuh dari kompetitornya.

Banyak pihak percaya bahwa Baidu tengah memainkan strategi jangka panjang yang bisa mempercepat inovasi, sekaligus menekan para penyedia model tertutup dari Amerika Serikat.

Baidu Buka Akses ERNIE Secara Global Sebagai Perlawanan Terhadap Dominasi AS

Dalam lanskap yang selama ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan Amerika seperti OpenAI dan Anthropic, keputusan Baidu untuk membuka model ERNIE menjadi sorotan tajam. 

"Baidu sedang menyemai dunia dengan model AI buatan China," ujar analis AI, Strasmore, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (01/7/2025). 

Meskipun debut Ernie X1 belum seviral DeepSeek saat pertama kali diluncurkan, kehadiran model ini tetap menciptakan gelombang perubahan signifikan.

Dengan menawarkan teknologi sebanding namun lebih murah, Baidu memberi tekanan nyata kepada para penyedia model AI yang menerapkan harga premium.

"Ini bukan sekadar kisah AI dari China. Setiap kali perusahaan besar membuka sumber model yang kuat, hal itu meningkatkan standar untuk seluruh industri," kata Sean Ren, profesor madya ilmu komputer di University of Southern California dan Peneliti AI Terbaik Tahun Ini dari Samsung.

Ren juga menyebut langkah ini bisa menjadi faktor pendorong bagi penyedia seperti OpenAI dan Anthropic untuk lebih transparan dan kompetitif dalam harga maupun fitur.

Model Open-Source ERNIE Bisa Ganggu Dominasi AI dari Barat

Keputusan Baidu untuk mengadopsi pendekatan open-source dinilai sebagai langkah yang berani sekaligus penuh perhitungan.

Dalam pandangan banyak pakar industri, keputusan ini bukan hanya untuk mendorong adopsi teknologi secara lebih luas, tapi juga sebagai strategi menekan pesaing dengan cara yang tak biasa.

"Baidu baru saja melemparkan bom molotov ke dunia AI," kata Alec Strasmore, pendiri konsultan AI Epic Loot.

Strasmore menambahkan bahwa pemain-pemain besar seperti OpenAI, Anthropic, dan DeepSeek kini dihadapkan pada kenyataan baru.

"OpenAI, Anthropic, DeepSeek, semua orang yang mengira mereka menjual sampanye terbaik akan menyadari bahwa Baidu memberikan sesuatu yang sama hebatnya," ujarnya.

"Ini bukan kompetisi, ini adalah deklarasi perang terhadap harga," kata Strasmore.

CEO Baidu, Robin Li, bahkan menegaskan bahwa strategi ini bertujuan untuk mendorong kemajuan teknologi secara lebih inklusif.

"Kami ingin para pengembang bisa membangun aplikasi terbaik tanpa dibatasi oleh biaya dan alat," ujarnya dalam forum teknologi April lalu di China.

Dampak Baidu Mungkin Belum Terasa di AS, Tapi Dunia Mulai Bereaksi

Meski sebagian analis di Amerika Serikat menganggap langkah Baidu tak terlalu berdampak di pasar domestik, efeknya secara global tetap dinilai signifikan.

Rendahnya eksposur publik AS terhadap Baidu membuat langkah ini belum mendapat perhatian penuh di sana, tetapi pengaruhnya terhadap ekosistem teknologi dunia tak bisa diabaikan.

"Kabar Baidu menjadi open-source kemungkinan besar tidak akan berdampak besar," kata Cliff Jurkiewicz, Wakil Presiden Strategi Global di Phenom, perusahaan AI untuk sektor SDM.

Ia menambahkan, "Kebanyakan orang di AS bahkan tidak tahu bahwa Baidu adalah perusahaan teknologi asal China."

Meski begitu, para pelaku industri di belahan dunia lain mulai melihat Ernie sebagai alternatif serius terhadap model-model eksklusif dari Barat.

Dengan mengedepankan transparansi dan harga terjangkau, Baidu secara perlahan mulai menggoyang keseimbangan kekuatan dalam industri AI global.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements